Sedangkan di lain tempat, seorang gadis berambut panjang dengan mini dress yang melekat di tubuh semampainya, serta kacamata hitam yang menutupi matanya, baru saja tiba di Bandara.

Gadis itu tampak menghirup rakus udara di sekitar. "Hm. Udah lama juga gue ninggalin Indonesia," gumamnya pelan.

Gadis itu adalah Natya. Kakak tiri Sasa dan Ghea. Sebelumnya ia menetap di Berlin selama bertahun-tahun karena ikut sang ayah. Ia ke sana setahun setelah Sasa, Mafyra dan Tama ke Berlin lebih dulu. Karena saat itu ia masih bersama Relia. Tapi setelah Relia masuk rumah sakit jiwa, Natya akhirnya ke Berlin karena ia tidak tau ingin kemana lagi, dan Tama masihlah ayah kandungnya. Terlepas dari perceraian Relia dan Natya ketika ia bahkan masih kecil.

Tujuan Natya kembali ke Indonesia, selain merindukan tempat kelahirannya ini, ia juga merindukan sang ibu. Meskipun Natya malu pada teman-temannya karena ibunya gila. Tapi tetap saja, Relia tetaplah wanita yang melahirkannya.

Menggeret tas koper nya, Natya langsung menaiki taksi setelah menunggu beberapa menit dan menghentikannya. Tujuannya saat ini ke Apartement yang sudah disiapkan Tama.

Jangan berpikir jika Natya akan segedung Apartement dengan saudari tirinya, Sasa. Natya tentu menolak keras. Karena jujur saja, Natya tidak suka melihat Sasa yang wajahnya benar-benar kembar identik dengan Ghea.

Beberapa tahun yang lalu, ia sempat shock setelah mengetahui jika bukan hanya Ghea saudari tirinya. Tapi Ghea juga memiliki saudari kembar. Awalnya Natya tidak percaya, tapi setelah temannya yang saat itu menjadi murid baru di SMA Praba, mengatakan hal yang sama jika Ghea rupanya memiliki kembaran, mau tak mau ia harus mempercayainya. Dan Natya baru bertemu Sasa pertama kali, saat di Berlin.

Natya cukup tenang, karena watak Sasa yang memang cuek, berbanding terbalik dengan Ghea. Jadi Natya juga tak ambil pusing. Entah kenapa berbeda.

Dulu, jika Natya melihat Ghea, ia selalu ingin menindasnya. Tapi dengan Sasa, ia malah malas melihat gadis itu. Bahkan Natya berharap tidak akan pernah bertemu dengan Sasa selama ia di Indonesia. Termasuk Ghea juga sebenarnya.

"Di sini Mbak?" Lamunan Natya langsung buyar ketika supir taksi melontarkan pertanyaan.

"Iya." Natya melirik gedung di depannya yang berlantai 15.

"Bapak tau jarak gedung apartemen SRZ, dari sini?" tanya Natya setelah menyerahkan uang untuk membayar taksi.

"Oh? Gedung yang terkenal cuma dalam setahun itu ya?"

"Iya kali," jawab Natya acuh tak acuh. Ia tidak tau apapun.

"Oh itu mah dekat. Cuma sekitar 20 meter dari sini," terang supir itu.

Wajah Natya berubah masam. "Oke, makasih pak," ucapnya ogah-ogahan.

Natya langsung keluar tanpa menunggu jawaban. Ia juga menurunkan sendiri kopernya tanpa mau dibantu. Kemudian melenggang memasuki gedung di depannya.

Natya tau gedung apartemen Sasa karena sebelumnya Mafyra--Mama tirinya--bertanya pada dirinya jika ia mau tinggal di gedung Apartemen yang sama dengan Sasa. Dan Natya langsung menolaknya mentah-mentah.

Tentang Mafyra.... Natya membencinya karena merasa jika karena Mafyra lah, Relia jadi gila. Tapi jujur, terkadang Natya tersentuh dengan kebaikan Mafyra. Wanita itu tidak pernah melayangkan tatapan benci padanya, padahal ia tau jika Natya dan Relia telah membuat putrinya--Ghea--sengsara selama bertahun-tahun lamanya. Tapi ego Natya terlalu besar, untuk menunjukan jika ia nyaman dengan perhatian yang diberikan Mafyra jika ia ke mansion tempat mereka tinggal selama di Berlin.

Karena itulah Natya memilih tinggal sendiri di Apartemen. Karena jika serumah dengan mereka, Natya takut luluh pada Mafyra dan ia merasa mengkhianati Maminya, Relia.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя