EKSTRA PART

103 6 0
                                    

Oooeeek... Oeek... Oeeeekkk....!!!

Tangisan melengking dari bibir kecil sang bayi itu seperti nada baru dalam dalam kehidupan Alder dan Chyra.

"MBIINNN...!!! INI BABY NANGIS LOHH...!!!" Teriak Alder panik sambil memomong bayi seputih susu, dalam geongannya. Bibir kecil nan ranum itu bergetar karena tangisan, membuat Alder semakin merasa kasihan.

Rhaigenta Gardanish Lazuardi, atau biasa dipanggil baby. Baby mungil nan tampan itu terlahir normal di Korea, saat usia kandungan Chyra tujuh bulan. Saat itu mereka terbang ke Korea, hingga Chyra melahirkan disana dan ditangani langsung oleh sang ibu, Seona. Lalu mereka kembali ke Indonesia saat usia Baby satu bulan.

"MBIIIIN...!!! " Teriak Alder lebih keras karena Chyra tidak kunjung datang.

Lalu terdengar suara Chyra tertawa seraya menghampirinya dari dapur, "sayangnya bunda kenapa nangis hmmm..." Chyra mengambil alih tubuh kecil yang terbalut selimut kecil itu dan menciumnya. Usia Baby baru menginjak dua bulan, selalu bergerak aktif membuat Chyra memekik gemas pada bayi kecilnya.

Alder berdecak malas karena setiba di pangkuan Chyra tangisan di bibir kecil baby langsung berhenti dan terganggu oleh raut wajah polos seraya memainkan lidahnya.

"Ayah jahatin baby ya? Kok tadi sama ayah nangis sekarang enggak sii..." Tutur Chyra pelan disusul ciuman lembut di pipi sang anak.

"Astagfirullah, mbin. Kok nuduh aku gitu sii, mana tega aku jahatin baby." Lihat, suaminya Chyra protes, memang siapa yang mau nerima dituduh yang enggak-enggak. Semakin kesal karena Chyra tersenyum jahil meledeknya.

"Ya kamu, Der, katanya mau main sama baby. Kok malah nangis dia?"

"Ya dia mungkin gabisa jauh dari kamu, aku juga sii hhe..." Alder tersenyum menampakkan deretan gigi putih dengan gigi tengah menyerupai kelinci, sangat lucu.

"Dih, malah gombal. Masak gih, aku mau nidurin baby."

"Males ahh, aku gabisa masak, yang."

"Telfon Neon kalo gitu, masakan dia enak." Chyra berseringai menatap suaminya.

"Enak aja si bohlam. Gak. Gue yang masak deh..." Cebik Alder langsung sensitif mendengar Chyra menyebutkan nama temannya. Ya, Alder cemburu karena Neon selalu benar di mata Chyra. Dan sialnya Chyra juga suka meminta bantuan Neon. Kan Alder merasa tidak bisa diandalkan, istrinya itu seperti lebih membutuhkan Neon ketimbang dirinya.

"Maaf ya ayah, kan bunda mau tidurin baby." Chyra tersenyum imut.

"Mmm... It's okay." Alder berjalan hendak ke dapur, tapi langkahnya berhenti di dekat Chyra. "Tapi abis itu tidurin aku yaa..."

"Alder ihh!" Pekik Chyra pelan tapi penuh penekanan, tidak bisa berteriak atau menabok sang suami karena sedang menggendong baby yang kini sudah terlelap dalam tidur.

Cup!
Alder terkekeh geli seraya berlari ke dapur setelah mencuri ciuman di pipi Chyra.

***

15 tahun kemudian ~

"MBUUUN...!!! SEPATU RHAIGEN MANAAA?!!! LIAT GAAA?!!!" Teriak seorang anak remaja dengan suara lembut tapi melengking di pagi hari.

Chyra menghela nafas seraya menghentikan tangannya yang sedang mengaduk segelas susu.

"MBIIINN...!!! AKU LUPA NYIMPEN DASI...!!! YANG WARNA SILVER ITU TUHHH...!!!" Teriakan ini jauh lebih legend, siapa lagi kalau bukan Alder yang semakin hari semakin pikun.

Chyra meraup wajahnya frustasi di pagi hari, belum juga makan, sudah disuguhi hal yang memuakkan. "Anak sama bapak sama-sama pikun, pake yang lain aja bisa kan?!!!" Dengus Chyra yang hampir setiap hari direpotkan dengan hal seperti ini, dua laki-laki tersayangnya itu terlalu teledor dalam menyimpan sesuatu.  sabar cantik, pahala ibu rumah tangga itu besar lohh.

WORTH IT [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora