The Castle 53

Mulai dari awal
                                    

Donghae tertawa keras, Ia sudah tidak bisa menahan lagi.

Kak Yiseo terimakasih sudah membuatku mengerti bahwa aku masih memiliki seseorang yang harus aku lindungi dan cintai....

Batin Donghae tersenyum  membayangkan wajah Kakaknya tersenyum ke arahnya, lalu dengan cepat ia menoleh ke samping. Istrinya sedang memberikan makanan padanya.

"Baiklah sayang, Aku akan makan. Sepertinya makan dibawah sinar mentari pagi ini sangat indah, apalagi ditemani oleh istriku yang cantik."

Yujin mencoba untuk tidak mengumpat, Ia sudah janji pada Kak Yiseo untuk membuat Donghae tertawa seperti ini.

"Lebih baik kau simpan bualanmu itu untuk nanti, Kau harus makan." ucapnya tersenyum lembut.

Donghae mengangguk menanggapi Yujin.

"Makan yang banyak, atau kau akan lemah dan jatuh sakit." ucapnya serius.

"Iya aku akan makan yang banyak, dan tidak membuatmu sedih lagi."

"Cih, sok tau. Siapa bilang aku sedih, Tidak tuh."

Yujin dengan wajah kesal langsung meraup makanannya dengan cepat.

"Benarkah?"  goda Donghae tersenyum penuh arti.

"Berhenti Donghae, mengapa sekarang kau suka sekali mengombal seperti itu sih, tidak mempan."  Yujin membuang wajah yang memang sudah merah padam.

"Benarkah tidak mempan. Tapi mengapa wajahmu memerah? Apa kau sakit?"

Dengan cepat Yujin menyumpit makanan ke dalam mulut Donghae dan menyuruhnya diam.

***

Pemandangan kota woojae sedikit sepi karena masalah kemarin. Bahkan para pendekar dan bangsawan sedang membahas rapat masalah ini.

Taehyung yang memang ada disana bersama Sooya dipanggil untuk menjadi saksi mata.

Sebenarnya Sooya tidak mau saat dirinya dipaksa begitu, bahkan Jungkook saja kaget saat melihat Kakak perguruannya ini tiba-tiba dibawa paksa begitu saja ke tempat paman Min mau tidak mau Jungkook juga ikut kesana. Apalagi jika bukan karena penasaran.

Tapi sesampainya disana, yang bocah itu lakukan hanya diam dan melongo. Benar, dia tidak mengerti apa yang para pamannya katakan. Perang? Pembunuhan? Perkelahian? Pertumpahan darah? Dia benar-benar tidak tau. Mungkin orang yang tidak tau siapa dia pasti dikira orang tak penting dan tidak waras.

"Paman, Sooya tidak mau berbicara dengan para sesepuh itu." ucap Sooya merajuk, bahkan tangan sudah dilipat di depan dada.

Paman Min yang melihat tingkah muridnya mau tak mau harus mencoba bersabar, masalahnya wanita di depannya ini benar-benar sudah keras kepala saat ia masih kecil. Mungkin terlalu dimanja olehnya. Pikirnya.

"Kau harus berbicara Sooya, lihat paman. Disana ada tuan muda Taehyung juga yang akan membantumu berbicara." ucapnya kelewat santai.

Sooya mengerutkan dahi,  "Apa T-taehyung? Dia ada disana juga? Apa paman yang mengundangnya?"

"Apa kau lupa? Dia Putra Mahkota Sooya sudah sepastinya diantara rapat seperti ini dia akan datang."  Paman Min menatapnya jengah, dengan cepat ia menegaskan. "Kau harus berbicara bersama dengan Taehyung tidak ada penolakan." setelah mengatakan itu Paman Min meninggalkan Sooya sendiri disana.

Tapi setelah Paman Min pergi Jungkook menghampirinya, memberikan tawa yang paling, paling dia benci. Entahlah setiap pemuda idiot itu menertawakannya saat ia dalam keadaan menderita, sudah pasti ia sangat murka dan ingin sekali menarik bibir pemuda itu agar berhenti tertawa.

"Kenapa kau tertawa sialan!"

Jungkook sudah seperti menangis, mengeluarkan bulir air mata di ujung matanya dengan cepat ia menyeka air mata itu dengan tangannya.

"Kak Sooya aku benar-benar prihatin padamu, sebaiknya kita sama-sama saja bekerja sama agar kita tidak usah menjadi penerus ilmu bela diri ini."

Sooya tersenyum menanggapi perkataan adik tingkatnya itu, lalu dengan cepat ia mendelik tajam.

"Aku bukan seperti dirimu yang bodoh dan idiot itu sialan. Aku kan pintar, jadi jangan coba-coba mempengaruhi pikiranku dengan kata-kata murahanmu itu!"

Jungkook langsung menciut, tidak bisa lagi membalas perkataan Kakak perguruannya ini. Kalah telak dengan perkataannya barusan.

"Kak Sooya mengancamku! Aku akan adukan pada Ayah!" ucapnya kesal.

"Hei, yang ada kau yang akan diberikan peringatan oleh Paman Wen berupa pidato panjang yang akan selesai sampai fajar itu." balasnya tidak mau kalah.

Jungkook menggerutu ditempat, mencoba kata apa lagi yang akan ia gunakan. Sepertinya sudah buntu, dengan cepat ia mengalah.

"Baiklah, aku mengalah. Mengapa Kakak sangat suka sekali sih mengancam. Apa Kak Sooya suka mengancam juga pada senior Kim?"  tebak Jungkook asal.

Tiba-tiba dahinya ditempeleng pelan oleh Sooya membuatnya mengadu secara reflek.

"Sialan, tidak mungkinlah."  ucap Sooya mengelak. Walaupun hatinya berdebar-debar tidak mau diam di dalam.

Tbc

Kalian tau siren gak? Kan kemarin aku liat ya di tiktok kaya ada suara ilustrasi lagu dia gitu...  Sumpah ya agak merinding tapi suka juga coba deh kalian dengerin.... Xixixxi

Btw partnya lama-lama ngebosenin yaa???  Huhuhu maaf yaa masih pemula dan belajar juga..

Jangan lupa vote dan komen... Boleh juga dimasukin reading list kalian sekalian follow aku piyaacho

See youu



The Castle of Moonlight || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang