RaSa |• 16 | 18+

Start from the beginning
                                    

Rafa menjauhkan wajahnya hanya untuk melihat lebih jelas aset milik kekasihnya itu. Matanya menatap lapar belahan dada Sasa yang terlihat sangat menggiurkan.

Dan tanpa membuang waktu lagi, Rafa mendaratkan kecupan dan jilatannya di tempat itu.

"Shh, Raf!!" tegur Sasa mencengkram seprei ketika merasakan sensasi yang baru pertama kali dirasakannya.

Rafa mengabaikan, hingga tangan laki-laki itu entah sejak kapan telah menyentuh dada kiri Sasa yang masih tertutupi tank top dan bra.

Laki-laki itu meremasnya sensual, dan berhasil mengundang desahan seksi yang lagi-lagi keluar dari mulut Sasa.

"Masih berani ngelanggar, hm?" desis Rafa kembali menciumi leher Sasa, sedangkan tangannya aktif meremas dada kekasihnya itu.

"E-enggak," jawab Sasa panas dingin.

"Eunghh." Sasa lagi-lagi melenguh ketika Rafa bergerak turun mengecup perut terbukanya.

Sedangkan tangan Rafa berganti menyentuh paha dalam Sasa dan meremas paha gadis itu sensual. Hanya beberapa saat, karena setelahnya Rafa mengelus-elus paha Sasa.

Sedangkan tangan lainnya masih meremas dada gadis itu yang sungguh terasa sangat pas di tangannya.

"Masih mau dihukum kaya gini, hm?" desis Rafa dengan mata berkilat antara emosi dan gairah.

Mata Sasa melirik ke bawah dan menemukan wajah Rafa di atas perutnya. Tapi mata laki-laki itu melirik ke arahnya.

Dengan cepat Sasa menggelengkan kepalanya kuat. Perlakuan Rafa--ah atau lebih jelasnya, hukuman yang Rafa beri malam ini benar-benar menyiksa.

Senyum miring terpatri di wajah Rafa. Laki-laki itu beranjak dan memilih berbaring di samping Sasa. Kemudian menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"You're so wet," bisik Rafa sensual tepat di telinga Sasa.

Hal itu membuat wajah Sasa memerah karena sangat malu. Akhirnya ia semakin menenggelamkan wajahnya ke dada Rafa, tidak mau semakin dibuat malu karena Rafa mengejeknya.

"Nikmatin, hm?" bisik Rafa lagi.

"Ck, Raf!"

Rafa terkekeh pelan. Laki-laki itu semakin mengeratkan rengkuhannya. Ia memeluk Sasa layaknya guling, sehingga gadis itu tidak bisa bergerak leluasa.

"Tidur," titah Rafa dengan mata yang perlahan terpejam.

Hal itu membuat Sasa bernafas lega. Sungguh, tadi itu sangat memalukan. Apalagi Rafa tau jika Sasa... Errr jangan diteruskan.

'Gara-gara lo Alexa!! Gue malu banget anjir!' pekik Sasa dalam hati.

"Tidur Sa."

Sasa agak berjengit kaget ketika Rafa lagi-lagi bersuara. Ia pikir Rafa sudah tidur tadi.

Karena tidak ingin membuat Rafa mengulangi kegiatan tadi, Sasa akhirnya semakin masuk ke dalam rengkuhan Rafa dengan mata yang perlahan terpejam.

Sejujurnya, Sasa juga merasa agak pusing. Mungkin akibat dari terlalu banyak minum tadi. Sedangkan Rafa yang ikut tertidur lelap memang merasa mengantuk sekarang.

Meskipun Rafa tidak sempat meminum obat penenangnya. Keburu Bryan menelfonnya tadi.

***

"Hoaaam~~"

Sasa menguap begitu lebar. Matanya mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya matahari yang menyerang retinanya.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Where stories live. Discover now