BAB 57 : Kata Siapa? Tolak!

35.3K 3.5K 49
                                    

Met pagi~ Gud morning~ Ohayōgozaimasu~ 좋은 아침~ 🤍💜

Part terakhir sebelum epilog nanti malem yah, publish-nya~Abis itu aku hibernasi lagi, nulis extra part 🤭😆

Part terakhir sebelum epilog nanti malem yah, publish-nya~Abis itu aku hibernasi lagi, nulis extra part 🤭😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KIRANA BANGSKSJDFBSAT!!! maki Nayara dalam hati.

Oke, Nayara tahu Kirana tidak dengan sengaja melakukan itu –membongkar kalau sebenarnya Nayara cemburu, toh Nayara juga tidak pernah cerita pada Kirana kalau dia cemburu pada Ilana–, tapi kenapa timing-nya bisa sangat pas seperti ini? KENAPA? KENAPAA?!?

Lalu, mau tahu yang lebih menyebalkannya lagi? Setelah berteriak membongkar rahasianya, wanita yang berstatus sebagai sahabatnya itu langsung buru-buru pamit pergi meninggalkan Nayara sendiri bersama dengan rasa malu yang muncul akibat ulah mulutnya dan membuat Nayara harus terjebak di dalam situasi canggung seperti sekarang ini.

"Kamu beneran cemburu?" tanya Arsen lagi dan dari nada suaranya Nayara tahu kali ini Arsen bertanya sambil tersenyum.

Huaaaaa~! Nayara benar-benar ingin kabur, menghilang, pergi atau apapun nama lainnya itu dari hadapan Arsen sekarang juga. Namun, sebesar apapun keinginannya untuk kabur, menghilang dan pergi, dia tidak bisa melakukannya. Ingat posisi terakhir Nayara saat Kirana datang? Nah, posisi itu yang membuatnya sulit melepaskan diri dari Arsen. Arsen semakin mengunci kedua tangannya yang berada di pinggang Nayara saat Nayara berusaha melepaskan diri. Posisi yang sangat tidak menguntungkan dan tenaga besar yang dimiliki laki-laki itu adalah paket komplit yang sangat ampuh menahan Nayara untuk tidak ke mana-mana dan mau tidak mau menerima nasibnya. Arrghh!! Kenapa jadi begini sihh?!?

Alih-alih langsung menjawab dengan jujur pertanyaan Arsen, Nayara lebih memilih diam dan mengalihkan wajahnya dari Arsen. Dia tidak sanggup menatap Arsen saat ini, dia terlalu malu. Nayara terus diam dan tidak menatap Arsen sampai sebuah elusan lembut menyapu pipinya.

"Ini kenapa merah? Minta dicium yah?" tanya Arsen pelan sambil tangannya terus mengelus pipi Nayara.

Ucapan Arsen membuat Nayara refleks langsung menolehkan kepalanya dan menatap Arsen waspada. Kedua tangannya juga refleks terangkat menutupi pipinya yang ternyata tanpa dia sadari memerah. Melihat reaksi Nayara yang langsung waspada dan menutupi pipinya itu membuat Arsen tidak bisa menahan kekehannya dan dengan cepat menarik Nayara ke dalam pelukannya. Lalu, tanpa menutupi sedikit pun nada gemas dalam suaranya, dia berkata, "Kamu tuh kenapa gemesin banget sih??"

Setelah itu, tidak ada yang berbicara lagi. Arsen masih terus memeluknya dan Nayara tidak membalas apapun lagi. Dia hanya diam dan menerima pelukan Arsen. Hanya menerima, tidak membalas. Kedua tangannya yang seharusnya dia lingkarkan di pinggang Arsen sebagai balasan, dia gunakan untuk menggenggam kedua ujung kaus Arsen.

Sudah lewat 5 menit dan Arsen masih belum melepaskan pelukannya. Mau sampai kapan sih Arsen memeluknya? Jujur, Nayara mulai pegal berdiri. Karena tidak ada sedikit pun tanda-tanda Arsen akan melepaskan pelukannya, terpaksa Nayara yang harus berinisiatif duluan. Namun, saat kedua tangannya yang berada di samping kanan-kiri pinggang Arsen mulai mendorong tubuh Arsen, Arsen membuka suaranya.

Enchanté, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang