RaSa |• 18

15.9K 2K 482
                                    

Suka? Aku double up?

Harus dong wkwk

.

Happy Reading ❤️

_____

Tentang pertemuannya dengan Syela dan  bunda Dela kemarin, Sasa tidak pernah memberitahu hal itu pada Rafa.

Bahkan semalam pun ia mengabaikan panggilan telepon Rafa. Sasa hanya butuh waktu sendiri sebelum pergi berlibur bersama Rafa di Bali.

Lihat saja, pagi ini Sasa sudah berada di Apartement Rafa. Dan dapat Sasa pastikan jika kekasihnya itu masih tidur.

Sasa saat ini tengah memasak untuk sarapan pagi. Sedangkan jam 9 nanti mereka akan berangkat ke Bali, tanpa sepengetahuan siapa-siapa.

Termasuk Nanda. Sasa hanya bilang pada Nanda jika ia ingin menyendiri di suatu tempat. Nanda mengiyakan. Lagipula, gadis itu masih memiliki masalah dengan Azka.

Begitu Sasa selesai menghidangkan hasil masakannya ke atas meja, Rafa tiba-tiba datang dan memeluk gadis itu dari belakang.

Masih dengan wajah bantalnya, Rafa menghampiri Sasa karena indera penciumannya mencium wanginya aroma makanan dari dapur.

Seingat Rafa ia hanya tinggal sendiri. Karena itulah, laki-laki itu segera ke dapur ketika otaknya mengingat Sasa.

"Kenapa gak dateng semalem?" bisik Rafa di sela-sela kecupannya pada daun telinga Sasa.

"Enggak apa-apa," jawab Sasa tenang.

"Sa," tegur Rafa semakin mengeratkan pelukan mereka.

"Gapapa Rafa. Kan seminggu aku bakal sama kamu terus, jadi semalem ngomong berdua sama Nanda," kilah Sasa berbohong.

Kali ini Rafa mengiyakan. Ia tidak mau memperpanjang perdebatan dan berakhir mereka yang saling mendiami. Tidak tidak! Mereka ke Bali untuk berlibur bersama, bukan untuk menyelesaikan masalah yang baru diciptakan.

"Ayo makan," ajak Sasa sembari melepaskan pelukan Rafa.

Gadis cantik itu menekan pundak Rafa agar duduk di kursi. Tentu saja Rafa menurut, meskipun wajah bantalnya itu sungguh membuat Sasa ingin tertawa terbahak-bahak.

Mereka makan dalam keheningan. Hingga Sasa tiba-tiba bertanya.

"Pakaian kamu udah siap?" tanya Sasa dengan tatapan menyelidik.

Dengan tanpa dosa, Rafa menggelengkan kepalanya setelah memasukkan suapan terakhir ke mulut.

"Kan kamu yang siapin," tutur Rafa ketika melihat raut wajah Sasa berubah masam.

Penuturan Rafa membuat Sasa menghela nafas jengah. Tapi lagi-lagi gadis itu mengalah. Karena itu lah, setelah membereskan cucian piring, ia segera ke kamar Rafa dan menyiapkan keperluan laki-laki itu.

"Aku nyiapin baju aja?" tanya Sasa dengan mata yang memindai sekeliling kamar.

Rafa mendaratkan bokongnya pada kursi sofa yang ada di kamarnya itu. Kemudian mengangguk menanggapi pertanyaan Sasa.

"Yang lain disiapin Dion," ucap Rafa menjawab kebingungan Sasa.

Begitu Sasa selesai memasukkan barang-barang Rafa ke dalam tas koper laki-laki itu, Rafa langsung menarik tangannya hingga tubuh keduanya menempel.

Rafa memeluk erat pinggang Sasa dan membiarkan kekasihnya itu duduk di atas pangkuannya. Sedangkan bibirnya aktif mengecup leher dan pundak Sasa.

"Raf."

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang