WORTH IT -30

79 10 25
                                    

"inget, lo jangan peduliin mereka! Bodo amat aja lo di katain apapun" ucap Alder sebelum mereka turun dari mobil.

"Iya, Der iyaa..." Chyra mengangguk sambil membuka seatbealt-nya.

Mobil mewah itu menyingkap, dan tampaklah pasangan suami-isteri itu di dalam mobil. Mereka berdua lalu turun dan langsung berjalan bergandengan menuju ke kelas.

Desas-desus mulai terdengar mengiringi langkah mereka, namun mereka tidak peduli. Justru malah semakin meledek para haters Chyra dengan memakai jaket couple-an.

"Waaw... Ada barang tebusan ya rupanya, gue kira tuh anak udah mati ngubur diri. Ternyata gapunya malu banget malah muncul lagi" Kiera datang lagi bersama dua dekengnya.

"Eh, ketemu lagi sama barang obralan. Apa kabar mbak? Udah berapa orang yang masuk?" Balas Alder tersenyum sinis pada Kiera.

"Alder kok mau si Nerima barang tebusan?"

"Iya, mbak. Soalnya saya gak level barang obralan, pasti udah banyak yang nyentuh. Iya nggak, sayang?" Alder merangkul bahu Chyra.

Chyra mengangguk dengan memberikannya senyuman sinis.

"Berhenti berulah aja deh lo! Karena ngelawan Chyra lo gamungkin menang..."

"Apa, Der? Gue gamungkin menang dari barang tebusan ini? Haha... Jan ngaco deh, lo! Ganteng-ganteng kok sukanya loakan..."

"Inget ya, Kiera. Lo pernah bersikap menjijikkan sama gue. Lo ga inget waktu lo nyosor bahkan ngerayu gue di bar? Kalo gue gapunya iman? Mungkin gue udah ancurin lo sesuai yang lo mau"

Bungkam, Kiera melotot pada mantan kekasihnya. "Jan bahas itu, Kaldera!"

"Sebenernya gue malu bahas ini, apalagi di depan Chyra. Tapi Chyra harus tau, kalo orang yang ngatain dia rendah jauh berada di paling bawah..." Alder langsung menarik tangan Chyra dan melanjutkan langkahnya menuju ke kelas.

Chyra hanya terdiam, Alder benar-benar membelanya. Ia menarik sudut bibirnya, dan mengeratkan genggaman tangannya pada sang suami.

"Chyragadh Gardanish... Aaaa....!!!" Gadish loncat-loncat seperti anak kecil begitu melihat sahabatnya memasuki ruangan kelas.

"Napa lu?"

"Kangennnn..." Gadish memeluk sahabatnya dengan manja.

"Cepetan punya pawang coba, Dish. Gue ini istri orang, masih suka lo peluk peluk..."

"Iye tuh, ama Neon aja. Cocok ama lu" sahut Alder menoyor kepala sepupunya.

"Gamau... Mau jadi pacar Chyra ajaa..." Rengek Gadish membuat Alder bergidik.

"Najis, lu janda! Pantesan masih jomblo. Sama Dilmas sono! Siapa tau dua-duanya insyaf"

Chyra tertawa, ia santai saja dengan sikap Gadish padanya. Baginya itu adalah hal yang biasa.

"Pacaran sama Neon mau?" Ucap Chyra seperti membujuk anak kecil.

"Gamau, sama Chia aja..."

"Anjing, jijik gue..." Alder meremat wajahnya sambil beristighfar.

"Sirik aja si Alder..." Chyra tertawa melihat ekspresi suaminya.

"Nyebut, Mbin. Nyebuuut!!!" Alder meraba kening Chyra.

"Siapa Mbin?" Heran Chyra.

"Elo, lo kan bini gue. Jadi, gue panggil lo Mbin."

"Geli anjir..." Chyra terkekeh
mendengar ucapan Alder, ia merasa geli namun senang mendapatkan panggilan sayang dari suaminya.

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang