WORTH IT -1

404 22 14
                                    

Tuhan menebarkan cinta tanpa batas tiada kurun waktu yang terlewatkan oleh nya, setiap makhluk akan mendapatkan cinta tersebut dan menjadikannya makna kehidupan yang indah.

Walau terkadang cinta itu sering dianggap jatuh pada hati yang salah, sebenarnya tidak salah, hanya saja butuh perjuangan besar untuk mendapatkan cinta yang benar-benar tepat. Karena cinta sangat berharga dari segalanya, tentunya tak mudah untuk mendapatkannya. True?

Di ruangan kelas yang cukup rusuh Chyra tetap tenang sendiri, sibuk berkutat dengan pena dan bukunya.

"Ra, anter ke toilet kuy!" Tegur seorang gadis cantik yang duduk di sebelahnya.

Chyra yang tengah menulis di diary nya pun menoleh.

"Ayo kebelet ah..." Rengeknya manja menarik lengan baju Chyra seperti anak kecil.

"Yaudah ayok..." Gadis itu menutup diary nya dan berdiri.

"Bawa aja diary nya, kalo dia baca gimana?" Saran gadis cantik bernama Nirgadish Tashalia atau biasa di panggil Gadish dengan senyuman nakalnya, Tak ayal di lengkapi kerlingan mata yang memberikan kesan tengil.

"Toilet doang bentar, lagian tuh anak gaada, lagi nongkrong bareng konconya " mata Chyra melirik ke bangku kosong milik crush-nya ternyata cinta Chyra terjebak friendzone.

"Yaudah ayok !" Gadish menarik tangan Chyra bergegas ke toilet, dia sudah tak tahan ingin memenuhi panggilan alam.

Tak lama berada di toilet dua gadis cantik itu pun kembali ke kelas.

Saat pertama kali melihat ke dalam ruangan Chyra dibuat kaget, benar saja ternyata ucapan Gadish, buku diary nya itu tengah di baca oleh seorang laki-laki yang namanya selalu menjadi awalan kata dear dalam diary nya.

Nafas Chyra hampir berhenti saat laki-laki itu menolehnya, dengan tatapan tajam yang menjadi ciri khasnya.

Chyra tetap melangkah ke bangkunya meski ia sangat malu namun ia ingin mengambil diary-nya.

"Sini buku gue, siapa suruh lo liat ?" Chyra merebut diary itu dari tangan laki-laki bernama Aerzam Hanzaki.

"Lo suka sama gue?"

Chyra terdiam tak menjawab pertanyaannya, detak jantungnya berdetak kencang saat ini.

"Sorry Ra, lo sahabat gue..."

"Gue ga ngarep lebih sama lo... Lagian gue ga confess, sebatas kagum bukan berarti pen memiliki kan?" Elaknya tersenyum tipis, padahal ia sedang menahan rasa sakit.

Bohong, mana mungkin Chyra tidak berharap pada Aerzam, apakah menghilangkan perasaan itu semudah membalikkan telapak tangan.

***

Cinta itu terlalu berharga, kadang yang kita inginkan tak bisa kita miliki.
Di usianya yang sekarang berada dalam fase remaja, gadis itu merasa orang yang ia suka tak memiliki perasaan yang sama pada dirinya tak seperti teman-temannya yang lain yang mulai bisa meraba seperti apa cinta pertama yang terjalin di sekolah.

Indah bukan? Namun tidak untuk Chyra.

Gadis itu menghentikan mobilnya dan turun untuk membeli minum di sebuah minimarket, sekedar untuk menenangkan diri gadis itu harus minum atau memakan sesuatu.

Saat ia memilih variant rasa yoghurt yang berjejer di kulkas seorang laki-laki menegurnya.

"Eh mbak, mau nanya..." Ucapnya tanpa malu, dan seperti orang buta, yang benar saja gadis secantik Chyra dia panggil mbak.

Chyra menoleh mbak-mbak? Emangnya gue terlihat tua apa?-- Batinnya karna ia malas berurusan seperti di sinetron yang nanti urusannya semakin panjang.

WORTH IT [END]Where stories live. Discover now