WORTH IT -29

54 6 0
                                    

Setiba di rumah sakit, Chyra langsung memeluk Ragadh penuh rasa rindu.

"Emmmhhhh...! Abang seneng banget Chia ke sini" greget Ragadh memeluk adiknya.

"Chia kangen abang, mau di peluk Abang..."

"Kan udah ada Abang Alder" kekeh Ragadh menatap Alder tengil. Chyra hanya merengek manja, sedikit salah tingkah dengan ucapan kakaknya.

"Hey, sayang... Kapan sampe nya?" Seru Nana baru datang, entah ia dari mana.

"Aunty, baru aja nyampe..." Chyra melepaskan pelukannya pada Ragadh dan berlari untuk memeluk Nana.

Nana dan Rudy tersenyum melihat Chyra yang tampak senang. Maklum saja, sudah lama Chyra tak bertemu dengan keluarganya.

"Kapan nih, kasih aunty cucu?" Nana tersenyum menatap Chyra dan Alder bergantian.

Suami-istri muda itu terkekeh.
"Nanti ya, aunt." Jawab Chyra tergelak oleh pertanyaan Nana yang cukup gila.

Alder tertawa, pikiran miringnya sedang berputar saat ini. Berarti udah dibolehin dong gue nyentuh Chyra?--

Pukul sebelas pagi, Ragadh di dorong ke ruang operasi.

Chyra menatap sayu pada pintu ruang operasi, dimana Ragadh sedang berjuang di dalam sana. Di dalam hati Chyra terus memanjatkan doa terbaiknya untuk sang kakak. Chyra memejamkan matanya, diiringi dengan butiran bening yang mengalir.

Alder merangkul Chyra, dan menatap matanya. Tatapan yang menyalurkan kekuatan, seolah-olah Alder berkata 'jangan takut!' dengan sorot matanya.

"Believe your trust, honey..."

Chyra tersenyum mengangguk, Alder adalah sosok terunik di mata Chyra. Suaminya itu bisa menjadi apa saja, menjadi motivator, provokator, bussines man, dan berkata bijak seperti penasehat raja. Apa sebenarnya yang bercokol di diri Kaldera Ranggi Lazuardi ini? Laki-laki itu memiliki sejuta keunikan dalam setiap tingkahnya.

Chyra akui ia sudah sangat mencintai suaminya, suami yang belum resmi menyentuhnya, membuatnya heran kenapa Alder bisa sesabar itu, padahal dulu Alder hampir menyantapnya sebelum halal.

Alder menarik tangan Chyra dan mengajaknya untuk duduk.

"Ra, besok mau sekolah?"

Chyra terdiam, jujur ia sangat malas untuk sekolah. Setelah kejadian kemarin lusa, ia merasa sangat malu dan takut untuk pergi ke sekolah. Akhirnya Chyra mengedikan bahu sebagai jawaban.

"Menurut gue lo mending sekolah, gue ngerti lo pasti malu banget. Tapi bolos bukan cara yang benar. Besoknya lagi lo bakal tambah malu kalo sekolah..." Alder mengusap kepala Chyra penuh rasa sayang.

"Emm... Iya." Ucap Chyra Dengan malas.

"Jangan jadi pengecut, sayang. Don't care aja"

"Iya besok gue sekolah..."

"Good wife, gue dulu juga ngalamin di bully. Selama setahun dibully rasanya pen mati aja. Tapi gue mikir lagi, dan berusaha buat ngebalikin ucapan mereka"

"Lo pernah dibully?" Chyra memiringkan kepalanya menatap suaminya.

Alder mengangguk

***

Flashback on...

Kaldera Ranggi Lazuardi, semasa SMP adalah sosok yang cukup pendiam. Ia tak banyak memiliki teman, atau mungkin tidak memilikinya.

Remaja berusia lima belas tahun itu bukannya tidak ingin memiliki teman, hanya saja ia sudah di tuntut ayahnya untuk mengurus perusahaan keluarga, Lazuardi company. Membuatnya tidak memiliki waktu untuk bergaul dengan temannya, membuatnya terlihat aneh di mata teman sebayanya.

Seperti pada siang ini, saat siswa lain sedang bercanda, makan, dan bermain selayaknya anak kelas dua SMP. Alder justru terlihat sedang menatap layar laptop dengan serius.

Bukan game atau menonton film, melainkan ia sedang menulis sebuah dokumen untuk presentasi di acara meeting kantor.

"Der, minjem laptop lu bentar dong, gue mau nge-game" seorang laki-laki sebaya dengannya menepuk bahu Alder.

"Gue harus beresin tugas gue, lagian nih laptop gaboleh dipake buat game. Pinjem Amel aja sono!" Alder malah menyuruhnya untuk meminjam pada seorang gadis yang tengah nobar Drakor dengan teman-temannya.

"Pelit banget lu, Der!"

Alder geleng-geleng kepala dengan sikap temannya itu. Sebentar, Alder tidak menganggapnya sebagai teman.

Ia kembali pada aktifitasnya. Namun tiba-tiba tiba tunangannya menghubungi melalui via video call. Alder mengklik tombol merah, menolak panggilan tersebut. Sepertinya gadis tunangannya itu tidak menyerah dan kembali menghubungi Alder.

"Angkat si der, ringtone lo ngeganggu nih!" Sewot salahsatu gadis yang tengah menonton drama Korea.

Akhirnya Alder mengangkat panggilan itu, mereka berbincang dengan bahasa Inggris, ternyata Felcy, tunangannya itu mengajak Alder untuk pergi fitting gaun pengantin.

Sedikit banyaknya teman-teman Alder mengerti percakapan mereka. Dan menguping apa saja yang dibahasnya Alder. Ternyata semuanya tentang persiapan pernikahan mereka.

Siap-siap saja Alder akan dibully habis-habisan.

Alder dibuat tak mengerti dengan Felcy, mengapa gadis itu mau-mau saja dijodohkan, dan sangat antusias. Lain halnya dengan Alder yang merasa ingin mati oleh tindakan orang tuanya yang aneh.

Hingga kabar buruk sampai di keluarga Lazuardi, bahwa Felcy meninggal karena kanker yang dideritanya. Alder tidak jadi menikah karena calon istrinya lebih dulu pergi ke pelukan tuhan.

Tidak jadi menikah bukan berarti Alder terlepas dari segala rundungan, ia masih sering menerima hinaan dari temannya, dikatakan tidak normal, tua duluan, kebelet kawin, dan sebagainya. Hingga akhirnya Alder memutuskan untuk pindah sekolah.

Di sekolah baru, Alder akhirnya mendapatkan nasib yang sangat baik. menjadi seorang most wanted dan memiliki fans karena ia seorang CEO, kebalikan dari sekolahnya dulu yang justru merundungnya karena profesi CEO yang ia pegang.

Meski sudah terlepas dari segala rundungan, bukan berarti Alder sudah sembuh dari rasa sakitnya. Ia bahkan masih tak bisa membuang kebiasaan buruk dan tetap menjadikan minuman sebagai bentuk pelampiasannya hingga saat ini.

Semoga Alder bisa berubah dan menjadi sosok yang lebih baik.

Memang, tidak ada kerusakan tanpa ada kesalahan. Bangunan kokoh karena fondasi yang kuat. Begitu juga sifat manusia.

WORTH IT [END]Where stories live. Discover now