WORTH IT -19

65 7 0
                                    

"Gimana kondisi lo? Sakit kagak?" Gadish menakup wajah Chyra dengan perasaan khawatir.

"Sakit apaan? Gue sehat kok." Kening Chyra mengkerut.

"Ya kali aja Alder mainnya kasar, atau kurang ramah..."

Tawa Alder dan Chyra pecah mendengar ucapan Gadish, ternyata benar Gadish  mengira Chyra sudah di apa-apakan oleh Alder.

"Jadi lo belum unboxing?"

Suami-istri itu saling menoleh lalu kembali tergelak. "Gausah terburu-buru lah, lagian besok masih ada malam. Iya gak sayang?"

Chyra hanya mencibir.

Gadish tersenyum manggut-manggut. Ia merasa heran pada sahabatnya, apa mungkin sebatas kenal dari sosial media bisa sampai menikah. Lagipula Alder pernah bercerita padanya soal perjodohan. Sebenarnya Alder yang ingin menikah, lalu ayahnya berkata sudah mendapatkan calon istri untuknya.

Alder sangat terkekang, ia ingin hidup bebas, dan laki-laki itu diperbolehkan tinggal di rumahnya jika ia sudah menikah, maka Shandy dan Leni mengizinkan anaknya tinggal di rumah yang kini mereka tempati.

Sedangkan Chyra, mana mungkin gadis itu dengan gampang mengiyakan untuk menikah, dengan Aerzam saja Chyra jual mahal. Tapi kini? Entahlah, memang teori tuhan sangat sulit dan pelik. Namun dengan gampang hal itu terjadi. Kendati begitu akal sehat Gadish tetap memikirkannya. Pengakuan Chyra mungkin hanya sebuah alibi, sahabatnya itu pasti menyembunyikan sesuatu.

Menghabiskan waktu berkunjung dengan kepala terus berputar, Gadish pun memilih untuk pulang membawa rasa penasaran.

"Dunia itu sempit ya?"

"Kenapa sempit?" Alder membaringkan tubuhnya dan menjadikan paha Chyra bantal. Alder menatap ke atas dan Chyra menunduk, mereka saling tatap.

"Gadish sering loh cerita tentang lo."

"Emang si janda suka cerita tentang gue ke lo?"

Chyra mengangguk, "iya sering, tentang aib lo lagi..." Chyra semakin menunduk hingga rambutnya merundai ke wajah suaminya.

Alder merasa geli, "rambut lo, ish."

"Kenapa rambut gue? Indah bukan? Duta sampo mah lewat"

"Geli anjir kena idung! Lagian lo jadi duta sampo apaan? Sampo metal?" Chyra tertawa melihat Alder bertingkah seperti kucing.

Di hati Chyra, seperti ada perasaan yang muncul secara tiba-tiba, rasa nyaman dan sayang yang teramat besar. Kini hati Chyra seperti sudah berlabuh pada hati Alder. Apakah perjodohan atas dasar hutang ini akan menimbulkan perasaan yang besar dari keduanya? Sedangkan Dua insan ini telah sama-sama merasa nyaman. Bagaimana tidak, mereka sudah dipersatukan oleh tuhan dengan Dua kalimat suci-nya.

Tangan Chyra mengusap surai indah suaminya, membuatnya menyingkap menampakan dahi indah Alder.  Kulit Alder sangat putih dengan garis wajah yang cantik, hidung mancung dengan tahi lalat kecil, tak lupa bibirnya yang cantik berwarna pink.

Suaminya itu tersenyum menampakan gigi kelincinya.

"Ih lo gemes banget syiiii....." Chyra merasa gemas melihat pemandangan indah di pangkuannya, tangannya mencubit pipi Alder sangat keras hingga suaminya itu kejer-kejer

"AAWW... SAKIT ANJIR! LEPASS!!!"

Chyra semakin tertawa saking gemasnya ia sampai mencubit Alder sangat keras, pipi suaminya itu memerah, dan ia merasa puas.

Alder merajuk dengan memegang kedua pipinya, hal ini itu tentunya sangat membuat dirinya semakin imut.

"Alder, sakit ya?"

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang