Chapter DCCCLXXVII

839 311 7
                                    

“Zeki! Sachi!” Langkah pasangan itu berhenti tatkala seseorang memanggil nama mereka.

“Kamar yang itu masih belum dibersihkan dan belum diberi penerangan. Hanya ada dua ruangan yang baru diberi penerangan … Kamar Ayah dan ruangan yang kalian datangi sebelumnya. Karena itulah, semuanya berkumpul di sana.”

Sachi yang telah membalikkan badannya itu, segera melangkah mendekati Ryuzaki, “jadi dengan kata lain, semuanya akan berkumpul di sana? Tapi aku tidak melihat Sarnai dan juga Putramu.”

“Sebentar lagi mereka akan kembali. Mereka sedang mengunjungi kamar Ayah saat ini….”

“Sachi, Kak Izumi sudah menyiapkan tempat untuk kalian beristirahat sejak aku memberitahukannya bahwa kalian akan datang. Sachi, dia sangat ingin menghabiskan waktu bersama Adik Kesayangannya,” sambung Ryuzaki, yang hampir tak berkedip menatapi Sachi.

“Sachi! Sachi, apa itu kau?!”

Jantung Sachi berdetak kuat tatkala ia menangkap suara laki-laki yang memanggil namanya. Perempuan tersebut menoleh … Hingga ia menemukan sosok Haruki yang berlari kecil mendekati mereka. “Haru-nii!” Sachi balas memanggil, ketika laki-laki tadi sudah berjalan melewati keluarganya.

“Haru-”

Panggilan Sachi segera terhenti, tepat disaat sosok laki-laki di depannya itu memeluk erat dirinya. “Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?” Sachi menggeleng, untuk pertanyaan yang ia dapatkan.

“Maaf Sachi, aku telah gagal menjadi Kakakmu!” Seketika tangisan Sachi meluruh, sesaat ia mendengar kata-kata yang Haruki ucapkan barusan.

“Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Nii-chan, apa kau baik-baik saja?”

Haruki menggeleng, “tidak ada yang baik-baik saja,” jawabnya sambil menunduk hingga wajahnya menyentuh kepala Sachi yang ia peluk, “bagaimana aku akan baik-baik saja, saat aku sama sekali tidak mengetahui kabar dari adik-adikku!”

“Haruki! Mereka baru sampai, jadi biarkan mereka beristirahat!”

“Zeki, bawa keluargamu untuk beristirahat di dalam!” sambung suara itu lagi yang kembali terdengar untuk kedua kalinya.

“Bagaimana keadaan Ayah dan Ibu sekarang?”

Haruki melepas pelukannya pada Sachi, “mereka sedang tidur saat ini. Eneas yang menjaga mereka!”

“Eneas? Lalu di mana yang lain? Di mana Takumi dan Akemi?”

“Miyu ingin melihat-lihat Istana, begitu juga yang lainnya. Mereka akan kembali setelah puas berkeliling!” jawab Haruki kembali sembari tangannya menepuk tangan Izumi lalu berjalan melewatinya.

“Kalian masuk dan beristirahatlah di dalam!” lanjut Haruki sebelum dia melangkah masuk ke dalam ruangan yang sebelumnya mereka datangi.

“Apa mereka baik-baik saja? Aku takut mereka justru tersasar di Istana, terlebih banyak lorong dan ruangan yang tidak ada penerangannya!”

“Aku akan menjemput mereka! Ajak saja Zeki dan keluarganya untuk masuk ke dalam!” Ryuzaki menyahut, sebelum kakinya bergerak meninggalkan mereka semua.

“Masuklah kalian semua! Zeki, Sachi, ajak anak-anak kalian untuk beristirahat di dalam! Aku sudah mempersiapkan tempat tidur untuk kalian di sana!” tutur Izumi, dikala matanya masih menatap Ryuzaki yang semakin menjauh.

“Ihsan, Huri, masuklah! Bawa Adik-adik kalian ke dalam!” lanjut Izumi sembari menyentuh punggung Sachi, agar perempuan yang ada di dekatnya itu segera berjalan.

Sachi menarik napas begitu dalam, sebelum kedua kakinya melangkah … Memasuki ruangan sebelumnya. “Di sebelah sana!” Sachi berbelok ke arah yang ditunjuk Izumi, mengabaikan beberapa pasang mata yang tertuju pada mereka.

Our Queen : Carpe DiemWhere stories live. Discover now