Itu awal dari semuanya. Mereka sering bertemu di kampus, tapi tetap. Barra tetap acuh dan tidak peduli. Sampai suatu hari pria itu mendengar perkataan yang sederhana dari Shaqila, perkataan itu berhasil menyadarkan Barra akan sesuatu.

"Kita ngga bisa maksa seseorang buat tetep sama kita, karena siapapun itu berhak buat bahagia. Dan kita ngga boleh judge apapun pilihan orang-orang, mereka pasti punya alasan. Iya kan?"

Itu perkataannya. Diucapkan di taman kampus saat musim semi. Sejak saat itu Barra mulai belajar melepaskan Alisha sepenuhnya, bukan, bukan karena ia bertemu Shaqila.

Tapi saat itu, Barra benar-benar merubah sikapnya. Ia tidak percaya dengan siapapun, ia menjadi anti sosial, berbicara seperlunya. Shaqila, Shaqila yang menyadarkan Barra. Bahwa bersikap seperti itu tidak baik untuk kesehatan mental dan orang lain.

Bohong jika Barra mudah melupakan Alisha saat ia di Jerman. Apalagi Alisha adalah perempuan pertama yang memberinya banyak pelajaran, pacar pertama Barra, cinta keduanya setelah Zahra.

Setahun, dua tahun sampai di tahun ketiga. Ia berhasil melepas gadis itu. Saat Barra pulang ke Jakarta, tak sengaja melihat Alisha sedang makan bersama Maudy dan Aldo di restoran yang sama. Itu kali pertama setelah tiga tahun.

Jadi pertemuan lalu, bukan pertemuan pertama mereka. Mungkin iya bagi Alisha, tapi tidak bagi Barra. Tetapi saat itu rasanya muncul kembali. Rasa ingin memiliki Alisha hadir lagi. Perasaan Barra labil sampai ia kembali ke Berlin.

Di Berlin, ia sering bersama Shaqila. Orang-orang melihatnya seperti saudara laki-laki dan perempuan. Shaqila pun memberikan banyak pengetahuan, pengalaman dan lainnya. Oleh karena itu, Shaqila adalah salah satu perempuan yang berharga untuk Barra.

Perempuan itu pendengar dan pemberi saran yang baik. Sangat baik. Dia sederhana, tapi memilih makna.

Seiring berjalannya waktu, muncul perasaan baru di hati Barra. Mulai merasakan kenyamanan saat bersama Shaqila, dan mulai khawatir akan gadis itu. Apalagi Shaqila memiliki asma. Mulai saling bertukar kabar, lebih sering bertemu dan liburan bersama.

Barra tidak menyatakan perasaannya duluan. Shaqila yang bicara kepadanya waktu itu.

"Lo ngga ngerasa aneh kita begini Bar?"

"Maksudnya?"

"Kita apa ya, kayak bukan temen tapi yang lebih dari temen juga bukan"

Barra diam.

"Jujur gue ada perasaan buat lo. Tapi gue ngga mau maksa juga karena gue tau cerita lo kayak apa sama Alisha" jelas Shaqila. Iya gadis itu tau semuanya.

Gadis itu tau Barra masih menyimpan kura-kura yang mereka berdua pelihara hingga kini. Shaqila tau kalau Barra masih menyimpan beberapa foto keduanya di kotak yang berisi barang serta kenangan mereka berdua.

Shaqila juga tau memang sepertinya susah melupakan sosok di SMA, dirinya pun begitu. Saat bertemu dengan Barra, Shaqila belum pulih dari lukanya. Ia diselingkuhi yang mana selingkuhannya itu adalah temannya sendiri.

Alasan keduanya sama. Sama-sama lari dari kenyataan. Lari dari masalah agar lupa dengan semuanya. Keduanya sama-sama orang yang memiliki luka dan ingin beranjak pulih. Lalu apakah jadinya jika kedua orang tersebut menjalin hubungan?

"Gue juga ngomong gini biar lega aja Bar. Gue takut malah kalo kita punya hubungan, takut toxic..."

"Gue juga mikir kayak gitu. Gue takut nyakitin lo atau takut lo bakal mikir, kalo lo pelarian gue," jawab Barra.

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now