WORTH IT - 11

75 12 0
                                    

Pagi ini terasa mendung, langit tampak kelabu menaungi hiruk pikuk Jakarta yang selalu sibuk.

Di SMA Gracia suasana masih ramai oleh siswa-siswi yang berdatangan membawa kendaraan roda dua dan empat, ada pula yang berjalan kaki atau diantar sampai depan gerbang seperti Chyra saat ini.

Gadis itu turun dari mobil Nana, bukan apa-apa Nana melarang Chyra membawa mobil ke sekolah, pikiran Chyra mungkin sedang tidak stabil, maka dari itu Nana mengantarkan Chyra ke sekolah.

"Nanti aunty jemput pas jam istirahat, sekarang aunty ke kantor dulu"

Hanya anggukan kecil yang Chyra berikan, gadis itu tak siap jika harus pindah dari sekolahnya ini.

"Yaudah sayang, aunty pergi ya, daah...." Nana melambai.

Setelah mobil Nana merayap, Chyra memutar badan menghadap ke arah sekolahnya yang kini berdiri dengan agung, matanya terpejam merasakan angin pagi membelainya lembut.

Mungkin ini hari terakhir gue sekolah disini, makasih udah jadi latar cerita gue... Lo bakal gue kenang kok...--

Perlahan-lahan ia menghirup udara dan melepaskannya dengan ikhlas, dan semoga ia juga bisa ikhlas merelakan semuanya terjadi.

Saat ia masih bergeming dengan mata terpejam, pikirannya di buyarkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya,  matanya terbuka dan menoleh, kini ia menangkap seseorang berdiri mengenakan seragam yang sama dengannya, Aerzam tersenyum manis saat mata mereka bertemu.

"Lo ngapain diem disini?"

"Eu... Enggak ngapa-ngapain..."

"Masuk yuk !" Alis Aerzam terangkat, tangannya menyeloroh menggandeng Chyra, membuat gadis itu tercengang. Chyra hanya mengikuti kehendak aerzam.

"Akur ni makbroh! " Semprot Gadish menatap jenaka pada dua temannya yang kini tengah arm in arm.

Aerzam terkekeh sumringah dengan kepala menggeleng salah tingkah, begitu juga Chyra, gadis itu tak berhenti menarik sudut bibirnya.

Plak! "Ayo sini duduk!"  Tangan Gadish memukul pinggul Chyra, meski niatnya bercanda namun hal itu membuatnya Chyra kesal karena malu pada teman sekelasnya yang kini tengah mentertawakannya.

Gadish mengulum bibirnya berpikir sejenak sebelum ia melontarkan pertanyaan kepada Chyra.

"Em... Ra?"

"Hm..." Sahutnya hanya berdeham karena sedang bermain ponsel. Gadis itu menoleh memiringkan kepalanya menatap Gadish penuh.

Namun kening Gadish mengerut saat ia mulai salpok melihat ada luka memar di leher Chyra, tak bisa di pungkiri pikirannya langsung curiga pada kelakuan sepupunya, Alder.

Chyra sadar ekspresi Gadish nyengir robot tertuju pada lehernya, dengan cepat Chyra menutupi lehernya dengan tangan.

"Bekas apa itu Ra?" Sorot mata Gadish menajam melihat lebam di leher Chyra.

"Oh, ini? Euu... Gue garuk" nada bicara Chyra yang gugup sangat tidak bisa diyakinkan.

"Lo jan bohong, lo kemaren ama Kaldera Ranggi Lazuardi ngapain hayoo? Itu bekas cup-"

Dengan cepat Chyra mendekap mulut Gadish sebelum kata selanjutnya terlontar, apalagi suara Gadish cukup keras.

Chyra terbelalak, bagaimana Gadish bisa tahu kemarin ia bersama alder, bisa saja sahabatnya itu membuntuti langkahnya, namun yang menjadi tanda tanya besar kenapa Gadish mengenal Alder?

"Iiih... Jawab gue Ra!" Gadish menyingkirkan tangan Chyra dari mulutnya.

Mau tak mau Chyra mengangguk mengiyakan "iya ini karya Kaldera"

"Sialan yang kek gitu lo bilang karya" Gadish terbelalak dengan kepala geleng-geleng tak habis pikir  mendengar pengakuan Chyra.

"Lo kenal Kaldera?" Lirih Chyra, tenggorokannya naik-turun karena panik.

"Dia sepupu gue, jan bilang lo calon istrinya ya Ra!" Nafas Gadish memburu, gadis itu geleng-geleng kepala menatap Chyra.

"Gu-gue-"

"Lo dijodohin sama alder?"

Tak langsung menjawab Chyra masih bingung atas sikap Gadish pagi ini,
Apa Gadish tau semuanya?--

"Jawab gue Ra!"

"Enggak. Ya kali gue dijodohin?!" Sangkal Chyra cepat, nada bicaranya penuh penekanan namun pelan seperti berbisik

Gadish meloloskan nafas lega, tentunya hal itu membuat Chyra penasaran

"Kenapa  gitu dish, kok lo nanyain gue sama Kaldera?"

"Kan tadi gue bilang kalo dia sepupu gue. Nah, sekarang gue tanya, dia siapa lo?"

"Gue deket doang kok ama Alder" bohong Chyra, bukannya ia ingin merahasiakan hal ini kepada sahabatnya sendiri, namun untuk saat ini biarlah tutup mulut dari Gadish, lain waktu Gadish akan tahu semuanya.

"Sejak kapan lo kenal Alder?"

"Belum lama si, baru kemaren, gue juga kenal di sosmed..." Lagi-lagi Chyra berbohong

"Gimana ceritanya anjir..." Gadis tak bisa menahan tawanya "gue kira lu cuma deket ama..." Di ujung kalimat Gadish melirik ke arah Aerzam yang kini tengah fokus main game online

"Alder itu pelampiasan gue dari..." Mata Chyra bertingkah seperti Gadish, bersyarat ke arah Aerzam, entah harus seperti apa Chyra berbohong sampai-sampai ia harus menyeret Aerzam yang tak tahu apa-apa

"Parah banget anjir, sama gilanya ternyata lo berdua" Gadish cekikikan.

Chyra juga sebisa mungkin tertawa.

"Dish, kok lo kek ngelarang gue ama kaldera, emang dia kenapa?" Tanya Chyra setelah tawanya  mereka reda.

"Dia bad boy Ra, gue bukannya mau ngejelekin sodara sendiri ya, tapi gue gamau lah kalo sahabat gue jadi korbannya Alder."

"Bad boy gimana si anjir, gue ga ngerti"Chyra menggaruk tengkuknya.

"Lo ga sadar, Ra? Lo itu katanya baru kenal kemaren, tapi tuh Alder dah berani cupang..." Geram Gadish,  memelankan suara pada kata terakhir.

Akhirnya Chyra terdiam mencerna ucapan Gadish. iya juga ya... Baru ketemu  aja tuh si Alder dah berani grepek-grepek ke gue--

"Dia itu kang ghosting, Lo jauhin aja. Lagian tuh cowok mau kawin, makannya gue nuduh lo tunangannya karena dia bilang ke gue kalo dia di jodohin" tandas Gadish.

Chyra terdiam dengan mimik wajah melas, sejelek itu kah Alder? Chyra jadi merasa takut jika Alder tak benar-benar tulus, apakah ucapan Alder kemarin yang meminta ketulusan dari Chyra itu hanyalah ucapan gombal yang tak bernilai.

Namun perjodohan ini sudah terlanjur dan Chyra tak memiliki alasan untuk membatalkannya, utang Gardanish Company sudah di lunaskan setelah keluarga Chyra menyetujui dan Chyra bersedia menjadi istri Kaldera Ranggi Lazuardi. Tidak mungkin Chyra bisa membatalkan pernikahannya.

Yang perlu Chyra siapkan hanyalah nyali yang besar dan mental yang kuat, dan semoga saja Alder tak seburuk yang Gadish katakan. Namun rasanya tidak mungkin Gadish berbohong soal ini, ekspresi wajahnya saja sangat serius dan terlihat cemas.

***

Don't forget to vote and share ya

🌹

WORTH IT [END]Where stories live. Discover now