Epilog

21.5K 2K 467
                                    

"Aku ingin bermimpi bersamamu, aku ingin pergi ke tempat yang kita inginkan. Di mana hanya kita berdua dan kebahagiaan."

"Cinta kita disinari cahaya, yang akan menuntun jalan kita bersama."

•••

Noah bahagia, tapi ia kurang diperhatikan. Karena Syela yang berada di rumah sakit jiwa. Sedangkan Neal yang harus selalu diperhatikan Dela.

Mungkin Dela masih memerhatikan Noah. Tapi anak itu tidak bisa menjadi prioritas utamanya.

Hingga pagi hari itu, Zergio datang mengunjungi Mansion Ganendra. Ia tidak sendiri, ada Ghea yang menemaninya.

Mereka datang untuk menemui Dela dan Neal.

"Ada apa, nak?" Dela bertanya dengan kening mengerut bingung.

"To the point, saya mau Noah tinggal sama saya."

"Kak," tegur Ghea menepuk paha Zergio pelan. Tidak ada sopan santunnya laki-laki itu.

Dela tampak semakin bingung. Tidak ada Neal di sana. Karena pria paruh baya itu harus beristirahat total di ranjang.

"K-kenapa tiba-tiba?"

Ghea meringis pelan. "E-em gini, Tante. Kita tau kalau Tante harus fokus ngerawat om Neal. Sebelum kak Rafa operasi waktu itu, dia nitip Noah ke kita," terang Ghea mencoba menjelaskan dengan hati-hati.

Mereka semua tidak pernah ada yang menyebut Rafa atau Sasa meninggal. Hanya mengatakan 'setelah atau sebelum Rafa operasi' sedangkan Sasa 'setelah atau sebelum Sasa kecelakaan.'

"Tapi..."

"Kami gak bermaksud ngerebut Noah. Tapi setelah kondisi keluarga Ganendra kembali membaik, Noah akan kembali tinggal di sini," sela Zergio dengan wajah datar. Pria itu semakin parah saja semenjak Rafa meninggal.

Zergio tentu tidak bisa membawa dan merawat Noah selamanya. Karena anak itu milik keluarga Ganendra. Zergio tidak punya hak. Maka dari itu ia mengatakan Noah akan bersamanya sampai keluarga Ganendra membaik lagi.

Dela tersenyum tipis. "Baiklah. Tapi, Noah---"

"Noah mau Oma. Itu permintaan Papa."

Fokus ketiga orang itu langsung beralih pada sumber suara. Noah datang dan berdiri di depan Zergio serta Ghea. Mata Noah memandang lama wajah Ghea yang serupa dengan wajah Sasa, Mamanya.

Zergio sontak tersenyum tipis, sedangkan Ghea langsung tersenyum lebar. Bahagia mendengar anak itu mau ikut bersama mereka.

Karena Noah setuju, hari ini juga Noah dibawa Zergio dan Ghea ke Mansion kedua orang itu. Dan saat di perjalanan, Noah memandang lama wajah Ghea.

Ghea menyadari hal itu. Wanita itu kemudian membawa Noah ke pelukannya. "Sekarang, Noah manggilnya Mami, manggil om Gio nya Papi. Kan panggilan Papa sama Mama udah ada yang punya," ucap Ghea lembut.

Mata Noah kembali berkaca-kaca. Ia menunduk dan melingkarkan tangan mungilnya pada tubuh Ghea. Meresapi pelukan itu. Seperti ini yang ia inginkan dari Sasa. Pelukan ini seperti pelukan Sasa ketika dua bulan lalu di pemakaman.

Sedangkan Zergio tersenyum kecil. Untung saja rasa cemburu buta nya itu bisa diposisikan dengan baik.

Saat sampai di Mansion Zergio. Mereka bertiga masuk ke dalam dengan Noah yang digandeng Zergio dan Ghea.

Ada Fano dan Claretta yang menjaga anak-anak Zergio selagi mereka menjemput Noah. Karena rencana ini memang sudah ditau oleh seluruh teman-teman Rafa dan Sasa.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Where stories live. Discover now