WORTH IT -12

66 11 0
                                    

Masih di hari yang sama,  bell berdering menggetarkan seantero SMA Gracia, para siswa pun mengisi jam istirahat mereka dengan pergi ke kantin untuk mengisi perut, ada pula yang bermain ke taman atau berdiam di kelas, tergantung mereka ingin mengisi jam istirahat sesuka hati.

Chyra malah terdiam setelah mendengar bell berdering, ini suatu pertanda bahwa Nana akan segera menjemputnya, dan Chyra tidak akan bersekolah lagi disini terlihat dengan kentara perubahan air muka Chyra, sorot matanya kini sayu dengan tatapan kosong.

"Ra, kantin kuy! Gue mau makan"  Gadish Namun tak mendapat respon dari sang empu.

Saat melamun Chyra memang seperti orang tak sadar, jiwanya terhanyutkan oleh arus pikirannya yang deras .

"Ayo, gue mau makan! Ini Dede cacing udah pada demo" gelayut Gadish manja kepada Chyra, tak ayal di lengkapi dengan mata bling-bling ala anime Jepang. Namun nihil, gadis itu masih bergeming dengan pikirannya.

"Eh, Chyragadh Lazuardi, cepet!" Sikut Gadish merasa sebal karena Chyra mengabaikannya. Alhasil Chyra terkejut sampai-sampai tubuhnya terlonjat seperti  orang  tersengat  aliran listrik.

"Ke kantin ayok! Ini para penduduk perut gue uda pada protes minta sumbangan" kesal Gadish dengan bibir mengerucut.

"Yaudah ayok..."

Seperti biasa mereka memesan makanan favorit yakni bakmi pedas, siomay Bandung, dan minumnya jus stroberi. Soal makanan Dua gadis ini sangat kompak.

Seperti yang orang katakan, biasanya orang berpostur tubuh kecil memiliki daya makan yang tinggi dan cenderung banyak. Dan benar, Chyra dan Gadish buktinya.

Di tengah asyiknya makan, Aerzam datang, "boleh gue duduk?"

"Duduk aja..." Jawab Gadish karena Chyra sedang berada di tengah-tengah menyeruput bakminya, Aerzam tersenyum gemas melihat Chyra, gadis itu hanya tersenyum dengan alis terangkat.

"Ra, kemarin lo di jemput siapa?" Aerzam menatap manik mata Chyra.

Chyra berdeham lalu meminum jus stroberi miliknya sambil memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan kepada Aerzam.

Belum juga menjawab, tiba-tiba ponsel berbunyi, sebuah notifikasi pun Chyra manfaatkan untuk menghindari pertanyaan dari Aerzam.

Aerzam berdecak sebal mengapa ponsel Chyra begitu mengganggunya dari kemarin.

Chyra melihat pesan dari Nana.

Aunty

Chyra, aunty udah di sekolah.
Kamu  cepat temuin aunty
Aunty di ruang kepsek.

Melihat pesan dari Nana Chyra menggigit bibirnya, detak jantungnya mulai menderu dengan nafas memburu.

"Lo kenapa, Ra?"

Chyra hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Gadish, gadis itu menatap dua temannya bergantian.

"Gue ada urusan" ucapnya lalu menyesap jus-nya dengan cepat.

"Urusan apa si, Ra?" Aerzam menatap heran

Tanpa menjawab gadis itu lalu pergi dengan langkah tergesa-gesa.

apa jangan-jangan Alder ya? Hubungan mereka apa si? Alder bilang dia mau nikah? Apa ceweknya Chyra? Tapi kok Chyra ga cerita apa-apa ke gue?-- Gadish menerawang ke arah Chyra pergi, gadis itu berpikir keras tentang ini, Chyra itu sahabatnya dan Alder sepupunya.

"Eh, Chyra kenapa si Dish?" Tanya Aerzam penasaran

Gadish hanya menggeleng sebagai jawaban

***

Di ruangan seluas 4 meter persegi, Chyra duduk terdiam dengan kepala menunduk, keputusan Nana memindahkan Chyra sekolah itu sudah di setujui oleh pihak sekolah. Nana juga bisa langsung membawa Chyra pergi dengan alasan hebat yang Nana buat.

"Sangat disayangkan,  padahal ananda Chyragadh ini sangat baik dalam belajar, ananda juga aktif dalam tanya jawab..." Bu Risma selaku wali kelas Chyra mendesahkan  nafas panjang.

Chyra tak berani mendongakkan kepalanya, ia sangat dekat dan menjadi murid kesayangan Bu Risma dalam pelajaran bahasa nya, rasanya sulit bagi Chyra untuk mencuri hati seorang guru.

"Kalau begitu kita pulang, sayang..." Rangkul Nana hanya dibalas anggukan dari Chyra.

Gadis itu berjalan menuju ke kelas dengan perasaan melayang, bukannya ia lemah namun ia tak ingin jauh dari Gadish. Bagaimana reaksi Gadish nanti saat ia berpamitan? Ah... Tak bisa di bayangkan seperti apa.

Chyra tiba di kelasnya, gadis itu menuju ke bangku untuk mengambilnya tas nya

"Loh, mau kemana lo, Ra?" Tanya Gadish dengan intonasi tidak santai. Ini belum waktunya pulang, namun kenapa sahabatnya itu membawa tas?

Tak memberikan jawaban untuk Gadish, Chyra pun berjalan ke depan kelas.

Tentunya hal itu menjadi pusat perhatian murid yang lainnya terutama Gadish dan Aerzam yang saling tengok tak mengerti.

"Guys, maafin gue ya, gue pasti banyak salah sama lo pada. Gue mau pindah sekolah, semoga lo semua ga lupain gue"

"Apaan si, Ra? Ga lucu tau!" Dengan cepat Gadish mendekat ke arahnya dan menggenggam tangan Chyra erat.

"Plis, Ra. Lo jan becanda!" Gadish mengguncang bahu Chyra.

"Gue serius, maafin gue ya, Dish...." Tatap Chyra dengan mata memanas.

"Lo kenapa si...?" Tangis di bibir Gadish tak tertahankan, air mata itu meluruh seketika.

"Nanti lo juga tau, Dish. "Chyra menepuk bahu Gadish lalu berjalan hendak pergi.

Namun langkahnya terhenti karena Aerzam menarik tangan Chyra dan menenggelamkan gadis itu ke dalam pelukannya.

Suasana di kelas langsung ramai oleh jeritan para gadis yang dibuat baper oleh adegan yang Aerzam lakukan.

Gadis yang berada dalam pelukannya itu tersenyum, tangannya melingkari tubuh Aerzam dan membalas pelukan itu lebih erat.

Keduanya melepas pelukan lantas beradu pandang, "makasih buat segalanya..."

Laki-laki itu tersenyum mengangguk, "bestfriend for-?"

"Ever!" Sahut Chyra cepat, keduanya tergelak.

Akhirnya Chyra pulang, dan besok ia tidak bersekolah lagi disini.

Ia akan bersekolah di sekolah yang Alder tempati, ia harus bersedia menghadapi suasana baru. Di tempat yang berbeda dengan tokoh yang baru, Alder.

Ya laki-laki itu yang nanti akan menemaninya setiap saat. 24/7 with Alder, mungkinkah akan menjadi judul baru dan lembaran hidupnya, alur hidup yang tak pernah ia duga sedikitpun.


Bagaimanapun nanti kedepannya, Chyra selalu berdoa dan meminta yang terbaik untuknya. dan jika ini  memang yang terbaik, Mana mungkin tuhan menakdirkan yang tidak baik pula untuknya.

Chyra yakin Tuhan tidak pernah tidur, tuhan itu maha penyayang, tidak mungkin ia di telantarkan. Chyra selalu yakin, ada sesuatu di balik semua ini.

Jangan takut Chyra, Godbless you always--
Batinnya menguatkan diri

"Sayang, Alder sudah ada di rumah kita ingin ketemu kamu. Kangen katanya" beritahu Nana dengan sorot mata nakal

Namun ucapan itu hanya di balas anggukan kecil dari Chyra

***

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang