RaSa |• 45

Mulai dari awal
                                    

"Rafa nungguin lo. Kenapa gak masuk?"

Sasa mendongak. Matanya langsung bertemu dengan manik mata pria yang baru saja melontarkan pertanyaan.

"Kak Azka?"

Azka tersenyum tipis. Pria itu menepuk pelan puncak kepala Sasa. Ia sudah menganggap wanita itu layaknya adik, sama seperti ia menganggap Ghea seperti adik kandungnya.

"Gue...." Wajah Sasa memang tetap terlihat tanpa ekspresi. Tapi dari sorot mata dan nada suara wanita itu, Azka bisa menebak jika Sasa tengah memikirkan sesuatu yang berat.

"Mau cerita?" tanya Azka sekaligus menawarkan.

Sasa menunduk. Hal itu membuat Azka menghembuskan nafasnya pelan. Dengan lembut ia menarik tangan Sasa dan membawanya ke taman rumah sakit yang cukup sepi. Dan Sasa hanya mengikuti saja langkah kaki pria itu.

"Cerita gih," ucap Azka ketika keduanya telah duduk di kursi taman.

"Semalam kenapa pulang duluan?" Azka tau jika Sasa tidak akan membuka suara dalam waktu dekat. Maka dari itu ia berinisiatif memulai pembicaraan.

Sasa terkekeh pelan. "Rafa ada yang jagain kok," jawab wanita itu miris.

Azka melirik Sasa dengan kening mengerut. "Trus lo ngebiarin Syela ngerawat Rafa gitu? Secara gak sadar, lo malah buka peluang buat Syela ngambil posisi po sebagai istrinya Rafa."

Kening Sasa mengerut mendengar ucapan Azka. "Lo...."

"Jangan bilang lo mulai nyerah Sa?" tebak Azka sedikit menuding.

Sasa terkekeh. "Enggak lah. Gue cuma takut lepas kendali aja semalem. Rafa udah nyeritain semuanya, tentang keadaan Syela."

Azka mulai rileks. Pria itu menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi. "Pas kita semua datang ke sini. Rafa juga nyeritain itu. Pastinya setelah kita-kita berusaha ngejauhin Syela dari ruangan Rafa."

Sasa mengangguk. Rupanya setelah ia dan Alexa pulang, teman-temannya yang lain baru datang untuk menjenguk Rafa. Oh, betapa buruknya dirinya yang sebagai istri Rafa namun bukan dia yang menemani laki-laki itu.

"Gue gak mau lama-lama ada di tempat yang sama dengan Syela. Makanya gue buru-buru ngajak Alexa pulang," gumam Sasa dengan tatapan menerawang ke depan.

"Kenapa?"

Sasa melirik Azka sekilas. "Gue bisa jadi cewek yang nekat. Gue gak sebaik adek gue."

Mungkin, ucapan Sasa terdengar biasa-biasa saja. Tapi jika didengar dan diperhatikan teliti, wanita itu benar-benar serius akan ucapannya.

"Bisa-bisa mulut gue gak kekontrol ntar. Malah gue nyerang si Syela," gumam Sasa diselingi sedikit candaan.

Azka tersenyum tipis. "Lo mau bongkar pernikahan lo sama Rafa ke publik?"

Tubuh Sasa menegang ketika Azka melontarkan pertanyaan itu. Sejujurnya, Sasa tidak pernah berpikiran akan sampai ke sana. Memang, Sasa ingin Syela segera tau mengenai hubungannya dengan Rafa. Tapi membocorkannya ke publik, bisa saja malah berimbas padanya dan juga Rafa.

Jika terbongkar, orang-orang akan menyebutnya sebagai orang ketiga. Karena yang selama ini diketahui publik, Syela lah tunangan Rafa. Jika citra Rafa dan Sasa memburuk, karier mereka juga bisa terancam.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang