RaSa |• 43

12K 1.8K 401
                                    

Siapa yang marah sama Rafa nih?
Atau ada yg masih percaya gak sama Rafa?😌

Ternyata kalian semua tuh pada emosian yak🤣

Mohon kalo ada typo atau kesalahan/kekeliruan, mohon ditegur ya:)
Author jg manusia biasa, terlebih diriku orangnya pelupa 😗

.

Happy Reading 💜

•••

Setelah melihat pemandangan menyesakkan tadi, Sasa tidak menghampiri Rafa dan Syela. Wanita itu malah meninggalkan dapur dan masuk ke kamar tanpa menegur mereka. Sasa tentu masih bisa berpikir jernih untuk tidak melakukan hal nekat.

Sasa juga sadar, foto pernikahannya dengan Rafa yang ada di ruang tengah, tidak ia lihat keberadaannya. Yang berarti Rafa telah memindahkan foto itu.

Sasa menutup rapat pintu kamar, ia bisa mendengar Rafa yang mengajak Syela pulang. Meskipun Rafa harus bersikeras membujuk gadis itu yang menolak pulang sekarang.

Tanpa kata, Sasa kembali menghidupkan ponselnya, dan rentetan pesan serta panggilan tak terjawab memenuhi ponselnya. Itu semua dari Rafa.

___

Rafa
Syela ke Apartemen. Aku gak tau dia tau dari mana, kamu jangan pulang dulu. 15.04

Rafa
Aku mau ke butik kamu, tapi Syela ada di sini. Maaf sayang. 15.05
___

Masih banyak rentetan pesan dari Rafa, tapi Sasa tidak ingin membacanya lagi. Ia hanya memerlukan penjelasan dari suaminya itu.

Merasa cukup lelah, Sasa memilih membasuh diri dan berganti pakaian di kamar mandi. Setelah selesai ia telah mendapati Rafa yang duduk di tepi ranjang dengan memandang foto mereka berdua yang tertempel di dinding.

Sasa menampilkan wajah datarnya ketika Rafa akhirnya meliriknya. Pria itu bergerak cepat berdiri, sedangkan Sasa memilih duduk di tepi ranjang, tepat di samping Rafa duduk tadi.

Sasa pikir, Rafa akan langsung memeluknya dan meminta maaf atau menjelaskan. Tapi nyatanya, pria itu berlutut di depan Sasa membuat Sasa terkejut.

Rafa berlutut dengan kepala menunduk. Mata pria itu sudah berkaca-kaca. Bayangan dirinya ditinggal Sasa membuat Rafa panik, namun ia menekannya agar tidak dilihat jelas oleh istrinya yang bisa beresiko Sasa meninggalkannya.

"M-maaf." Cicitan Rafa membuat Sasa menghela nafas lemah.

"Dia kenapa di sini?" Sejujurnya, Sasa tidak tega pada Rafa. Tapi ia juga marah dan butuh penjelasan, meskipun Sasa yakin jika ini semua bukanlah kehendak Rafa.

"Aku pulang tadi pagi, tapi langsung ke kantor. Ada masalah terus Dion gak bisa handel," cicit Rafa masih dengan kepala menunduk. Tidak berani menyentuh atau menatap istrinya.

"Terus?"

"Siangnya aku mau pulang ke Apartemen buat mandi sama ganti baju. Aku telfon kamu, mau ngomong karna pasti berita tentang aku sama Syela udah nyebar. Waktu kamu gak angkat, aku udah mau berangkat ke butik kamu, tapi Syela nelfon, katanya dia udah di depan Apartemen."

"Terus kenapa nomor kamu gak aktif dari kemarin?" Sasa masih berupaya menahan emosinya, mengingat bagaimana ia begitu uring-uringan semalam karena ponsel Rafa yang tak kunjung aktif.

Tangan Rafa mengepal. "Aku takut Sa. Denger suara kamu, pasti buat aku goyah untuk setuju sama permintaan Papa yang nyuruh aku ke Singapur bareng Syela."

Tentang RaSa |• [TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora