RaSa |• 14

16.3K 2K 629
                                    

Jangan lupa Vote and coment.
Karena itu semangat para penulis

.

Happy Reading ✨

______

Setelah mengganggu Rafa dan Sasa selama berjam-jam, akhirnya teman-teman kedua insan itu meninggalkan Apartement.

Selain memiliki kesibukan masing-masing, mereka kesal juga melihat wajah Rafa yang selalu kecut. Soalnya aksi Kissing nya dengan sang kekasih, telah diganggu mereka.

"Lain kali kita kemari lagi deh. Pengen liat adegan kissing," celetuk Fano setelah berpamitan.

Mereka tengah berada di depan pintu Apartement Rafa, berpamitan pada si pemilik gedung Apartement ini.

Rafa melirik Fano tajam, membuat teman gilanya itu cengengesan. "Sensi banget pak," ledek Fano tak takut.

Claretta mendengus. "Udah ah! Ayok pulang."

Dengan tanpa belas kasih, Claretta menyeret Fano dengan menarik kerah baju belakang suaminya itu. Membuat Fano berteriak histeris.

"PELAN-PELAN WOY!! ASTAGHFIRULLAH, PUNYA BINI GINI AMAT!!" teriak Fano frustasi.

Sedangkan teman-temannya hanya tertawa sembari menyusul di belakang setelah berpamitan pada Rafa dan Sasa.

Begitu teman-temannya tak terlihat lagi,  Sasa kembali masuk ke dalam Apartement dengan Rafa yang mengekor di belakang. Laki-laki itu langsung menempel pada Sasa ketika kekasihnya itu duduk di kursi sofa.

"Mobil aku gimana?" tanya Sasa membiarkan Rafa memeluk pinggangnya dari samping.

Kepala Rafa yang tenggelam di cekukan leher Sasa, dielus oleh gadis itu membuat mata Rafa terpejam menikmati.

"Kenapa?" balas Rafa bertanya.

"Nanya aja."

Rafa mengambil ponsel nya di atas meja tanpa menjauh dari Sasa. Mengirimkan pesan pada Dion agar membawakan mobil kekasihnya itu ke Basement Apartement.

"Nanti dibawain Dion," tukas Rafa kembali meletakkan ponselnya.

Sasa hanya pasrah. Gadis itu memilih memainkan ponselnya. Ia berhenti mengelus rambut Rafa membuat laki-laki itu sebal karena Sasa tidak lagi fokus pada dirinya.

"Sa," panggil Rafa dengan menatap Sasa dari posisinya.

Rafa bisa melihat wajah Sasa dengan begitu dekat. Wajah mulus dan cantik milik Sasa lagi-lagi membuat Rafa semakin terpesona pada gadis itu.

Sesekali Rafa mengecup pundak Sasa yang tertutupi pakaian gadis itu.

"Pindahin sebagian barang kamu ke sini ya?"

Ucapan Rafa membuat Sasa menoleh. Sasa sedikit menunduk karena posisi kepala Rafa yang berada di atas pundaknya. Keningnya mengernyit.

"Buat apa?"

"Ya supaya kamu gak perlu pulang balik. Tinggal di sini aja, gimana?" gumam Rafa bertanya dengan datar.

Sasa menggelengkan kepalanya heran. Rafa memang aneh.

"Gak bisa gitulah. Masa aku tinggal di sini sih? Kita cuma pacaran, bukan udah nikah," ucap Sasa mendengus pelan.

"Kan aku udah sering ngajak kamu nikah. Dari sebelum ke Oxford juga aku udah ngajak kamu nikah, Sa," ketus Rafa tidak lagi menatap wajah Sasa.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang