RaSa |• 52

18.4K 2.3K 1.4K
                                    

Hay Hay!

Kali ini aku up nya bukan malam. Soalnya kalau ntar malem bakal gak sempat.

Oh ya, aku udah pernah ingetin buat ninggalin lapak ini kalau gak sesuai ekspetasi kalian. Jangan asal ngomong yang bisa aja ngebuat aku down dan males nulis wkwk

Okay? Happy Reading

•••

Tatapan Rafa terlihat sangat kosong, menatap ke langit-langit ruangan. Setetes air mata menetes di sudut matanya.

Sedetik kemudian Rafa terkekeh, lebih tepatnya terkekeh miris. "Gi."

Panggilan Rafa pada Zergio membuat semua yang ada di ruangan itu kembali menatap Rafa. Para perempuan pun harus menghentikan tangis masing-masing, meskipun isakan itu sesekali terdengar.

"G-gue ada permintaan," ucap Rafa lirih. Hingga mereka semua sedikit mendekat untuk mendengar suara pria itu lebih jelas lagi.

Tatapan Rafa kosong ke langit-langit ruangan. Sudut matanya mengeluarkan air mata. Sedangkan tangannya terkepal kuat.

"Donorin jantung gue buat Syela."

"ANJING! LO GILA?!" sentak Agra emosi.

Rafa terkekeh miris. "Gue udah cek ke dokter dua tahun lalu. Gue bisa donorin jantung gue ke Syela."

Fano maju selangkah. "Lo udah rencanain ini?" geram Fano dingin.

Rafa tak menoleh sedikitpun. "Awalnya iya." Pria itu memejamkan matanya, bersamaan dengan air matanya yang kembali luruh. "Tapi setelah Sasa balik, gue gak mau ngelakuin itu."

Rafa beralih menatap Zergio yang matanya memerah karena menahan air mata. "Lo ngerti gue kan, Gi?"

Suara itu.... Terdengar sangat menyayat hati.

"Gak ada lagi alasan gue hidup. Sasanya gue udah ninggalin gue," ucap Rafa lirih.

"Jangan gila, Raf. Lo selamat, itu berarti Tuhan masih kasi lo kesempatan ngejalanin hidup!" seru Azka dengan wajah yang ia palingkan ke arah lain.

Kekehan miris terdengar dari mulut pria itu. "Gak akan ada orang yang pantas di hati gue selain Sasa."

Kenangan selama berpacaran dan setelah menikah dengan Sasa terlintas di kepala Rafa. "Seenggaknya... Meskipun di kehidupan ini gue gak berakhir bahagia sama Sasa. Gue pengen sama dia di kehidupan selanjutnya."

"K-kak Rafa..." Rafa menoleh saat Ghea mendekat dengan wajah basah.

Rafa tersenyum tapi air matanya semakin banyak yang keluar. "Sasa..." gumam Rafa lirih.

Seketika mereka semua menangis. Termasuk Zergio yang juga menangis, meskipun tanpa suara.

"Tunggu aku, sayang. Kita bebas bentar lagi," ucap Rafa menatap dalam wajah Ghea yang serupa dengan wajah istrinya.

Rafa memejamkan matanya sejenak sebelum kembali menatap Zergio. "Gue mohon, Gi. Ini permintaan terakhir gue,"cicit Rafa dengan kepala yang semakin pening.

"Jantung gue berdetak normal. Gak ada tanda-tanda gue cepet mati. Gue gak mau buat Sasa nunggu lama. G-gue mohon."

"Raf--"

"Seenggaknya, jantung gue bisa jadi penebusan dosa gue ke Syela. Jantung gue bisa berguna buat hidup orang lain yang masih ingin hidup."

"Jadi maksud lo, lo gak mau hidup gitu?!" Agra menyentak dengan tangan terkepal.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang