WORTH IT -10

96 15 0
                                    

"Makasih ya" Chyra turun dari mobil begitu juga Alder, mereka berdiri saling lihat karena Alder juga ikut turun. Gadis itu sedikit merajuk karena alder mengantarnya pulang sudah malam, gadis itu tak biasa dan takut Nana akan memarahinya

Laki-laki itu terkekeh menunduk, entah hal lucu apa yang membuatnya ingin tertawa

"Lo ngetawain gue ?!"

Tawanya belum berhenti, Alder mengambilnya rambut Chyra dan menggeraikannya ke sebelah kanan agar leher Chyra tertutup

"Itu bekas patilan gue nya tutupin..."

Chyra mendengus sebal memegangi rambutnya agar menutup lehernya yang memar, Alder ini ternyata menyebalkan. Tak seperti kesan pertama saat bertemu di supermarket

"Hey, Alder! Ayo masuk dulu nak!" Nana berseru di ambang pintu rumah

Dua remaja itu menoleh

"Gue masuk ah, mau ceritain yang tadi. Aunt, ini chyra nya udah aku cupang..." Tawanya terdengar menyebalkan dengan mimik wajah tanpa dosa

"Jangan, anjir!" Ketus Chyra tak di ladeni alder

"Bodo amat wleee..." Ledeknya lalu melenggang pergi untuk menemui Nana

"Astagfirullah... Sabar Chyra...." Monolognya mengusap dada

"Aunty maaf ya Chyra pulangnya malam..."

"Iya, no matter sayang..." Reaksi Nana santai saja, lain dengan dulu saat Chyra pulang sore di antar Aerzam itu juga karena ada ada urusan sekolah.  Namun kini, Nana menyambutnya sumringah padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan malam

"Chyra masuk duluan aunt, mau mandi"

"Iya sana, pake air anget...."

Gadis itu terus melangkah, meniti tangga dan masuk ke kamarnya,
Pikirannya semakin melayang.

Saat ia berendam di bathtub, ia semakin teringat hal tadi. Chyra meraba cerukannya yang telah ternodai, gadis itu berdecak miris

"Ah gue pasrah aja deh, serah mau kawin ya kawin. Unboxing-unboxing gue ga peduli. Toh , yang kawin juga masih pada idup kok ampe sekarang"
Tawanya terdengar sumbang penuh rasa sakit

***

Sedangkan Alder dan Nana tengah mengobrol di ruang tamu, entah apa yang mereka obrolkan kelihatannya cukup serius

Chyra tiba di ruang tamu, sebenarnya ia tidak ingin namun rasa penasaran mengalahkan segalanya, ia ingin tahu Nana sedang membicarakan apa, karena ia mendengar namanya terlibat dalam obrolan

"Nah Chyra, kebetulan kamu datang" Nana menodongnya tiba-tiba

"What's up aunt?" Kening Chyra bertautan

"Jadi gini sayang, kamu pindah sekolah ya? Nanti bareng sama Alder sekolah alder juga sekolah elit kok..."

Chyra terdiam menatap Nana beberapa saat lalu menghela nafas
"Gatau, terserah aunty aja deh..." Lirihnya pasrah dengan mata sayu

"Maksud aunty gini biar kalian bareng loh sayang, kalo udah sah barengan kan enak. Masak iya pasutri berpisah kan agak gimana gitu"

"Huft, terserah aunty...."

"Gue juga anak IPA 1 jadi kita bisa sekelas kok..."

"Kapan gue pindah? "

"Nanti aunty urus, besok juga bisa..."

Lagi-lagi Chyra hanya menghela nafas

Gue gabisa jauh dari Gadish, gue gamau pisah sama dia, Jauh dari Aerzam gue gabisa. Gimana gue jelasin ama Gadish, ama temen- temen?  Ya Allah gue ngerasa rendah banget...--

WORTH IT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang