WORTH IT -3

139 23 9
                                    


Mobil Chyra memasuki gerbang tinggi dan berhenti di halaman depan rumah besar ber cat putih.

Gadis itu tinggal di kediaman tantenya Nana bersama kakak laki-lakinya yang bernama Eragadh Gardanish ,Suami Nana bernama Rudy mereka berdua merawat Chyra dan Ragadh.

Sedari kecil gadis itu sudah tinggal bersama om dan tantenya, Nana yang tak memiliki anak pun sanggup merawat Dua anak sang kakak dan memperlakukan keduanya seperti anak sendiri, apalagi Sigit begitu baik padanya, bahkan dengan gampangnya Sigit menyerahkan jabatannya sebagai direktur perusahan kepada Rudy dan mempercayakan adik iparnya untuk menghandle Gardanish Company, Sedangkan ia sibuk mengurus perusahaan pribadinya di Korea yang ia dirikan sepuluh tahun lalu.

Sigit dan Seona sengaja tak membawa Ragadh dan Chyra untuk tinggal di korea bersama mereka. Bukan tanpa alasan, namun suami-istri itu takut anak-anaknya tak terkontrol karena kesibukan mereka pada pekerjaan.

Sedangkan di Korea itu termasuk lingkungan bebas dan minoritas muslim, Seona tak ingin Dua permata hatinya terbawa arus yang memang berlawanan dengan apa yang telah ia ajarkan.

Maka dari itu Chyra dan Ragadh di asuh Nana dari Chyra berumur Enam tahun dan Ragadh Sembilan tahun.

Chyra menjatuhkan tubuhnya kasar ke kasur empuknya, yang di balut bed cover polos berwarna putih, posisi terlentang menatap langit-langit kamar.

"Susah juga lupain lo ya zam" gumamnya berdecak, teringat sikapnya di sekolah sangat akward di hadapan Aerzam, begitu juga sebaliknya.

Jarak tercipta begitu saja tanpa permisi membawa pergi kedekatan yang dulu terjalin. Bahkan Chyra tak berani menoleh ke arah kiri dimana itu tempat duduk Aerzam.

Mata Chyra terpejam untuk menenangkan diri dan menghilangkan bayangan Aerzam yang tiba-tiba muncul di matanya.

"Hey, sudah pulang rupanya..." Suara lembut khas perempuan itu menyusup halus di telinga Chyra.

Gadis itu menoleh ke arah suara itu berasal, tampak seorang perempuan berdiri di ambang pintu dengan tangan menyilang di dada.

Ya, dia adalah Nana, tantenya. Wanita baik yang mengurus dan menyayanginya.

"Eh, aunty, what's up aunt?" Gadis itu mendudukkan posisinya dan tersenyum menatap wajah Nana.

Kedengeran ga ya tadi gue ngomong? kalo aunty tau bisa abis gue-- Batinnya karna Chyra memang di larang Nana untuk berpacaran atau berhubungan lebih dari teman dengan laki-laki.

Untung saja Nana tidak mendengar gumaman Chyra karena ekspresi wajahnya tidak berubah, masih stay dengan senyuman manisnya.

Perempuan berusia 36 tahun itu mendekat dan duduk di samping Chyra, tangannya mengelus rambut gadis cantik itu, rasa sayang selayaknya seorang ibu dan anak memang selalu terjalin di antara mereka. Nana memang memiliki sifat lembut pada siapapun terlebih kepada Chyra dan Ragadh.

"Makan yuk, mumpung lagi kumpul. Ragadh sama Om Rudy baru pulang"

Chyra sedikit tercengang "tumben banget udah pada pulang?"

"Mungkin lagi pada dapet hidayah kali yaa..." Nana terkekeh, perempuan itu memang suka receh jika di depan sang keponakan.

Chyra tersenyum sampai giginya terlihat "aunty duluan aja, Chia ke toilet dulu"

"Okey..."

***

Senyum manis itu tersuguh indah di meja makan, Chyra membalas senyuman itu pada Ragadh dan Rudy gadis itu merasa senang, sangat langka sekali mereka berkumpul di meja makan pada siang hari, waktu sarapan saja jarang mereka bersama menikmati hidangan pagi, kini di siang bolong mereka akan launching bersama.

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang