WORTH IT -23

63 7 1
                                    

Seorang gadis bak bidadari memasuki kelas dengan anggun, wajah datar yang semakin menambah kesan anggun dan cantik. Gadis bergaya k-style dengan nuansa cewek bumi berhasil membuat semua orang bungkam.

Apalagi Alder dan Chyra, pasutri itu saling menoleh dengan mata mereka sama-sama membulat. Yang menjadi murid baru pagi ini adalah Nirgadish Tashalia atau Gadish.

Chyra menyikut suaminya dan tersenyum sumringah, ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Kehadiran Gadish akan membuatnya tidak kesepian. Karena Chyra belum mendapatkan teman, setiap di sekolah ia selalu bersama dengan Alder. Alder juga jadi meninggalkan circle-nya demi menemani sang istri.

Gadis sepupu Alder itu  tersenyum tipis ke arah pasutri itu, sedangkan Chyra dan Alder berusaha menahan tawa.

"Si janda ngapain kesini?"

"Dia kan gabisa jauh dari gue." Ucap Chyra dengan pedenya

"Pede, dia pasti mau ikut kakak sepupunya." Alder menusuk pinggang Chyra dengan jarinya, Chyra yang merasa geli dan kaget membuatnya tersentak. Kaki Chyra menendang meja membuat sedikit keributan, hal itu membuat beberapa pasang mata menyorot ke arah mereka.

"Heh kalian!! Jangan membuat keributan! Nanti saya kawinin, mau?!" Pak Bayu melotot namun tidak seram sedikitpun, justru hal itu lucu Dimata Alder.

"Maaf, pak." Alder cengengesan tanpa dosa.

Chyra tertawa tanpa suara dengan mulut di tutupi dengan tangan.

"Saya udah kawin dong pak, emangnya bapak bujang lapuk" bisik Alder di telinga Chyra. Ucapan Alder benar, pak Bayu belum menikah, padahal usianya sudah tiga puluh empat tahun.

"Laknat lo emang!" Desis Chyra seperti berbisik juga.

Kaldera Ranggi Lazuardi memang sudah mendapatkan gelar murid laknat di sekolah ini, ia juga memiliki musuh yaitu guru BK. Lebih tepatnya, Burik.

Kembali pada suasana depan kelas, Gadish masih terdiam dengan wajah datar, padahal ia saat ini sedang menahan tawanya. Tingkah sahabat dengan sepupunya itu benar-benar membuatnya ingin tertawa.

"Nak, silakan kamu perkenalkan diri kamu"

Gadish menoleh pada pak Bayu. "Terima kasih, pak." Angguk gadish. Ia tersenyum lalu menghadap ke arah siswa-siswi yang tengah memperhatikannya.

"Morning, everyone. I'm Gadish, I'm from Jakarta."

"Nah, Gadish ini pindahan dari SMA Gracia, kemarin murid baru juga dari sana ya? Kalo ga salah di kelas ini. Bisa tunjuk tangan?"

"Chyragadh, pak!" Dengan antusias gadis cantik itu tunjuk tangan menyebutkan namanya.

"Oh iya, Chyragadh. Kalian saling kenal?"

"Enggak, pak." Jawab Chyra ringan tanpa dosa, matanya menatap Gadish yang terkejut mendengar jawabannya.

Sedangkan di samping Chyra, Alder tengah telungkup di atas meja dengan bahu berguncang menahan tawanya. "Temen macam apa lo ini?"

Chyra ikut tertawa,"biarin lah, pak uyab banyak tanya ntar."
Memang benar adanya, pak Bayu itu memiliki rasa kepo yang kronis. Mungkin ia salah profesi, harusnya ia menjadi seorang wartawan bukannya menjadi guru.

Gadish di persilahkan untuk duduk. Alder mengalah, ia mundur ke tempat Neon dan membiarkan Gadish duduk di samping Chyra. Meski begitu ini hanya sementara.

"Der, padahal lo gausah pindah. Biarin tuh cewek duduk sama gue, gue kan di bangku cuma sendiri."

"Modus, lo."

"Cakep banget soalnya" Neon terkekeh kecil.

Dua gadis itu saling tengok, dan tersenyum. Gadish menonjok pelan lengan Chyra, sedangkan sasarannya itu terkekeh geli.

WORTH IT [END]Where stories live. Discover now