WORTH IT -17

52 8 1
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya, Chyragadh Gardanish binti Sigit Gardanish dengan maskawin berikut dibayar tunai!"

"Bagaimana para saksi, sah?"

"SAH!!!"

Semua terlarut dalam do'a,  Chyra tertunduk menjatuhkan air matanya.

Suara lantang Alder yang telah mengucapkan janji suci untuknya, ia telah resmi menjadi istri seorang Kaldera Ranggi Lazuardi. Seluruh kehidupannya kini telah bersandar pada suaminya, selama janji suci itu masih ia pegang.

Chyra tak bisa menghindari semuanya, kini ia dan Alder telah terikat dengan Dua kalimat suci. Kalimat indah yang harus mereka pegang erat-erat.

Chyra mengusap air matanya dan mendongkak, ternyata Alder tengah berjalan ke arahnya untuk menjemput sang istri ke pelaminan.

Chyra membalas senyum manis Alder yang tak lepas ia tarik. Dua remaja yang kini terbalut busana megah khas pengantin, Chyra dengan gaun putihnya, dan Alder tuxedo hitamnya. Benar-benar serasi. Dan yang membuat gemas adalah, wajah mereka terlihat baby face.

Dua remaja itu berjalan bergandengan menuju ke pelaminan. Langkah kaki yang anggun seirama menapaki red carpet yang menjulur di hiasi bunga-bunga di sampingnya. Lagi-lagi wajah imut mereka menjadi bahan potretan tamu undangan yang hadir, meski hanya keluarga dan kerabat dekat. Namun pesta dibuat sebaik mungkin, dan semewah bak pernikahan Puteri raja.

Chyra melihat Gadish tengah mengarahkan kamera padanya, dengan peka Chyra menyikut Alder dan memintanya tersenyum ke arah Gadish. Dua sahabat itu saling melambaikan tangan.

Gadish tersenyum mengangguk, gadis itu sangat cantik mengenakan dress putih.

"Ra, lo cantik banget..." Alder tak tahan untuk tidak memuji kecantikan istrinya.

"Makasih. Hehe..."

"Lo ga puji gue?"

"Nggak tuh,  biasa aja."

"Astagfirullah. Ra, gue ini ganteng lohh..."

"Terus?" Sekuat tenaga Chyra menahan tawanya.

"Awas tar malem lo!"

Deg!!!

Chyra langsung terdiam, merasa tertampar oleh ucapan suaminya. Apalagi Alder kini tengah ber-smirk.

"Kicep kan lo??" Alder tersenyum tengil.

Sedangkan Chyra masih bergeming.
Kayaknya gue udah beda alam deh, ini di negeri orange kan?--

***

Chyra menatap wajah ibunya.

Ada rasa haru yang mencuat dari keduanya. Seona tak percaya ini, anaknya yang telah memakai gaun putih dan Tiara yang bersinggahsana agung di kepalanya. Dan gadis kecilnya telah di miliki orang lain. Seona telah lepas tanggung jawab atas putrinya, namun bukan berarti ia membiarkannya.

Pernikahan yang kabarnya menarik air mata kesedihan, pernikahan berdasarkan utang. Semoga tak seperti yang di pikirkan. Semoga semuanya baik-baik saja.

Ibu mana yang tak khawatir melihat anaknya yang kini mulai berlayar di depan gulungan ombak? Semoga saja Chyra bisa seperti pemain selancar, yang mampu mempermainkan ombak kehidupan dan menjadi pemenangnya. Seona yakin, Chyra adalah sosok yang kuat.

"Ma?"

Seona menakup wajah Chyra yang segaris dengannya. Wajah yang kini tengah menahan tangis sampai matanya membias.

"Mianhee... " Ucap Chyra berbahasa ibunya, meski tak banyak yang ia ketahui. Gadis itu tak kuasa untuk terus menahan air matanya.

Seona langsung menarik Chyra kedalam pelukannya. Air matanya turut meluruh membasahi punggung Chyra yang kini tengah memeluknya. "Patuhlah padanya, sayang. Dia suamimu. Kami akan melunasi utangnya, tapi kamu harus tetap bersamanya. Jangan jadikan dirimu barang tebusan, sayang. Permata hati mama tidak untuk di perjual belikan."

Chyra hanya mengangguk, lidahnya kelu tak mampu berkata apapun. Mereka berpelukan selayaknya dua keping hati yang saling melengkapi, mereka adalah belahan liontin cinta tuhan yang mengatup.

"Adeknya abang..."

Chyra menoleh, kini ia menangkap seseorang tersenyum manis padanya. Langsung saja Chyra menyerang Ragadh dengan pelukan manjanya.

Air mata Ragadh meluruh saat ia memeluk Chyra yang sudah dulu menangis dalam dekapannya.

"Chyra sayang abang..."

"Abang juga sayang banget sama Chyra..."

***
Short banget part ini 😳

Maaf kalo feel-nya kurang dapet.

Umin paling gabisa baperin orang.
Yang baper ama part ini hatinya ga manusiawi, tapi selembut malaikat.

Ngawur!

***

Oh ya, part selanjutnya itu first night. Hayo kalian mikirin apa?

😂

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang