30. Diktair Chapter Tiga Puluh : Tentang Percepuan!

13.2K 1.4K 70
                                    

"Makasih ya, Ca. Lo masih mau percaya sama gue, disaat nggak ada satu orangpun yang mau percaya sama gue."
-Radikta Prayoga-

****

"Ca, lo liat Gerri sama Juno nggak, sih?" tanya Dikta, ia langsung duduk disebelah Airsya.

Namun, Airsya tidak menjawabnya, ia malah asik memakan pisang goreng buatan Umi Salamah. Ya, mereka berdua saat ini sedang berada di warung Umi Salamah, seperti biasanya mereka bolos sekolah lagi.

Dikta mengambil paksa pisang goreng yang baru saja mau di lahap oleh Airsya. "Enak juga ya."

Airsya mendengus kesal. "Lo mau nya apa, sih?"

"Kalau gue mau lo, pasti lo nya gamau, kan?"

"Oh, jelas!" ketus Airsya.

Dikta terdiam, tapi Airsya tetap tidak boleh tahu tentang perasaanya.

Airsya menatap Dikta. "Kenapa, jadi lo yang diem?"

Dikta terkekeh pelan. "Nggak bisa kan lo, kalau gak denger suara gue?"

"Dih, pede banget hidup lo!" Airsya mengelus wajahnya Dikta dengan kasar.

"Sakit anjirt!" umpat Dikta. "Oh ya, lo liat nggak Gerri sama Jono?"

Ya, sedari tadi Dikta memang mencari keberadaan kedua temannya, karena biasanya Gerri dan Juno pagi-pagi begini sudah stand by di warung Umi Salamah, seperti dirinya.

Airsya diam, membuat Dikta sedikit bingung.

"Ca, lo denger gue nggak, sih?" Dikta menepuk bahu Airsya.

Airsya mengehembuskan nafasnya dengan pelan. "Yakin lo nggak tau update terbaru tentang mereka?"

"Mereka nggak ada hubungin gue, ya jadi gue gatau."

"Tadi pagi sekolah rame, Juno sama Gerri digiring ke ruang BK sama pak samir," jelas Airsya.

"Hah? Emang bocah bedua ngapa?" tanya Dikta terkejut.

"Ada yang cepu ngaduin kalau mereka pake narkoba, terus pas di lihat tasnya ada barang bukti alat hisap sabu, sama ganja."

Dikta menggebrak meja. "Anjing! Siapa yang berani-beraninya cepuin temen gue? Setan!"

"BUKANNYA LO YANG CEPUIN GUE SAMA GERRI YA, DIK?!"

Mendengar suara teriakan Juno, Dikta membalikan badannya. Ya, Juno dan Gerri baru saja selesai di mintai keterangan oleh pak Samir.

Dikta berdiri dari tempat duduknya. "Gue?" Ia menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, siapa lagi kalau bukan lo!" timpal Gerri.

Dikta menunjuk Gerri. "Lo jangan asal tuduh! bukan gue, lagian masa gue tega cepuin sahabat gue sendiri!"

"Alah tai lo, anjing!" Juno yang kesal langsung menonjok wajah Dikta.

BUGHT!

Dikta memegang sebelah wajahnya yang sedikit sakit, bekas tonjokan Juno. "Bukan gue!"

Juno menarik kerah bajunya Dikta. "NGAKU ATAU GUE ABISIN LO, SETAN!" Teriak Juno tepat ditelinganya Dikta.

Airsya yang geram mendengar mereka bertengkar, langsung berdiri dan memisahkan mereka. Ia menarik tubuh Juno, menjauhkannya dari Dikta.

"Udah Jun, mungkin lo salah paham." Airsya mencoba meredakan emosinya Juno.

Dengan deru nafasnya yang masih mengedu-ngedu, Juno menatap Airsya dengan tajam.

"Ca, gue mah gapapa kalau gue di D.O dari sekolah. Tapi, gue nggak bisa nerima kalau Gerri juga ikut dikeluarin dari sekolah! Lo tahu sendiri, kehidupan Gerri gimana!"

DIKTAIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang