RaSa |• 12

18.1K 2K 452
                                    

Hay haaaay
Selamat pagi!!

Semangat gak?

Jangan lupa vote & coment banyak²

Happy reading ❤️

____

Dion benar-benar menuruti perintah Rafa yang menyuruhnya menjemput Sasa di rumah Zergio dan Ghea.

Sasa sempat menolak, tapi Dion membujuknya dengan embel-embel jika ia akan dipecat. Tentu saja Sasa tidak bisa menolak lagi.

Akhirnya sepanjang jalan, gadis itu mendumel kesal dalam hati, menggerutui Rafa. Ditambah mobilnya ditinggalkan begitu saja di rumah Ghea.

"Rafa gak sibuk?" tanya Sasa dingin.

Sasa duduk di kursi depan. Ia menolak saat Dion membukakan pintu mobil untuk dirinya di kursi belakang.

"Tidak nona--"

"Ck, lo bisa ngomong santai? Kaku banget," ketus Sasa jutek.

Dion hanya tersenyum kikuk. Ia sudah terlalu sering berbicara formal. Apalagi gadis di sampingnya ini adalah kekasih atasannya.

"M-maaf." Pada akhirnya hanya kata itu yang bisa Dion ucapkan.

Sasa mendengus malas. Ia memilih bungkam hingga mobil yang ia tumpangi memasuki area basement.

Lagi-lagi, Dion membukakan pintu untuk Sasa sebelum gadis itu membukanya dulua. Dion begitu gesit sampai Sasa tidak menyadari jika lelaki itu bergerak cepat mendahuluinya untuk membuka pintu.

Karena tidak bisa protes lagi, akhirnya Sasa mengalah.

Kening Sasa mengernyit ketika Dion membawanya ke sebuah ruangan yang entah bagaimana bisa ada di sana.

"Ngapain..."

Ucapan gadis itu tidak ia lanjutkan, ketika ia sudah sepenuhnya masuk ke dalam ruangan itu.

Mulutnya sedikit terbuka. Di dalam ruangan itu ada sebuah lift yang Sasa yakini adalah lift khusus.

"Lift ini langsung sampai ke ruangan tuan Rafa," seru Dion memecahkan lamunan Sasa.

Gadis itu melirik Dion yang berbicara dengan tegas, dan Sasa meliriknya penasaran.

"Kenapa? Ini lift khusus rahasia?"

Dion hanya diam. Pria iu menggiring Sasa untuk memasuki lift tanpa menyentuh. Ia masih sayang nyawa.

"Jawab gue!" desak Sasa dengan kesal.

"Biar tuan Rafa yang menjawab, nona."

Mendengar jawaban yang tidak ia harapkan, Sasa mendengus kesal. Tangannya bersidekap di depan dada. Lihat saja, ia akan menyueki Rafa hari ini.

Ketika pintu lift terbuka, Sasa malah mendapati sebuah kamar yang berperabotan lengkap.

Dion langsung berjalan menuju sebuah pintu dan membukanya. Sasa masih mengekor di belakang Dion dengan wajah datar tapi dalam pikirannya ia begitu cerewet menebak-nebak dengan apa yang ia lihat hari ini.

Begitu ia mengikuti Dion, rupanya pria itu membuka pintu yang menghubungkan kamar dengan sebuah ruangan, yang Sasa yakini adalah ruang kerja Rafa.

Kan? Ia benar. Karena Sasa langsung mendapati Rafa yang duduk di kursi kebesarannya.

Laki-laki itu tengah duduk dengan bersandar pada sandaran kursi serta matanya yang terpejam.

Dion sempat menunduk sejenak ke arah Sasa. Berpamitan pada gadis itu sebelum keluar dari ruangan Rafa. Meninggalkan atasannya yang ingin berduaan dengan sang kekasih.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang