RaSa |• 11

18.5K 2.2K 780
                                    


Hay!

Oke! Jadi aku up setelah part ini selesai diketik berhari-hari.
Di sela-sela waktu nyantai dan ngerjain tugas.

Ramein kuy!

Happy Reading 🌹


___

Di sebuah Apartement mewah, dua orang berbeda gender tengah tertidur nyenyak dengan posisi saling berpelukan.

Rafa dan Sasa.

Keduanya begitu menikmati posisi mereka. Hingga sang gadis terlebih dahulu membuka matanya.

Netranya menangkap wajah polos Rafa yang tertidur nyenyak. Wajah yang biasanya tampak kaku dan dingin itu kini terlihat polos dan menggemaskan
Tersenyum tipis, Sasa mengelus pelipis Rafa kemudian turun ke pipi tirus pria itu.

Hal itu membuat Rafa sedikit terusik. Tapi laki-laki itu semakin masuk ke dalam pelukan Sasa dengan wajah yang tenggelam di leher gadis itu.

Sasa terkekeh tanpa suara. Dengan hati-hati, ia berusaha melepaskan diri dari Rafa untuk membasuh wajahnya.

Syukur Rafa tidak terbangun. Pria itu hanya menggeliat dan mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Sedangkan Sasa memilih langsung masuk ke kamar mandi.

Selang beberapa menit, Sasa keluar dengan wajah yang segar. Ia belum mandi karena memang rasanya tidak mungkin untuk mandi di Apartement Rafa.

Mata Sasa mengarah pada meja di samping ranjang. Dengan pelan, ia membuka laci paling atas kemudian mengambil sesuatu dari sana.

Menghela nafas gusar, Sasa kemudian keluar kamar setelah menaruh benda itu ke tempat aman. Ia membutuhkan benda itu untuk ia tanyakan pada seseorang.

Kali ini Sasa bisa memasak selain nasi goreng karena semalam sudah berbelanja. Jadi ia memasakkan makanan yang setidaknya bisa ia masak.

"SAYANG!"

Sasa sedikit tersentak saat Rafa berteriak dari dalam kamar. Sasa bahkan hampir menjatuhkan pisau yang ia gunakan untuk memotong bawang.

'Baru kali ini Rafa manggil gue kaya gitu,' ucap Sasa dalam hati.

"SASA!!"

Oh, sepertinya laki-laki itu baru sadar akan panggilannya tadi.

Sasa melepaskan kegiatannya untuk menghampiri Rafa. Jika tidak, pria itu tidak akan berhenti berteriak memanggilnya di pagi hari ini.

Sasa membuka pintu kamar dan menatap Rafa yang masih berbaring tengkurap. Seketika tangan Sasa bersidekap di depan dada.

"Apa?" tanya gadis itu datar.

"Hmm."

Sasa mendengus jengah. Rafa belum sepenuhnya terbangung. Lihat saja! Pria itu malah bergumam dengan mata terpejam.

"Raf," panggil Sasa yang tidak disahuti Rafa.

Dengan malas, Sasa berjalan ke sisi ranjang dan menyentuh pundak Rafa. Berniat membangunkan pria itu.

"Bangun, mau ke kantor kan?"

Rafa berdecak masih dengan mata terpejam. Pria itu malah beralih menutup wajahnya dengan bantal. Mencegah suara Sasa terdengar di telinganya.

"Gak bangun gue--"

"Kamu Sa!!"

Sasa sedikit terlonjak kaget saat Rafa tiba-tiba bangun duduk dan mengurung Sasa yang masih berdiri, dengan kakinya. Tangan Rafa juga memeluk pinggang Sasa, sedangkan wajahnya bersandar pada perut Sasa dengan mata yang masih terpejam.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang