BAB 42 : Bukan Jahil

56.1K 6.2K 141
                                    

Bentar lagi mau selesai nih kayaknya gaess~
Abis itu aku mikir deh mau dicetak atau gak. HAHAHA~
Met baca semuanyaaaa~ 

"Lanjutin makannya, calon istri" ucap Arsen setelah Benny pindah dari meja mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lanjutin makannya, calon istri" ucap Arsen setelah Benny pindah dari meja mereka. Dia juga kembali melanjutkan makannya setelah tertunda sebentar menyaksikan perdebatan Nayara dan Benny.

Nayara melirik sekilas ke meja yang ditempati Benny, sebelum mulai berbicara pada Arsen. Nayara hanya ingin memastikan kalau Benny sedang tidak memperhatikan mereka, Nayara dan Arsen. Ketika merasa sudah yakin Benny tidak memperhatikan dirinya dan Arsen dan fokus dengan bakso pesanannya, Nayara mulai berbicara pada Arsen. Tentunya dengan volume suara yang pelan. Meskipun jarak mejanya dengan Benny terbilang cukup jauh, tapi untuk berjaga-jaga Nayara tetap mengecilkan volume suaranya.

"Ar, tadi saya gak serius. Saya bilang begitu untuk mengusir Benny dari meja kita" kata Nayara dengan suaranya yang pelan.

Bukannya membalas, Arsen malah balik bertanya dengan raut bingung di wajahnya, "Kamu kenapa bisik-bisik?".

"Takut kedengeran dia" Nayara menjawab sambil menunjuk ke arah meja Benny menggunakan dagunya. Arsen menolehkan kepalanya ke belakang mengikuti arah dagu Nayara dan melihat sebentar Benny yang sedang sibuk memakan baksonya, lalu kembali menatap Nayara dan berkata, "Dia gak akan dengar, sayang. Jadi kamu bisa berhenti bisik-bisik".

"Gak. Kita harus tetap bisik-bisik. Siapa tau dia siluman kelelawar. Kalau benar berarti dia punya pendengaran yang super bagus. Kelelawar kan hewan dengan pendengaran terbaik nomor 2"

Arsen tertawa kecil mendengar ucapan Nayara yang ngelantur. Setelah itu, Nayara merasakan salah satu pipinya dicubit oleh Arsen. Tidak keras, hanya seperti cubitan... gemas?

Udah gila gue kayaknya.

"Kamu ada-ada aja. Gak ada yang namanya siluman kelelawar"

Walaupun cubitannya tidak keras, Nayara tetap mengaduh kesakitan. Entahlah, ini seperti refleks saja. Lalu, dia kembali membalas, "Ada. Tuh buktinya Benny"

"Ngaco kamu. Jadi, kenapa takut kedengeran dia?" tanya Arsen yang langsung memunculkan kerutan di dahi Nayara. Bukankah sudah jelas mereka harus berbicara bisik-bisik agar Benny tidak mengetahui kebohongan mereka? Ralat, kebohongannya seorang lebih tepatnya. Arsen hanya membantunya.

"Karna saya tadi berbohong dan saya gak mau ketahuan" jawab Nayara dengan nada bingung dalam suaranya. Kenapa sekarang giliran dia yang bingung?

"Berbohong? Berbohong tentang apa?" tanya Arsen lagi.

Sumpah, dia kenapa sih?!

"Ar, kamu gak usah pura-pura bodoh deh"

"Aku beneran gak tau. Emang kamu tadi bohong apa?"

Nayara mendesah pelan dan menatap datar Arsen yang saat ini menunjukkan ekspresi polos seolah-olah dia benar-benar tidak mengerti apapun yang terjadi sebelumnya.

Enchanté, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang