WORTH IT -36

53 7 0
                                    

Malam itu Chyra sendirian di kamar, Alder sedang mengantar Ragadh ke bengkel karena mobilnya sudah harus diservis. Sedangkan Nana berada di lantai bawah.

Samar-samar terlihat ada bayangan bergerak di jendela kamar. Chyra kembali fokus pada ponselnya. Kalau ini terror udah pasti Rudy -- batinnya, ia tidak ingin memikirkan ini.

PRANGG....!!!
Bunyi itu sangat keras, membuat Chyra terkejut. Chyra mengedarkan pandangannya. Ia lalu menuju ke lantai tiga untuk mengintip. Dengan mengendap-endap di ruangan yang cukup gelap. Ia mengintip ke arah jendela. Ternyata ada satu pot bunga yang hilang. Ia terus mengintip tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan. Chyra yakin pelaku terror itu bersembunyi di balkon lantai dua.

Drrrtt... Ponsel Chyra bergetar, panggilan suara masuk. Ia melihat nama Nana yang bertengger, ia pun mengangkatnya.

"Hallo, aunty?"

"Chyra, ada yang mengetuk pintu. Tapi aunty liat gaada."

"Aunty tenang dulu, jangan buka pintu ya."

"Iya, cepat turun. Aunty takut..." Dari suara Nana terdengar jelas wanita itu sangat ketakutan.

"Iya..." Chyra lalu turun ke lantai bawah masih menyambungkan panggilannya. Setelah bertemu dengan Nana, baru ia putuskan. Chyra duduk di samping Nana yang terlihat sangat ketakutan.

"Tadi ada yang ngetuk pintu lagi..." Adu Nana.

"Aunty aman kok sekarang..." Chyra memeluk Nana.

"Chyra mau liat dari cctv, nanti Chyra telpon aunty kok. Chyra mau ke kamar lagi ya..."

"Aunty juga mau ke kamar..." Nana langsung bangkit lalu ngibrit ke kamarnya.

Chyra juga langsung berlari ke kamarnya, sampai di sana ia langsung membuka laptop Alder untuk melihat rekaman cctv yang terpasang setiap sisi balkon dan rooftop.

Bukan satu orang yang menerornya, ada dua orang yang kini sedang mengawasi rumahnya. Mereka berada di balkon lantai tiga, dua pria dengan penutup wajah itu sedang membawa jaring.

Ia melihat di balkon kamar ada sebuah buket bunga yang tergeletak. Gadis itu berseringai saat mengetahui strategi penjahat itu. Lo mancing gue pake buket, kalo gue keluar lo lemparin jaring ke gue. Pinteeer...--

Chyra langsung mengirimkan pesan kepada Nana.

Aunty, tolong siapin
Air panas, lalu
Anterin ke kamar Chyra...

Aunty 💞
Ngapain?

Cepetan aunt,
Ini penting.

Aunty 💞
Yaudah

Chyra menghela nafas, ia melihat dari cctv, sepertinya dua orang itu sedang menunggu.

"Chia..." Nana tiba di kamar Chyra dengan tangan membawa termos.

"Panas gak airnya?"

"Panas kok, air mendidih baru dimasak tadi."

"Good job, aunty!" Chyra memberikan wing eyes pada Nana.

"Aunty bawa laptop, Chia bawa termos. Ayo ikut Chia!" Chyra berjalan ke lift.

"Ngapain? Aunty takut..."

"Mau ngajak mereka ngopi."

"Aaa... Kamu gila ya?!"

"Aunty nurut aja ama Chia, Chia gak akan macem-macem kok..."

Nana hanya bisa pasrah saja dengan Chyra. Ia yakin keponakannya tidak akan macam-macam.

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang