RaSa |• 29

16.7K 1.8K 456
                                    

Selamat malam!

Semoga tetap semangat menyambut chapter ini, meskipun ga ada plus²nya wkwk

Happy reading ♥️

______

Beberapa jam yang lalu, teman-teman Rafa dan Sasa telah kembali ke Jakarta. Meninggalkan kedua insan itu berdua, bisa dibilang honeymoon.

Saat ini Sasa tengah duduk dengan punggung bersender pada kepala ranjang kamar hotel mereka yang sudah tidak dihias dengan balon dan bunga lagi, karena sudah dibereskan.

Sedangkan Rafa saat ini tengah rebahan dengan menjadikan paha wanita itu sebagai bantalan. Matanya terpejam dengan wajah menghadap perut Sasa, tangannya pun melingkari pinggang istrinya.

"Mau jalan-jalan?" tanya Rafa masih dengan mata terpejam.

Sasa yang tengah mengelus kepala Rafa, terlihat berpikir sejenak. "Mau ke mana? Aku gak tau," jawab gadis itu dengan kening mengerut.

Mata Rafa sontak terbuka. "Gak mau kemana-mana? Kamu bebas minta ke mana aja aku turutin. Keluar negeri juga," ucap pria itu serius.

Mata Sasa mengerjap. "Kemana aja?" tanya nya terdengar tak percaya. Tapi Rafa malah mengangguk dengan wajah tenangnya.

Sasa berpikir sejenak. "Tapi aku gak tau mau kemana," jawab wanita itu tak kalah tenang.

"Gak ada negara impian?"

Sasa menggeleng. "Biasa aja. Maunya yang ada kamunya aja."

Rafa terkekeh. "Ke Paris? Atau ke mana?"

"Enggak mau Rafa. Mending kita balik aja ke Jakarta. Bantu-bantu Riana juga mau siapan nikahan dia. Lagian kamu gak mungkin ngasih Dion semua tugas kamu di sana kan? Aku juga ada butik. Gak mungkin Nanda yang handel terus," ucap wanita itu panjang lebar.

"Untuk jalan-jalan keluar negeri, aku gak tertarik. Beberapa tahun ini Papa bener-bener manjain aku dengan bebas traveling kemana aja. Tapi aku emang gak suka terlalu kemana-mana. Lebih suka di rumah," sambung Sasa dengan wajah serius.

Memang, Sasa lebih suka menghabiskan waktu sendiri di rumah jika tidak ada aktifitas dibandingkan keluar jalan-jalan meskipun ia sanggup ke negara mana saja.

Rafa tersenyum. Pria itu mengangkat kepalanya dan menarik tangan Sasa agar ikut rebahan. Sedangkan ia pindah ke samping wanita itu dan membawanya ke dalam pelukan.

"Kalo gitu kita buat si kecil Rafa Sasa aja gimana?" bisik Rafa sensual.

Mata Sasa membola. "Masih sakit loh Raf," peringat Sasa tajam.

Lagi-lagi kekehan kecil Rafa terdengar. "Lusa atau besok kita balik ke Jakarta?"

Sasa mengangguk. "Lusa aja. Besok kita belanja barang-barang couple ah," ucapnya semakin meringkuk masuk ke dalam pelukan Rafa. Menenggelamkan wajahnya ke dada pria itu.

"Masih sore. Kamu mau tidur?" tanya Rafa sesekali mengecup puncak kepala istrinya.

Sasa menggeleng. "Telfon Bunda Andrea ya? Aku belum ngabarin dia astaga!" seru Sasa panik.

Bunda Andrea. Beliau adalah wanita yang paling berjasa di hidup Sasa. Wanita itu adalah sahabat Mafyra sekaligus wanita yang merawat Sasa sejak bayi.

Andrea adalah ibu pengurus panti asuhan tempat Sasa dibesarkan sebelum keluarganya berkumpul dengan utuh seperti sekarang.

Rafa terkekeh. "Bunda udah tau kita nikah. Kamu kayanya gak sadar, Ghea Vidcall sama Bunda Andrea pas nikahan kita kemarin," terang Rafa panjang lebar.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang