39. Diktair Chapter Tiga Puluh Sembilan : Terungkap

11.9K 1.5K 46
                                    

"Lo tutup semua media dengan duit, lo bungkam mulut saksi dan keluarga korban dengan duit, lo gunain duit buat jadi alat biar lo nggak di penjara. Lo mikirin nggak keadaan keluarga korban gimana? Itu nggak adil, bangsat!"
-Ragaspati Nugraha-

Note: Jangan lupa baca sebelum vote dan komentar setelah membaca. Itu cukup buat author semangat update hehe

****

"BAGJO DIMANA LO, KELUAR SETAN!"

Teriak Dikta menggema dari arah luar markas Singaschool. Ya, Dikta dengan tangan kosong mencari Bagjo sampai masuk kandang Singa yang kata banyak orang menakutkan.

Seluruh anggota Singaschool langsung melihat ke arah sumber suara, Dikta dengan rahang yang mengeras dan kedua tangan yang mengepal langsung menarik kerah baju salah satu Anggota Singa school yang berbadan gempal.

"DIMANA BAGJO?!" Mata Dikta seakan mau keluar, menatap pria gempal itu dengan sangat tajam.

"Gu-gue gatau."

Mendapati jawaban yang tidak sesuai, Dikta langsung melempar kesembarang arah pria itu, hinggang terpental sangat jauh.

Dikta memutar bola matanya menatap satu persatu Anggota singaschool. "GUE TANYA SEKALI LAGI, DIMANA BAGJO?!"

Juno berdiri menghampiri Dikta. "Ngapain lo kesini?"

Sedari tadi Dikta memang menyadari akan adanya Juno diantara kumpulan anggota Singa itu, Dikta hanya tertawa menyimpulkan tanggapan Juno.

"Gue lagi ngomong sama lo, SETAN!" Geram juno.

Dikta menghentikan tawanya, ia menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskannya dengan kasar. "Gue nyari Bagjo, bukan lo!"

"Gue sohibnya Bagjo! Lo ada masalah sama dia, itu juga urusan gue!"

"Gampang lo ya, ngaggap dia sohib?" Dikta tersenyum dengan sinis. "Dia penyebab persahabatan kita hancur!"

"Maksud lo?" tanya Juno bingung.

Suara langkah kaki, membuat Dikta melempar pandangannya. Bagjo, Ginda dan Agas memasuki markas, mereka sedikit terkejut melihat Dikta yang berada di tempat ini.

Dikta menepukan tangannya. "Hebat lo semua, buat gue seolah-olah anjing, dimata sohib-sohib gue! Emang pantas lo semua nyandang status Singa yang kelaparan!"

"Ngapain lo disini, nyet?" Agas mengepalkan tangannya.

Dikta kembali tertawa. "Gue mau bubarin kalian, sampah Sekolah!"

"Kerasukan jin tomang lo? Maen bubar-bubarin geng orang!" Ujar Bagjo yang berdiri disebelah Agas.

Dikta yang sudah tidak tahan ingin menghadiahi Bagjo pelajaran, langsug menarik kerah Bagjo, menyeretnya keluar markas, lalu menghempaskan tubuh kurus Bagjo ke tembok besar.

Bagjo memegang kepalanya yang terbentur tembok, ia meringis kesakitan. "Anjing lo, setan!"

"Masih bisa ngatain gue anjing?" Dikta tersenyum sinis, sambil menggelangkan kepalanya. "Lo yang anjing!"

Bught!

Bught!

Bught!

Dikta memukul Bagjo terus menerus, membuat Bagjo sulit untuk melawan.

Agas menghampiri mereka berdua, bersamaan dengan puluhan Anggota Singaschool yang lain, termasuk Juno yang saat ini sudah menjadi anggota inti.

Agas menyapit leher Dikta dari belakang, menyeretnya menjauhi Bagjo. Dikta tidak tinggal diam, ia langsung menggigit lengan kekar Agas dengan sangat kencang, membuat Agas berteriak kesakitan.

DIKTAIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang