jangan ambil punya aku

Start from the beginning
                                    

Gian mengangguk. "Katanya dulu ngga punya temen"

"Dia dulu kelas berapa deh?" Tanya Maudy tertarik pada obrolan.

"Sebelas IPA 7"

"Eh anjir gue baru sadar lo sekelas sama mantan ya," kata Nanda menatap tiga temannya lalu kembali menulis.

"Kenapa emang?" Ketus Maudy yang merasa perkataan Nanda ditunjukkan untuknya.

"Denger-denger dia mau nikah kan?" Tanya Gian.

"Tanya aja sono" suruh Maudy lalu gadis itu mendekati Nanda untuk membuat laporan praktikum. Sementara Alisha bersama Gian mengobrol lebih banyak. Dulu pas kelas sebelas ia sangat jarang atau bahkan tidak pernah mengobrol dengan pria satu ini.

🌼🌼🌼

Barra membawakan beberapa buku yang disuruh oleh guru Kimia bersama Chandra dan dua perempuan di belakang. Jam istirahat mereka berbeda dengan anak reguler. Itu adalah perbedaan yang Barra sangat tidak suka.

Kenapa harus di bedain? Padahal dulu kepala sekolah tidak berbicara soal ini. Tapi mau gimana juga, ini udah ketentuan sekolah. Tadi Barra juga sempat melihat kelas Alisha berada di lab yang baru. Pria itu dapat menyimpulkan kenapa Alisha belum membaca pesan yang ia kirim.

Soal pengirim tidak diketahui, belum Barra balas. Hanya ia baca saja. Pesan seperti itu memang tidak jarang Barra dapatkan, tapi ia masih merasa risih jika ada yang seperti itu padahal dulu biasa-biasa saja, apa karena saat ini ia mengerti kalau sudah punya Alisha?

"Makasih yaa, silahkan ke kelas lagi"

Di pertengahan jalan, dari jauh Barra melihat anak-anak keluar dari lab baru itu. Memang sudah bel istirahat. Pria itu tersenyum pada Alisha yang melambaikan tangan padanya.

Btw...

Sepertinya Barra bisa menerima kondisi bahwa mamahnya hamil. Artinya ia menerima kondisi kalau nanti akan mempunyai seorang adik. Benar kata Alisha, ia harus mencobanya.

🌼🌼🌼

Tidak ada yang lebih nikmat selain suapan pertama saat perut sedang keroncongan. Terlebih, Alisha tadi tidak sarapan apapun karena kesiangan.

"Al, lo yakin pesen dua?" Tanya Maudy melihat satu bungkus nasi yang sudah banyak. Gimana kalo dua bungkus?

"Gue laperrr banget asliii" kata Alisha setelah menelan makanannya. Sangking laparnya, mereka tidak ke kelas dahulu. Tapi langsung ke kantin dengan memakai jas lab. Sebenernya ngga boleh sih, karena takut kotor kenapa apa-apa, cuman ya namanya laper kan...

"Kapan lo bakal first date?"

Maudy menatap Alisha. "Kenapa? Mau double date?"

Alisha terkekeh sambil mengaduk minumannya. "Bisa sama Ferra sama Biel"

"Sama ka Kevin juga bisa"

"AHHHH JADI INGET KA KEVIN!"

Maudy menghela nafas kasar.

"Lo bisa ngga sih, ngga usah dramatis?"

"Ngga bisa" jawab Alisha sambil menjulurkan lidah. "Tapi ka Kevin..."

"Apa gue chat ya?"

"Al, makan dulu deh cepet. Ini rame banget makin lama" suruh Maudy kesal. Makanan belum habis tapi sudah banyak bicara, cibirnya dalam hati.










"Well, bokap lo ngga ngapa-ngapain sih, cuman nanya soal Alisha"

Barra mengangkat alisnya. Menatap Tania dengan tatapan meminta penjelasan lebih lanjut.

About Barra 2 [TAMAT]Where stories live. Discover now