4. Diktair Chapter Empat : Rumput SMA

Start from the beginning
                                    

"Dih, emang sejak kapan gue ngelarang lo punya pacar?" Tanya Airsya balik.

"Yaudah mulai besok gue pacarin seluruh siswi SMA GUNADARMA JAKARTA."

Airysa tertawa, "Gak sekalian aja semua guru? Pejaga kantin? Penjaga toilet? Tukang sampah? Sama satpam SMA Gunadarma?"

"Lo kira gue apaan macarin seluruh penghuni sekolah."

Dikta menghisap Kembali rokoknya yang sudah tinggal separuh, lalu membuangnya. Dikta tersenyum melihat Airysa yang tertawa karena ulahnya, Dikta menghembuskan asap rokoknya dengan pelan sambil tak berhenti berkedip menatap Airsya.

"Kalau lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Dikta.

Airsya menghentikan tawanya, "Ya gamau lah! Tipe cowok gue yang kayak Agas, Ganteng, cool, ketua geng motor sekolah, ketua basket sekolah, ketua osis, terus pinter fisika maupun matematika."

Airsya tersenyum sambil membayangkan sosok Agas yang memang sempurna dan idaman seluruh siswi SMA Gunadarma.

"Lah gue juga ganteng, gue ketua gengnya gue," kata Dikta tak mau kalah.

Airsya mengerutkan alisnya bingung. "Geng apaan lo? Geng Rumput sekolah?"

"Bagus juga namanya, Geng Rumput SMA." Dikta tersenyum aneh.

"Hah?" Airsya semakin bingung dengan Dikta.

"Mulai sekarang geng kita gue namain Rumput SMA."

"Geng apaan?" Airsya bertanya untuk yang kesekian kalinya.

"Gue, lo, Juno sama Gerri. Kita adalah Rumput SMA," jelas Dikta.

Airsya tidak bisa lagi menahan tawanya, ia tertawa bahkan tak berhenti. Dikta memang sahabatnya yang paling aneh, apa tidak ada nama yang lebih keren dari Rumput SMA? Tapi, tahukah Airysa apa arti yang sesungguhnya dari nama Rumput SMA?

Dikta menyipitkan matanya, "Loh kenapa lo ketawa, Ca?"

"Abisnya lo aneh! Nama geng itu yang keren, kayak gengnya Agas dong!"

"Keren dari mananya, Singa School? Lo kira sekolah ini ragunan!"

"Tapi, kan Singa keren."

"Apanya yang keren? Malu-maluin sekolah! Belum aja gue aduin ke guru BK, masa sekolah disamaain kayak taman binatang!"

Airsya Kembali tertawa, kalau sedang serius Dikta terlihat sangat lucu.

"Apa? Gaada yang lucu!"

Airsya tak berhenti tertawa.

"Ca!"

Mendengar Dikta menyebut Namanya, Airysa menghentikan tawanya.

"Iya, apa Radikta Prayoga?" tanya Airsya.

"Lo jangan pernah suka ya sama Agas," pinta Dikta, kali ini wajahnya benar-benar serius.

"Kenapa?" tanya Airsya.

"Jangan aja."

Airysa terkekeh, "Pasti ada alasannya dong?"

Dikta Diam.

"Please, jatuh cinta sama orang baik."

"Agas baik," timpal Airsya.

"Tapi, Dia gak baik buat lo."

"Selama dia gak makan orang, menurut gue dia baik."

"Ca!"

"Apaan lagi?"

"Jangan sama Agas ya?"

"Apaan sih lo, aneh banget!"

Airsya melangkahkan kakinya, turun dari Rooftop. Menurut Airsya persoalan tentang cinta adalah Privacynya. Tidak seharusnya Dikta melarangnya jatuh cinta dengan Agas, karena itu hatinya. Bukanya kita tidak bisa menghentikan perasaan?

Airsya memilih duduk di kantin, sambil makan nasi goreng dan es the manis.

Tiba-tiba seorang laki-laki tampan menghampirinya, laki-laki yang baru saja ia omongi dengan Dikta, siapa lagi kalau bukan Agas.

Agas Duduk disebalah Airsya, "Gapapa kan gue duduk disebalah lo?"

Airsya menangguk, "Boleh, duduk aja."

"Biasanya lo kemana-mana sama Dikta, kemana Dikta?" Tanya Agas.

Tidak Cuma Agas, bahkan semua orang tahu kalau kemana-mana Airysa pasti selalu Bersama dengan Dikta maupun sebalikya.

"Kata siapa gue kemana-mana sama Dikta? Ke Toilet gue sendiri kok, tapi kadang suka minta anterin ke temen sih."

Agas terkekeh, "Lo lucu ya."

Airsya tertawa, "Emang gue Dora."

"Malam ada acara gak?" tanya Agas.

"Gue mau balap motor liar di jalan semeru, lo dateng ya? Sama Dikta juga gapapa, yang penting lo dateng, sekalian kita nongkrong," ajak Agas.

Airsya tampak berfikir sejenak, sebenarnya Airsya memang sudah terbiasa nongkrong dengan Dikta maupun teman-temanya yang lain. Namun gimana kalau Agas tahu kalau Airsya itu perempuan yang tidak baik? Airsya takut kalau Agas akan membencinya jika tahu kalau Airysa itu anak nakal, apalagi pasti ditempat tongkrongan ada rokok dan alcohol, mana tahan Airsya tidak merokok dan meminum Alkohol.

Agas memegang Pundak Airsya, "Kenapa? lo lagi sibuk ya?"

"Engga kok, nanti gue sama Dikta pasti nonton lo."

"Oke gue tunggu," Agas tersenyum, lalu Kembali melanjutkan makannya.

Sebenarnya Airsya memang sudah lama menyukai Agas, karena Cuma Agas satu-satunya yang termasuk laki-laki idamannya di sekolah ini. Tapi, karena Airsya sadar diri kalau ia tidak baik untuk Agas yang terlalu sempurna, jadi Airsya hanya bisa mengagumi dari jauh.

Bersambung...

DIKTAIR Where stories live. Discover now