gelang edelweis

Comincia dall'inizio
                                    

"Dia ngga bakal boleh sama papah"

"Kan, lagian kenapa ngga di Jakarta aja sih? Perasaan kata lo waktu itu di daftarin beasiswa yang di Jakarta?" Oceh Noera. Ya Barra selalu berkabar dengan kakaknya yang satu ini.

Barra mengedikan bahu. "Mungkin dia daftarin dua?"

"Jadi, ambil ngga?" Tanya Barra.

Noera menggeleng. "Kalo gue jadi elo sih engga. Apalagi lo pinter, masih banyak universitas di Jakarta yang bisa nerima lo kok. Sekarang pikirin kesembuhan bunda dulu, Bar. Lo tau sendiri sekarang kondisinya kayak apa"

Barra paham itu. Tapi di sisi lain, itu impiannya. Atau haruskah Barra mengalah, lagi?

"Gue ngerti itu impian lo. Cuman, kuliah di Jepang itu bisa kapan aja loh. Bisa aja ntar pas lo S2 atau lo pindah pas kondisi bunda udah baik, bisa kan? Maksud gu—"

"Iya ngerti, Ra" potong Barra.

"Tapi lo jangan terlalu cepat ambil keputusan. Lo pikirin dulu, kali aja ada caranya buat kuliah disana kan??"

Barra mengangguk. Selanjutnya ia hanya mendengarkan ocehan Noera mengenai bosnya. Perempuan di depannya ini baru pertama kali ikut dinas ke luar kota jadinya cukup kaget.

🌼🌼🌼

Ujian sekolah berlangsung lancar, tidak ada hambatan baik dari dalam ataupun luar sekolah. Dapat dipastikan hari ini semua murid akan tersenyum senang saat jam sebelas nanti. Saat mendengarkan bel pulang, mereka akan bernafas lega.

Pengawas di hari terakhir biasanya pengawas dari sekolah sendiri. Biologi menutup ujian sekolah kali ini. Setelah dua Minggu mereka berkutat dengan soal, ujian, latihan dan akhirnya bel yang ditunggu sudah berbunyi.

Benar, anak kelas dua belas tersenyum hebat. Bagaimana pun juga mereka telah keluar dari neraka dan bisa menghirup udara segar dengan bebas. Alisha pun sama, walaupun setelah ini ia akan sibuk dengan rapat dan persiapan kelulusan, tapi setidaknya soal-soal itu tak lagi menghantui kepalanya.

"AUDY AKHIRNYA!!!"

Maudy memeluk Alisha erat. "SENENG BANGET DAH SELESAI!"

"Gue mau juga dong dipeluk"

Alisha memukul Nanda. "Main ngga sih kita?"

"Ayo!" Sahut Gian.

Mereka mulai membuat rencana seperti apa yang dibicarakan kebanyakan murid. Banyak murid yang langsung menuju mall, beberapa dari mereka juga berencana ke kota lain bersama sahabat-sahabatnya.

Setelah mengobrol, Nanda melihat Barra yang berjalan ke arahnya, bukan, maksudnya buat nyamperin Alisha.

"Gampang Bar biologi??" Tanya Gian. Sok akrab aja sih, sebelumnya ia tidak pernah berbicara dengan Barra.

"Lumayan"

Alisha terkekeh ia menyubit pria itu. "Sedikit ramah dong" bisiknya.

"Lo gimana, Nan?" Tanya Barra menuruti.

"Aman. Gue kebetulan kebanyakan pilih C sih"

"Gue gamau ditanya" ujar Maudy. Menatap sinis Barra. Entah dendam apa yang ada pada gadis itu. Ia menarik tangan Alisha. "Bentar ya mas"


"Apasih???"

"Lo ngga bilang soal kemarin??"

Alisha tersenyum. "Lo sama gue aja yang tau"

"Al"

"Audy lo mau merusak hari bahagia ini?" Jawab Alisha. "Gapapa, kan udah biasa"

Maudy menghembuskan nafasnya. Mereka kembali, pulang masing-masing ke rumahnya. Hasil dari rencana tadi ialah, mereka akan ke suatu tempat wisata pada hari Minggu, lusa. Katanya sih mau ke air terjun.

About Barra 2 [TAMAT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora