WORTH IT -34

55 6 0
                                    

"aunty sama abang tinggal di sini aja... Jangan khawatirkan soal tempat tinggal. Kalian bisa leluasa di lantai bawah. Jangan sungkan ya..."

"Iya, sayang. Terima kasih ya nak."

Alder mengangguk, ia merasa kasihan pada keluarga barunya saat ini. Alder bisa melihatnya dengan jelas raut wajah mereka yang kecewa, terlebih Chyra. Ia bisa merasakan bahwa istrinya benar-benar kacau. Yang Alder takutkan, Chyra akan meninggalkannya setelah utang itu lunas. Apalagi Chyra pernah bilang bahwa uangnya sudah hampir terkumpul untuk membayar utang padanya.

Chyra dari tadi hanya terdiam, menatap nanar pada tempat sendok yang berada di tengah meja. Dari tadi ia berpikir, andai Rudy tidak berbuat sekeji itu, ia pasti masih bisa berlari dengan bebas mengejar mimpinya. dan karena apa Rudy melakukan itu? Apa karena hanya sekedar bersenang-senang? Atau ada sesuatu di balik semua ini? Entahlah, Chyra merasa semakin kacau memikirkan ini.

Chyra memijat pangkal hidungnya, tiba-tiba ia teringat dengan ucapan Alder yang pernah berkata bahwa Chyra tidak perlu kuliah, sedangkan Chyra sangat ingin kuliah dan mengejar mimpinya. Namun, menjadi istri Alder dan menemaninya setiap saat juga memiliki kebahagiaan tersendiri. Gadis itu tak kuasa menyaksikan perdebatan di dalam kepalanya.

Di bawah meja, Alder menggenggam tangan istrinya dan mengusap punggung tangan yang halus itu. Istrinya itu menolehnya, keduanya saling bertatapan mata.

Selesai makan, Chyra langsung pergi ke lantai atas. Menuju ke lantai tiga, ke kamar favoritnya. Gadis itu membuka laci kulkas rahasia Alder dan mengambilnya sebuah eskrim cone rasa cokelat.

Gadis itu memakan eskrim dengan pelan seraya berdiri di depan dinding kaca, menatap pemandangan lampu malam yang terhampar.

"Mama... Chia kangen, Chia pen ketemu mama." Lirihnya pelan, ia menunduk. Bola matanya memanas, lantas tetesan bening dan suci meluruh perlahan. Sesuci cintanya pada sang ibu yang sangat ia rindukan.

Chyra sedikit terkejut karena Alder memeluknya dari belakang.

"Kenapa nangis, hm?"

"Kangen mama..." Chyra mendekap erat tangan Alder yang melingkari pinggang kecilnya.

"Bocil..."

"Bocil mana ada yang pernah ciuman."

"Kode nih?" Alder memutar tubuh Chyra, menjadikannya berhadapan.

"Enggak, lo nya aja yang geer." Nampaknya Chyra sedang turun mood, terasa saja dari cara dia berbicara dan tatapan yang sedikit menghindar.

Eskrim yang di pegang Chyra perlahan meleleh, menetes ke tangan Alder. Istri Alder itu membiarkan eskrim nya dan malah melamun.

"Ra, eskrim nya meleleh ke tangan gue. Plis lo jan ngelamun deh."

Dengan cepat Chyra memakan eskrim nya, dan tersenyum.

"Ini di tangan gue, lo harus tanggung jawab." Alder mengasongkan tangannya.

"Manja banget, padahal tinggal jilat." Chyra mengelap eskrim di tangan Alder dengan kaosnya.

"Nggak ikhlas ya, lo?"

"Ssshhh... Udah ah, gue males debat!" Chyra langsung menjauh dari Alder dan kembali menatap pemandangan kota.

"Ra, gue mau bir." Ucap Alder mendekat ke arah istrinya.

Chyra terdiam mengabaikan suaminya dan lebih fokus dengan eskrim nya.

"Boleh kan?"

"Gaboleh, Der..." Istrinya itu menghela nafas panjang, ia benar-benar harus bersabar.

"Kenapa gak boleh? Gue minum sehat-sehat aja..." Alder mengerucutkan bibirnya dengan tangan memilin kaos putih yang Chyra kenakan.

"Gue bilang gaboleh juga! Lo mau nambah beban pikiran gue?!" Ucap Chyra dengan intonasi sedikit naik.

"Oke, gue ga minum bir. Asal gue mau bibir."

Chyra mendelik cepat ke arah suaminya.

"Gue mau cium, mau cuddle, itu doang..." Rengek Alder mengutarakan isi hatinya.

Chyra tersenyum, otak miringnya muncul untuk menjahili suaminya. Chyra kembali pada eskrim nya tak meladeni Alder yang bermimik melas. Gadis itu malah meledeknya dengan memainkan bibirnya nakal.

"Raa...! Ga guna banget cipokin eskrim..." Rengeknya dengan wajah sudah seperti emoji menangis. Laki-laki itu menyingkirkan eskrim dari bibir Chyra dan langsung menggantikan posisi eskrim itu dengan bibirnya.

Chyra terkejut karena serangan tiba-tiba ini, ia mulai sedikit kewalahan mengimbangi ciuman yang Alder berikan. Chyra menjatuhkan eskrim nya dan langsung mengalungkan tangannya pada leher Alder.

Setelah cukup lama, Chyra mendorong dada Alder dan membuang nafas kasar ke arah samping. Chyra kehabisan oksigen, nafasnya naik-turun sambil menoleh ke arah samping. Kesempatan Alder untuk menyosor leher jenjang miliknya.

Chyra langsung terdiam menahan tenggorokannya agar tak mengeluarkan suara lenguhan dan semacamnya, tentunya hal itu sangat berbahaya karena Alder sedang agresif. Tingkahnya nanti seperti tikus memanggil kucing.

Namun, tetap saja Chyra tak bisa menahan suara laknat itu tatkala Alder meraba punggungnya dengan tangan masuk ke dalam kaos Chyra. Alhasil, Alder tersenyum miring padanya.

Mama...!--
Jerit Chyra dalam hati, entah kenapa ia sangat sulit untuk mengucapkan apa-apa, tenggorokannya terasa kelu, sehingga yang keluar dari mulutnya hanyalah panggilan surga untuk Alder.

"Jan tinggalin gue, Ra..."

Chyra mengangguk, ia meremas kaos yang Alder kenakan saat Alder menciumnya cukup kasar, sepertinya Alder sedang tidak stabil. Ia biasa begitu saat mood-nya tidak baik.

"Gue gamau lo pergi..."

"Gue ga akan ning- nghh...!" Lenguh Chyra saat Alder kembali mencium bibirnya.

Suara Chyra begitu halus seperti embusan angin surga yang meniup bara di dada Alder. Membuatnya semakin panas.

Alder menarik tubuh Chyra agar terjatuh ke kasur bersamanya. Saat Alder mulai meng-'intro' Chyra mulai tak sadar apa yang terjadi. Pikirannya tiba-tiba melayang setiap kali Alder menelisik setiap tubuhnya.

Dan terjadi lagi...

***

Istighfar dulu besti 😂
Maafin umin yang telah mengotori pikiran kalian yang masih polos...

Atau maaf kalo kurang dapet feel buat yang udah legend 🤭

Fyi, umin kalo nulis begituan biasanya lagi frustasi 😂

Jangan ditiru, kalian lampiasin aja ama hal positif, dan semoga kalian gak pernah frustasi 😊

Buat yang suka ama kalimat yang dilengkapi huruf 'H' di ujung kata 🙊
atau istilah istilah 'adik' eh🙊
😂
Umin mohon maaf gak bisa bikin begituan, mental umin Masih lemah buat ngetik itu.
Yang ada malu sendiri dan gamau publish

Oke sekian...

🌹

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang