WORTH IT -31

65 7 9
                                    

"yang sopan sama guru, Der..." Chyra merapikan rambut suaminya.

"Burik bukan guru, gue benci banget, Ra."

"Ada asap pasti ada apinya..."

"Gaada api kalo gaada pemantiknya." Timpal Alder.

Chyra hanya mengangguk, bahaya jika mengajak Alder beradu mulut. Ia pasti kalah karena Alder pandai bersilat lidah.

"Jan bahas burik, nanti muka lo burik" celutuk Alder seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman.

"Der, kok kita malah bolos? Harusnya kan kembali ke kelas" panik Chyra

"Gamau, gue gamau ke kelas..."

"Yaudah, gue mau balik ke kelas kalo gitu" Chyra bangkit dari duduknya hendak kembali ke kelas, namun tangannya ditahan Alder.

"Gaboleh, temenin gue bolos!"

"Gila lo! Kagak. Nilai gue jelek ntar!"

"Percuma nilai bagus tapi ga nurut sama suami..."  Sarkas Alder dengan seringai di bibirnya.

"Elo nya aja jadi suami kok sesat? Harusnya kan tuntun gue ke jalan yang benar..."

Damn! Alder kalah bermain mulut, sebawel-bawelnya Alder akan kalah jika Chyra mengeluarkan jurusnya.

Suami Chyra itu terkekeh geli, yaelah bini gue jago juga--

"Ke kelas yuk..."

"Ke markas gue aja yuk, katanya lo penasaran..." Alder memainkan alisnya, sekali ingin bolos maka ia pasti bolos.

Chyra terdiam, sepertinya ia akan terbawa sesat oleh suaminya.

"Yuk, seru tau..."

"Yaudah hayuk, bisa aja lo bujuk gue!" Cebik Chyra terkekeh.

Suaminya itu hanya tertawa.
Keberadaan markas Alder and the ajajil ternyata berada di belakang kantin bawah. Fyi, di SMA perwira ada dua kantin, kantin lantai satu dan lantai tiga.

Mereka memasuki sebuah bangunan usang. Penampilannya sangat buruk, dinding berlumut penuh coretan, lantai penuh debu, dan sebagian jendelanya bolong tanpa kaca, ada juga kaca utuh dan kaca yang sudah retak.

namun setibanya di dalam, di bekas ruang keluarga sangat berbeda, tempatnya bagus untuk sebuah basecamp. Ada sofa, lemari, TV, PS, rice cooker dan beberapa furniture kayu.

"Waalaikum salam...! Waduuh... Red carpet mana nih, Raden dateng..." Heboh seorang laki-laki yang tadinya sedang bermain rubik setelah menyadari kehadiran Alder dan Chyra.

"Kembang, kemenyan mana woy!!!" Laki-laki yang sedang bermain gitar ikut heboh.

Sedangkan teman yang satunya tetap fokus bermain game.

Alder memukul pelan bahu Alba, laki-laki yang sedang bermain gitar, yang bermain rubik namanya Ricco, dan yang sedang fokus nge-game bernama Revan.

"Duduk, Ra."

Istrinya mengangguk lalu duduk disampingnya.

"Perkenalin gaes, ini my wife beloved, primadona, most wanted, most beautiful sedunia. Her name is Chyragadh Gardanish, you just call Chyra..." Ucap alder memperkenalkan istrinya pada konco-konconya dengan bahasa campur Inggris yang belum tentu benar.

"Hallo Chyra..." Sapa mereka bertiga, kini si Revan sudah berhenti dari bermain game-nya.

"Hai..." Balas Chyra tersenyum malu-malu.

WORTH IT [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt