"Kasian deh jomblo!" Balas Riana memeletkan lidahnya, mengejek Azka yang meliriknya sinis.

"Eit!! Jangan salah. Di meja ini bukan cuma gue doang yang jomblo!" Ucap Azka bangga.

Azka merangkul pundak Sasa yang kaget dengan aksinya. "Sasa juga jomblo. Jadi... Sabilah, kita nikah. Iya gak Sa?" Tanya Azka menggoda dengan menaik turunkan alisnya.

Sasa menatap Azka tajam. Sedangkan Syela yang sedari tadi diam pun terlihat bingung.

"Loh? Tapi masa Sasa jomblo?! Kan Sasa udah punya pacar, udah hampir 6 tahun kan Sa? Kapan kenalin pacarnya? Apa Sasa juga rahasiain pacarnya dari kalian semua?" Tanya Syela beruntun.

Di meja yang para perempuannya adalah kaum pembenci Syela itu hanya tersenyum paksa. Terutama Alexa dan Riana yang sangat memperlihatkan ketidak sukaan mereka terhadap Syela.

Jika saja Sasa tidak mengode mereka, mungkin Riana maupun Alexa akan blak-blakan mengatakan jika mereka tidak menyukai keberadaan Syela.

"Oh iya Sa, ini kak Rafa. Kenalin, tunangan aku"

Syela menyodorkan paksa tangan Rafa ke arah Sasa yang terlihat terkejut.

Sasa menatap lama tangan Rafa yang tengah dipegang Syela, sebelum meraih tangan Rafa dan menyentuhnya.

"Sasa"

Rafa langsung menarik kembali tangannya. "Rafa" Balasnya singkat.

Sasa yang melihat itu sontak mengalihkan pandangannya dan menunduk dalam.

'jangan nangis sekarang plis' Batin Sasa dengan menggigit bibir bawahnya kuat.

"Kalo pacar Sasa mana?" Tanya Syela yang seolah tidak tau situasi.

Riana yang jengah langsung berdecak keras, membuat gadis itu ditatap semua orang. Tapi Riana mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan matanya yang mulai memerah.

"Gue mau ke toilet! Caca temenin gue!" Riana langsung menarik tangan Sasa paksa untuk mengikutinya yang katanya ingin ke toilet.

Meninggalkan meja itu yang sekarang langsung terasa canggung. Alexa, Ghea dan Vela hanya diam. Awalnya mereka ingin menyusul Sasa, tapi Sasa pasti tidak akan suka jika mereka terlalu memperlihatkan ketidaksukaan mereka terhadap Syela.

Sementara itu, Riana langsung memeluk Sasa saat memasuki kamar mandi. Sasa memeluknya dengan menangis sesenggukan di bahu Riana.

"Sakit Ri!!" Sasa mengadu dengan mencengkram pundak Riana.

Riana mencoba tegar dengan mengelus punggung Sasa, tapi air matanya tidak bisa diajak kompromi. Riana ikut menangis melihat kondisi Sasa.

Riana tau bagaimana perjuangan Sasa yang dulu begitu mencintai Vino--cinta pertama Sasa--yang juga temannya sejak SMP, kemudian Sasa berhasil melupakan Vino semenak Rafa gencar mendekatinya.

Tapi sekarang.... Riana rasanya ingin gila. Ia tidak pernah berada di posisi Sasa. Tapi ia tau, jika Sasa benar-benar tersakiti.

Sasa setia pada Rafa selama bertahun-tahun meskipun tanpa saling tatap. Tapi mereka kembali dipertemukan malam itu, saat Sasa menghadiri pertunangan sahabatnya yang ternyata bertunangan dengan Rafa.

"Ca, kalo lo butuh bantuan. Gue selalu siap. Alexa, Vela, Ghea, Alina, sama Claretta juga. Lo gak sendirian" Lirih Riana dengan suara bergetar.

"K-kenapa Ri? Hikss kenapa Rafa kaya gitu? Dia hikss udah ngelupain gue?" Tanya Sasa frustasi.

"Ca.... Stop nangisin Rafa. Dia gak pantes ngedapetin cewek kek lo" Riana menyeka air matanya dengan kasar. "Sekarang rapihin penampilan lo, terus kita balik ke sana. Atau kalo mau pulang juga gue temenin, ya?"

Tentang RaSa |• [TERBIT]Where stories live. Discover now