Senyum di wajah Sasa langsung surut. Hal itu langsung disadari Rafa, karena sejujurnya ia tidak begitu mendengar percakapan kekasihnya dengan sang pramuniaga.

Mata dan pikirannya hanya terpusat pada Sasa.

"Bungkus aja," titah Rafa pada pramuniaga tadi. Kemudian kembali menarik tangan Sasa untuk melihat-lihat yang lain tanpa menunggu kekasihnya itu protes.

"Tapi baju itu----"

"Gapapa. Nanti buat anak kita," sela Rafa santai.

Sasa mengerucutkan bibirnya kesal, tapi juga malu. Mendengar kata 'anak kita' dari mulut Rafa, Sasa jadi membayangkannya.

"Jangan senyum-senyum kenapa sih?" tegur Rafa sebal ketika beberapa pasang mata laki-laki melirik wajah cantik Sasa yang tengah senyum-senyum.

Sasa terkekeh pelan. Ia mengekor ketika Rafa membawanya ke kasir dan membayar baju tadi.

"Gak mau beli lagi?" tanya Rafa pada Sasa yang dengan cepat menggeleng.

"Ke mana lagi kalo gitu?" tanya Rafa dengan kening mengernyit.

"Jalan-jalan yuk. Di tempat yang adem tapi gak ramai," pinta Sasa memelas.

Rafa mengernyit. Sejujurnya ia tidak begitu pandai mengingat tempat-tempat romantis. Lagipula, sejak dulu memang Rafa tidak pernah kencan. Baru dengan Sasa ia melakukan hal seperti ini.

Karena merasa tidak punya pilihan, Rafa akhirnya membawa Sasa keluar dari Mall. Dan yah, hari sudah gelap, menandakan jika mereka Berjam-jam menghabiskan waktu di Mall ini karena menonton bioskop tadi.

Baru saja Rafa ingin merepotkan Dion, Sasa yang tengah men-search tempat wisata di ponselnya langsung memekik.

"ASTAGA RAF!!"

"Ck, apa sih?" desis Rafa kaget.

Sasa tertawa pelan. "Hehe, kita ke Devdan show aja. Pengen nonton pertunjukan nya. Udah buka ini jam segini," pinta Sasa sembari menyodorkan ponselnya di depan wajah Rafa.

"Gak bosen nonton terus?" tanya Rafa memastikan.

"Tadi tuh nonton film romantis. Kalo ini kita nonton teater pertunjukan budaya Indonesia. Jadi beda. Lagian kalo sama kamu gak bosen kok," gumam Sasa dengan mengecilkan suara pada kalimat akhirnya.

Beruntung Rafa tidak mendengar kalimat terakhir Sasa. Jadilah sepanjang jalan Sasa tersenyum-senyum dengan menatap wajah Rafa dari samping.

Devdan Show memang sangat menarik bagi para wisatawan seperti mereka, karena di sana mereka bisa menyaksikan pertunjukan tentang budaya dan keindahan Indonesia. Kapan lagi ke sana dengan ditemani kekasih hati?

Tentu saja Sasa tidak akan mau melewatkannya.

'Oke maaf sombong sedikit. Gue udah ke sini sama Rafa, Syela. Sekali lagi sorry banget.'

Keantusiasan Sasa di sepanjang pertunjukan pada Devdan show begitu membuat Rafa puas. Hanya dengan melihat wajah bahagia gadis itu, senyum tulus langsung terpatri di wajah Rafa.

Yah, sebesar itu pengaruh Sasa dalam hidupnya.

Bahkan setelah mereka keluar dari tempat itu, binar bahagia di wajah Sasa tidak juga menghilang. Gadis itu semakin mengeratkan rangkulannya pada lengan Rafa dengan mata berbinar.

"Aku seneng banget hari ini," ucap Sasa sembari mendongak untuk menatap mata Rafa.

"Kapan-kapan kita jalan lagi," balas Rafa tenang.

Laki-laki itu menyelipkan anak rambut Sasa ke belakang telinga gadis itu sendiri. Kemudian tangannya bergerak mengelus pipi mulus kekasihnya.

"Sekarang, waktunya cari makan," sambung Rafa berganti merangkul pundak Sasa.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Where stories live. Discover now