RaSa |• 8

23K 2.2K 1K
                                    

Ada warning 17+ aja semangat semua lu pada Yee

Awas aja chapter ini gak rame lagi. Gw jatuhin mental kalian semua sekali moment sad. Eaaak, ih lebay Anjir😭😭

Dahlah

Happy Reading

______

Rafa diam. Ia tidak membalas ucapan Sasa lagi. Pria itu hanya menatap mata Sasa yang juga balas menatapnya.

Setetes air mata gadis itu sudah jatuh, dan tangan Rafa langsung menyeka nya. Rafa begitu lembut memperlakukan Sasa, hingga gadis itu memejamkan matanya menikmati.

Rafa beralih memindahkan tubuh Sasa agar berbaring di sampingnya. Memeluk tubuh gadis itu dengan erat.

Karena jika tetap pada posisi tadi, bisa-bisa ada yang bangun lagi nanti.

Sasa langsung menenggelamkan wajahnya ke dada Rafa. Tangannya juga memeluk pinggang pria itu tak kalah erat.

"Lo inget, dulu.... Lo selalu nemenin gue," gumam Sasa dengan mata terpejam.

"Apapun yang gue minta, lo selalu nurutin. Lo selalu ngelakuin apapun yang gue mau. Lo gak pernah nolak gue, lo selalu buat gue bahagia, Raf."

Pelukan Rafa kian erat. Ia masih diam mendengarkan Sasa berbicara.

"Gue kangen, Raf hikss. Plis balikin Rafa gue yang dulu hikss. Gue k-kang---"

"Sstt." Rafa mengecup puncak kepala Sasa ketika tangis gadis itu pecah.

Sasa menangis terisak di dadanya. Sejak dulu, Sasa tidak pernah sungkan menangis dan mengadu pada Rafa.

Ketika kebenaran tentang ayah kandung Sasa terbongkar, Sasa selalu mengadu pada Rafa. Bahkan, hubungan Sasa bersama Rafa lebih dekat dibandingkan hubungan Sasa dengan ayahnya.

Rafa selalu menjadi tempat Sasa berkeluh kesah. Rafa tidak pernah melarang Sasa menangis jika gadis itu ingin, karena Rafa lebih suka jika Sasa mengeluarkan kesedihannya dengan menangis dibandingkan jika gadis itu menahannya sendirian.

Iya, dulu Rafa selalu seperti itu. Lalu, apakah sekarang masih begitu juga? Sasa tidak tau.

"Plis Raf! Kenapa hikss kamu kaya gini? Aku salah apa?" Sasa bertanya pilu dengan tangannya yang mencengkram kuat baju bagian depan Rafa.

Gaya bicara 'Aku-kamu' sudah mereka terapkan sejak resmi berpacaran. Tapi kembali berubah setelah beberapa hari ini karena pertunangan Rafa dan Syela.

"Aku gak akan hikss pernah lepasin kamu Raf. Aku gak mau." Sasa mendongak untuk menatap mata Rafa.

Sorot mata tajam Rafa langsung berubah begitu melihat mata Sasa yang memerah dan basah karena menangis.

Pria itu mengelus pipi Sasa dengan lembut. Mendekatkan bibirnya dan mengecup kedua mata Sasa yang refleks terpejam.

"Setelah dua tahun lalu, gue pengen lo nyerah Sa."

Air mata Sasa semakin deras. Tapi ia tidak berniat memotong ucapan Rafa. Sasa akan mendengar pria itu, sampai kapanpun.

"Gue gak mau lo tambah berharap dan nunggu gue. Gue mau lo mulai hidup baru di sana."

Sasa menggeleng. "Gimana sih Raf? Aku nungguin kamu! Kamu juga harusnya nungguin aku lah!" sembur Sasa dengan emosi.

Rafa tersenyum tipis. Senyuman pertama yang pria itu berikan setelah berhari-hari didekati Sasa.

Hal itu membuat Sasa tertegun. Air matanya kembali menetes karena begitu merindukan senyuman itu. Senyuman yang hanya diberikan padanya, dulu.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang