WORTH IT -20

74 6 0
                                    

Pasangan suami istri itu tengah makan di kantin berdua. Ralat, mereka tidak berdua, disana banyak orang namun mereka memilih duduk di tempat yang kosong dan hanya meja mereka yang terisi.

"Mau nambah ga makan nya?" Chyra menggeleng pertanda tidak. Mulutnya sedang mengunyah jadi ia hanya menggeleng.

Alder hanya mengulas senyum manis, ia tak bisa menahan senyumnya setiap kali melihat wajah Chyra. Dan di hatinya selalu melenguh karena gemas melihat Chyra yang pembawaannya anggun namun imut.

"Makan ish, emang liatin gue bisa kenyang apa" tegur Chyra karena Alder tak kunjung menyuapkan makanan ke mulutnya dan hanya mengaduk makanannya sambil terus memandangi wajahnya.

"Iya-iya ini gue makan" Alder menyuapkan makan nya namun Tetap memandang wajah Chyra, Alder seperti lupa segalanya saat melihat wajah cantik Chyra. Chyra itu seperti peri kecil yang membisikkan mantra yang kini menguasai diri Alder.

Mereka sudah selesai makan, meski begitu pasutri ini tetap duduk untuk bersantai di kantin, karena waktu masuk kelas masih Dua puluh menit lagi.

Tangan Alder mengusap rambut Chyra penuh kasih sayang, dengan senyum manis yang di balas oleh sang istri.

"Kenapa si..." Chyra merasa heran pada suaminya.

"Kenapa lo gemes banget syiiii, Ra..." Alder geregetan sambil mencuri cubitan di pipi Chyra. Hal ini membuat Chyra terbang.

"Ya gue emang gemes, Der. Lo juga gemes. Kan cewe Dimata cowok itu spesial, begitu juga sebaliknya..."

"Ohh... Gitu..."

"Iyya..."

"Aaaa... Kiyowok!" Alder menekan pipi Chyra dengan perasaan lebih geram. Lalu keduanya tergelak.

"Ekhem! Masak temen, kok mesra gitu!" Dua orang gadis dan dan satu laki-laki menghampiri Alder dan Chyra. Mereka berdua langsung merasa terganggu dengan kehadiran tiga pengacau itu.

"Dil, kita juga temen dari SMP tapi ga se deket itu" sindir Annes menyikut Dilmas, laki-laki kurang normal itu mengangguk setuju dengan mimik wajah sombong.

"Ngapain lo semua kesini?" Tanya Alder dengan nada tidak santai.

"Dilmas kangen Alder..."

"GILA LO! OGAH GUE!!!" Alder bergidik lalu menyumput pada cerukan leher Chyra.

Kesempatan emas untuk Kiera memotretnya secara diam-diam, karena dari awal mereka datang gadis itu sudah stay dengan kamera ponselnya.

"Lo pada pergi ga?!" Usir Alder yang semakin risih.

"Aku mau liat kamu, aku kangen kamu..." Kiera tersenyum manis namun tak berpengaruh apa-apa pada Alder.

"Pergi aja gue gamau diliat. Cepetan pergi sebelum gue copot mata lo pada. Gue gamau di ganggu!"

Kiera hanya menyeringai sinis,"Chyra, lo pikir lo pantes gitu sama Alder. Enggak kali, dasar cewek kue! Sok manis!"

Chyra menyingcing bibir atasnya sebelah, "dih, gue ini temen Alder yang bisa peluk dia. Lah elo siapa? Bucin Alder yang cuma bisa ngehaluin doang?"

Kiera melotot dengan tangan mengepal, menahan emosi. Ternyata ucapan Chyra ini mampu menggali emosinya.

"Ini kita temenan loh, gimana kalo gue jadi seseorang yang lebih dari ini? Kayak Sabrina, eva, Tiara... Ah, koleksi lo banyak amat. Dasar Playboy!" Chyra mengarang nama perempuan yang ia jadikan sebagian alibinya.

Karena terlalu jengah, tiga orang pengganggu itu lalu pergi. Pasangan suami istri itu tertawa puas saat tiga curut itu melenggang pergi. Padahal kepergian ketiganya tentu ada maksud jahat.

"Kiera itu mantan lo?"

"Iya..."

"Dia belom move-on tuh!"

"Tapi gue udah. Cemburu lo?"

"Gue kan bini lo"

"Cie, jadi lo itu bini gue...?" Ledek Alder membuat pipi Chyra merona. Chyra tersenyum salting menutupi wajahnya dengan tangan.

"KALDERA! CHYRAGADH!" Suara itu seperti petir yang menyambar pasutri yang tengah becanda dengan manis. Membuat kedua siswa itu terlonjat kaget.

Bu Rika berdecak geleng-geleng melihat dua remaja yang sedang duduk berdekatan, nafasnya naik-turun dengan sorot mata tajam. Bu Rika memang guru ter galak yang sudah melegenda di sekolah ini.
Namun tidak untuk Alder, ia sama sekali tidak takut pada seorang guru yang memiliki nama lengkap Rika Anita Sari ini.

"Eh, burik. Kenapa ya bu?" Alder tersenyum tanpa dosa.

"Nakal ya kalian, pacaran sembarangan. Mana ada acara peluk pelukan segala lagi!"

Alder menyeritkan kening, oh iya, orang-orang gatau kalo gue ama Chyra udah nikah--

"Ayo kalian ikut saya!"

"Kemana, bu?"

"Dari dulu kamu punya kasus terus. Apa tidak bosan terus saja dihukum?!" Bukannya menjawab wanita itu malah mengomel.

"Ya ibu ngapain hukum saya?"

Dalam tunduknya Chyra tertawa tanpa suara, Alder ini sangat songong pada bu Rika. Pantas saja Alder bilang ia sangat benci pada guru yang satu ini.

"Ayo cepat ikut saya!"

"Bersihin WC lagi, burik?"

"Bicara apa kamu?!" Mata Bu Rika berdenyar

"Bu Rika maksudnya, Bu. Kan di singkat biar lebih simpel." Alder tersenyum watados.

"Ya panggilnya pakai spasi dong!" Sewotnya dengan emosi yang meluap-luap untuk menenggelamkan anak murid satu ini.

"Iya, bu, iya."

"Ayo ikut saya!"

"Tapi bu-"

"Bicaranya nanti di ruang BK!"

Alder berdecak, ia akhirnya menurut.

Ini pasti gara-gara kiera. Awas ntar kalo gue ama Chyra di hukum!-- tangan Alder terkepal dengan suasana hati mulai memanas.












WORTH IT [END]Where stories live. Discover now