WORTH IT -4

98 16 3
                                    

Langkah chyra mengayun santai memberikan kesan anggun pesonanya tersebar tanpa di sengaja dan membuat para siswa seperti di suguhi menu manis di pagi hari.

Meski gadis itu memasang wajah datar namun tetap saja ia tak miskin perhatian dan selalu jadi sorotan.

Di sekolah ini bukan hanya Chyra yang menjadi most wanted di setiap angkatan, jurusan, tentunya ada bintang masing-masing.

Kelas XII IPA-A memang kelas paling sengit, dari segi prestasi dan visual bahkan kelas mereka sampai di juluki kelas kayangan karna berada di lantai atas dan para penghuni pemilik paras  goodlooking.

Gadis itu tiba di kelas yang sudah cukup ramai bahkan Gadish sudah menunggunya, tak biasanya Chyra datang agak telat seperti pagi ini.

"Pagi raa..." Senyum Gadish tersuguh hangat saat menyapa sang bestie.

"Pagi juga cantik"

"Kenapa lo? Sakit?" Gadish menyadari perbedaan dari raut wajah Chyra.

"Kagak..." Chyra tersenyum seolah- olah ia baik-baik saja, padahal semalaman ia overthinking pada rencana perjodohannya.

gadis itu baru bisa memicingkan matanya pukul tiga dini hari, itulah alasannya sedikit telat.

"Ya sukur dah kalo lo sehat-sehat aja, abisnya semalem gue mimpiin lo sakit anjir" gadis itu bermimik sedih dengan bibir ranum melengkung.

"Ya jan gitu lah..."

"Iye iye..."

Mereka berdua mulai asyik bercerita hebatnya mereka jika mengobrol bisa sampai ber jam-jam dan bisa menghabiskan beberapa topik yang tak pernah garing sekalipun itu hanya candaan biasa yang berkesan receh.

Namun obrolan mereka terhenti karena Aerzam tiba di kelas dan duduk di bangkunya, tentu jaraknya dengan Chyra sangat dekat.

Chyra tak menoleh sedikitpun pada teman lelakinya itu, namun matanya masih bisa melihat sedikit.

"Aerzam..." Sapa Gadish seperti biasa bukan bermaksud apa namun Gadish berharap sikap Aerzam pada Chyra kembali seperti biasanya.

Laki-laki itu tersenyum "hai dish"

Chyra mulai memainkan ponselnya daripada ia nanti terlihat canggung oleh aerzam dan harga dirinya semakin anjlok, lebih baik ia mengalihkan perhatiannya ke sosmed yang bahkan tak penting baginya.

"Hai Chyra?"

Deg! Chyra tertegun, apakah suara berat itu milik Aerzam?

Sedikit ragu perlahan Chyra menoleh ke arah Aerzam, nafasnya nyaris terhenti saat Aerzam tersenyum padanya tak percaya namun ini nyata.

Aerzam sedikit menggeser bangkunya lebih dekat ke arah Chyra, hal itu membuat chyra terpaku menatapnya.

Laki-laki itu terkekeh melihat ekspresi Chyra yang tampak imut.

"Maafin gue yaa..." Lirihnya dengan mata menatap Chyra.

Bola mata chyra sedikit bergetar tak percaya, sikap Aerzam barusan membuatnya ketar-ketir.

"Gue sekarang sadar kalo ucapan gue kemarin udah nyakitin lo"

Mendengar itu Chyra sedikit ingat rasa sakitnya, rasa kecewa kembali muncul di hatinya, gadis itu memilih kembali pada ponselnya dan tak mempedulikan Aerzam.

"Dengerin gue plis" tangan aerzam menggenggam tangan Chyra dan menatap bola mata chyra yang bening
"Liat mata gue ra, plis..."

Akhirnya Chyra menuruti aerzam dan menatap mata tajam laki-laki itu. Entahlah mengapa Chyra bisa seluluh ini pada Aerzam? Kendati begitu, namun Chyra tetap berusaha untuk bersikap biasa saja.

Walau ia tidak yakin.

Jangan di tanyakan hati Chyra saat ini sedang tak karuan, saat manik mata mereka saling menyorot perasaan pun ikut berbaur tak menentu.

"Gue gabisa jauh dari lo... Apapun yang lo mau gue bakal turutin, gue bisa lebih dari sekedar pacar buat lo asal lo kembali lagi sama gue"

Gadish yang melihat itu malah meleyot dan baper sendiri, lain dengan Chyra yang malah berekspresi datar melihat tingkah Aerzam yang mohon-mohon padanya.

Sebenarnya Chyra bisa saja menerima Aerzam kembali, toh perasaannya itu masih sama kepada aerzam.

Namun Chyra ingat akan di jodohkan dengan orang lain dan tentunya tak ingin aerzam nanti tersakiti, meski Chyra sudah tersakiti oleh love friendzone nya itu namun Chyra bukanlah sosok pendendam.

"Gue udah maafin lo kok zam, lupain aja hal kemarin, karna gaada yang lebih berharga dari our friendship" chyra tersenyum masih menatapnya.

Senyum aerzam tertarik perlahan dan terlihat lesung pipinya, perasaannya lega setelah mendengar ucapan Chyra padahal laki laki-laki itu tak tahu perasaan Chyra yang sebenarnya.

"Nah gitu dong, kan enak liatnya, udeh kalian jan mikir pacaran. Tau tau bikin undangan aja " kekeh Gadish ikut senang, kini dua sejoli itu kembali akur

Keduanya tersipu oleh ucapan Gadish.

Namun dalam hati Chyra terasa di sengat, hal itu tak mungkin terjadi karena Chyra akan melakukan earlywedding dengan orang yang belum ia ketahui.

iye Dish, gue ga pacaran. Tau-tau udah nikah aja-- kalimat pahit itu tersembunyi di senyum manisnya.

Biarlah wacana indah ini terlontar dan menjadi candaan bagi teman- temannya, walaupun nanti mungkin ia akan menangis sendirian karena takdir yang telah ditetapkan, semoga Chyra bisa melewati cobaan ini.

***

Tetep lanjut baca yaa
.
.
walaupun ngawur


WORTH IT [END]Where stories live. Discover now