44. Diktair Chapter Empat Puluh Empat : Nikung?

12.9K 1.4K 94
                                    

"Sadar nggak sih, seberapa pedihnya cinta tanpa balasan? Ya, Intinya jangan dipaksakan, karena akhirnya pasti ngelukain diri lo sendiri."
-Holipehh-

Note : Please, sebelum baca vote dulu dan setelah baca komentar yang sebanyak-banyaknya🐣

****

Setelah Pak Samir keluar dari kelas 12 TKJ, suasana kelas ini menjadi hening, walaupun ada beberapa siswa yang asik mengobrol.

Senna yang sedari tadi asik bermain ponsel tiba-tiba mengeluarkan suaranya, ia bernyanyi dengan sangat lantang seolah menyindir seseorang.

"Tak usah kira kamu hebat... ternyata kamu bukan sahabat!"

Senna berdiri dari tempat duduknya, ia mendekatkan suaranya pada telinganya Airsya.

"Tak usah kira aku marah... malah mau ku kasih selamat!"

Senna semakin membesarkan volume suaranya.

"Ambilah... saja bekas pacarku!"

Suaranya yang terakhir membuat Airsya memalingkan wajahnya, menatap wajah Senna dengan kebingungan.

"Maksud lo apa, Sen?" tanya Airsya mencoba untuk tidak emosi.

"Teman... dan Pacar Tak Setia!"

Bukan menjawab Senna malah melanjutkan nyanyiannya.

"Sen! Lo kenapa?" Tanya Airsya lagi.

Senna menghentikan nyanyiannya, ia melibat kedua tangannya di dada. "Masih nanya kenapa lo?"

"Ya, gue gatau lo kenapa."

Senna tertawa dengan sinis. "Hebat lo, bohongin gue! Nikung gue dari belakang, dengerin curhat gue, taunya lo rebut Pacar gue!"

"Pacar lo yang mana? Gue tau aja nggak, Pacar lo yang mana!" Airsya menjadi sedikit ketus.

"Agas!"

Airsya membulatkan matanya, "Agas?"

"Ya, Agas pacar lo, itu juga pacar gue!"

"Lo bohongin gue, kan? Lo ngeprank gue? Sumpah nggak lucu, Sen!"

"Bisa ya lo, berlagak nggak tahu, padahal lo tahu! Hebat banget drama lo."

"Gue beneran nggak tahu apa-apa, Sen. Gue nggak tahu kalau Agas itu pacar lo, kalau pun gue tahu dari awal, gue nggak mungkin nerima dia!"

"Basi tahu nggak! Lo Lebih jijik dari Anjing!"

Senna yang tidak menahan emosinya, ia langsung menarik rambut Airsya, menjambaknya dengan kencang. Tentu saja Airsya melawannya, ia juga membalas Senna dengan hal yang sama.

"Murahan lo, ngembat punya temen sendiri, dasar jamet!" umpat Senna.

"Gue nggak murahan, pacar lo yang ngedektin gue!" Airsya tidak mau kalah, karena dia tidak merasa bersalah.

Terjadilah adu jambak, tidak ada yang mau ngalah. Bahkan seluruh siswa yang berada di kelas ini tidak ada yang berani melerai, mereka takut terkena semprot oleh keduanya, akhirnya mereka hanya bertepuk tangan dan saling taruhan.

"Gocap nih, gue pegang Eca."

"Cepe dah, gue pegang Senna."

"Pegow dah, gue yakin gak ada yang menang."

Senna berhasil Merauk rambut Airsya hingga rontok segumpalan tangannya, membuangnya lalu kembali menjambak rambut Airsya.

Airsya yang kesusahan langsung mendorong tubuh Senna, tetapi pegangan Senna pada rambut Airsya sangatlah kuat, membuat Senna semakin memperkuat jambakannya.

DIKTAIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang