RaSa |• 23

14.1K 1.9K 366
                                    

Selamat malam!!!
Gimana kabarnya hari ini?
Semoga sehat semua, Aamiin

Tetep semangat yah!

.

Happy reading 😍

•••

"SASA BURUAN IH!!"

Ada yang bisa tebak siapa pemilik suara menggelegar itu?

Telinga Sasa rasanya sudah kebal dengan teriakan teman-temannya.

Setelah shopping kemarin, hari ini Sasa dilarang kemana-mana oleh teman-temannya. Sasa sih manut saja karena memang ia butuh istirahat.

Jadilah ia rebahan seharian ini dan hanya bangun ketika ingin makan dan mandi. Sekarang hari sudah malam, dan teman-temannya memaksa Sasa untuk makan malam di luar.

Katanya sudah cukup makan di hotel terus, bosan. Tapi Sasa juga tidak tau kemana teman-temannya ini berencana mengisi perut. Pada dasarnya mereka itu rempong, ya Sasa nurut saja.

Baru saja Sasa keluar dari kamar, Alexa sudah menarik tangan gadis itu agar berjalan cepat. Mau tak mau Sasa harus memaksa langkah kakinya berjalan, meskipun sejujurnya ia sedang sangat malas bergerak saat ini.

"Pelan-pelan gak bisa apa?" gumam Sasa datar.

"Gak usah bacot! Lagian, pakean aja berjam-jam," cibir Alexa tanpa menatap Sasa.

"Gue cuma siap-siap setengah jam," jawab Sasa tak mau kalah.

"Diem Sasa!"

"Ya lo ngomong, gue balas lah."

Alexa mengelus dada sabar. "Elus aja terus sampe rata," cibir Sasa dengan lirikan sinisnya.

"Gak akan rata, asetnya Bryan ini."

Sasa berdecak pelan. "Bangga banget."

"Haruslah! Kan kita bentar lagi nikah," balas Alexa sombong.

"Ya lo---"

"SASA!!"

Ucapan Sasa terpotong ketika namanya diteriaki dengan suara keras. Begitu mata Sasa menatap ke depan, ia menemukan keberadaan saudari kembarnya yang tengah melambaikan tangan dengan semangat.

"Ghea?"

Sasa beralih menatap Alexa meminta penjelasan. Tapi Alexa malah acuh tak acuh. Bahkan gadis itu berlagak sok tidak melihat Sasa dengan meninggalkan Sasa dan berlari menghampiri Ghea.

"GHEA!!" jerit Alexa heboh.

Alexa memeluk Ghea yang tengah bersama Riana, Vela, dan Nanda. Kedua gadis itu berpelukan layaknya tidak pernah ketemu berbulan-bulan.

"Harusnya gue yang dipeluk," desis Sasa pelan.

Alexa memang lebay.

Sasa menghampiri mereka dengan cepat. Ia tidak semalas sebelumnya karena keberadaan Ghea di sana.

Ah, bukan hanya Ghea rupanya. Ketika mata Sasa beralih melihat lagi orang-orang di sekitar Ghea, ia mendapati Claretta dan Alina.

"Kalian...."

"Hehe, gimana kejutannya?" tanya Ghea riang.

Sasa mengernyit. Tak lupa ia menyapa Ghea dengan pelukan singkat kemudian menyipitkan matanya ke arah Claretta.

"Ngapain lo pada ngumpul semua di sini?" tanya Sasa curiga.

Saat ini mereka berada di luar hotel. Lebih tepatnya di dekat pantai.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang