RaSa|• 17

17.2K 1.9K 472
                                    

Yang ultah hari ini, anggap aja spesial soalnya aku double up wkwk

Tapi jangan karna aku double up, chapter ini kalian skip tanpa ninggalin jejak! Awaaas!🔪🔪

.

Happy Reading ❤️

____

Sebelum berangkat ke Bali besok, Sasa mengajukan syarat jika seharian ini ia akan ke Butik.

Padahal Rafa sudah mewanti-wanti ingin mengurung diri bersama Sasa berduaan di dalam Apartementnya. Tapi dari pada Sasa menolak ikut bersamanya ke Bali, Rafa lebih baik menuruti syarat dari kekasihnya itu.

Saat tengah fokus dengan kertas yang di atasnya ada setengah gambaran baju yang Sasa desain, pintu ruangannya terketuk dari luar.

"Masuk."

Ceklek

Wajah bingung Sasa langsung berubah ketika melihat siapa tamu yang datang menemuinya.

"Syela?"

Iya, tamu yang mendatangi Sasa ini adalah Syela. Sahabat Sasa ketika di Berlin, serta seorang gadis yang saat ini berstatus tunangan dari kekasih Sasa.

"Ngapain ke sini? Tumben," sambut Sasa dengan senyum tipis.

Syela tersenyum riang. Gadis itu memilih duduk di kursi seberang Sasa. Jadi mereka hanya dipisahkan oleh meja milik Sasa.

"Enggak kok. Tapi kamu pasti masih inget kan sama permintaan aku?" tanya Syela antusias.

Kening Sasa mengernyit bingung. Apa permintaan Syela?

Melihat wajah kebingungan Sasa, Syela jadi cemberut. "Sasa... Itu loh yang aku minta kamu buat desain baju pengantin aku sama kak Rafa," rengek Syela dengan bibir mengerucut.

Sasa mengerjap dengan tangannya yang tengah memegang pensil itu semakin mengerat. Senyum paksa coba ia keluarkan di depan Syela, berharap gadis itu tidak sadar akan gelagatnya yang aneh.

"H-hm? Kenapa emang? Bukannya masih lama?" tanya Sasa kembali menunduk dan melanjutkan gambarannya.

Goresan-goresan pensil di atas sketsa gambaran Sasa, menjadi nyaring terdengar karena keheningan dari kedua gadis itu.

"Papanya kak Rafa mau pernikahan aku sama Kak Rafa dipercepat," seru Syela senang.

"Nanti kamu, Nanda sama temen-temen kamu jadi bridesmaid aku ya? Iihh jadi gak sabar," gumam Syela dengan tatapan menerawang, membayangkan ketika hari pernikahannya dan Rafa telah tiba.

"O-oh. Emangnya lo mau gaun yang kaya gimana?" tanya Sasa mengalihkan. Tidak mau ikut membayangkan hari pernikahan Rafa dan Syela dalam kepalanya.

"Mmm, aku maunya yang mewah. Soalnya hari itu spesial banget."

Syela masih terlihat sangat antusias, membuat Sasa merasa bersalah telah bermain di belakang gadis itu. Tapi sekali lagi, ini perihal hati. Cinta Rafa dan Sasa tidak bisa dikatakan hanya sekedar dua orang berbeda jenis kelamin yang saling menyukai.

Seminggu lagi seharusnya adalah anniversary hubungan Rafa dan Sasa yang ke enam tahun. Padahal, dulu Sasa pikir di hari spesial itu Rafa akan melamarnya pada kedua orang tuanya--Tama dan Mafyra--tapi rupanya mereka malah disuguhi masalah yang sangat berat.

Syela sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan untuk melihat gambaran Sasa. Matanya tampak berbinar.

"Itu gaunnya cantik banget!!" pekik Syela semangat.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang