RaSa |• 25

Mulai dari awal
                                    

"Sasa," panggil Ghea menegur. Ketika tau jika saudari kembarnya itu tengah melamun.

"Mikirin apa?" tanya nya lagi dengan hati-hati.

"Gue.... Udah ambil keputusan yang bener kan? Gue.... Gue ngekhianatin Syela gak sih?" gumam Sasa dengan matanya yang menyorot lurus ke depan.

Ghea tersenyum tipis. "Ghea percaya sama Sasa. Selain itu, keputusan Sasa juga udah bener. Sasa gak mau kan kalo kak Rafa sama cewe lain? Ghea aja yang bukan siapa-siapa nya kak Rafa, gak akan rela kalo dia gak nikah sama Sasa. Gak boleh," terang Ghea panjang lebar, seperti biasa.

"Tapi Syela...."

"Sasa..... Sasa tuh sama kak Rafa saling suka, saling cinta. Mungkin kalo kata sebagian orang iya salah karena kalian jalin hubungan sembunyi-sembunyi. Tapi Ghea yakin, hubungan kalian dari awal gak salah, cuma emang rumit aja. Kata kak Gio gitu," ucap wanita beranak dua itu dengan wajah lugunya.

Sasa terkekeh pelan. "Lo terlalu baik Ghe. Tapi kenapa gue gak bisa kaya lo?"

Ghea menggeleng. "Jangan jadi kaya Ghea. Sasa harus jadi diri sendiri. Kalo Sasa kaya Ghea kan gak mungkin. Kita tuh, udah diciptakan dengan takdir yang berbeda-beda. Tapi mungkin, kebahagiaannya Ghea datengnya lebih cepet, sedangkan Sasa, bisa dibilang.... Mmm rada telat gitu, jadi butuh sabar lagi hehe."

Sasa tersenyum kecil. Mendengar Ghea berbicara panjang lebar sungguh menghibur suasana hatinya yang gelisah. Meskipun ucapan Ghea rada tidak jelas, tapi perempuan itu selalu bisa membawa aura positif, dan keceriaan.

"Kalo misalnya, nanti gue ngelakuin hal yang salah dan bener-bener fatal. Lo.... Bakal tetep dukung gue?" tanya Sasa tiba-tiba. Kali ini matanya menyorot serius pada Ghea.

Suadari kembar Sasa itu tampak tersenyum. "Ghea yakin, Sasa gak akan bertindak bego dengan ngelakuin hal yang jahat. Karena Sasa..... Saudari Ghea. Serahim sama Ghea," ucap wanita itu dengan senyum polosnya.

Sasa mendekat pada Ghea yang langsung menyambutnya ke dalam pelukan karena mengerti maksud dari pergerakan gadis itu.

Keduanya berpelukan begitu erat. "Sasa yang kuat.... Ghea selalu dukung Sasa, apapun yang terjadi. Meskipun Sasa ngelakuin kesalahan besar nanti, Ghea gak akan ngejauh, tapi Ghea akan temenin Sasa sampe Sasa balik ke jalan yang benar."

Air mata Sasa menetes setelah mendengar ucapan Ghea. Gadis itu segera menyekanya kemudian melepaskan pelukan mereka.

"Makasih," gumam Sasa dengan senyum lebar di wajahnya.

"Baik, bisa kita mulai?"

Sasa dan Ghea saling menatap ketika mendengar suara dari pengeras suara yang ada di luar.

Jantung Sasa berdegup kencang. Terlebih ketika mendengar suara Rafa yang mengatakan jika laki-laki itu sudah siap.

Berbeda dengan Ghea yang cepat-cepat membetulkan posisi untuk mendengar lantunan akad nikah Rafa dan Sasa dengan seksama.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, suadara Rafandra Ganendra bin Nealson Ganenedra dengan Sasa Zamora binti Mafyra Zamora dengan mas kawin berupa uang tunai sebesar 50 miliar, cincin berlian dan gedung Resort, serta seperangkat alat sholat, tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Sasa Zamora binti Mafyra Zamora dengan mas kawin tersebut, tunai!"

"Bagaimana para saksi?"

"SAAAAAHHH!!!"

Sasa terdiam melongo mendengar mahar yang disebutkan. Tadinya ia yang deg-degan berganti jadi kebingungan.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang