Karena mereka menjalin hubungan dengan pria yang juga dikenal banyak orang sebagai CEO. Kecuali Ghea yang memang sudah menikah dengan Zergio serta Sasa yang dikenal karena prestasinya saat mengejar pendidikannya di Berlin. Oh, jangan lupakan Alexa yang juga seorang model terkenal.

Untung saja tidak ada Alina. Jika tidak, kegemparan akan semakin terjadi, hmmm.

"Gapapa lah. Kalo di ruang private gue ngerasa kek dikurung tau gak? Mending gini, adem. Bisa ngeliat pemandangan di luar" Desis Vela mengibaskan tangannya di depan wajahnya seolah kepanasan.

"Oh Iya, lo sendiri aja? kok Nanda gak ikut lo Ca?" Tanya Riana mengalihkan pembicaraan.

"Hm? Enggak, males katanya" Jawab Sasa singkat.

Mereka mulai asik dengan obrolan yang tidak jauh-jauh dari gosip. Ya, perkumpulan kaum hawa, rasanya tidak lengkap tanpa menggosipi siapa saja.

Tapi tiba-tiba saja pundak Alexa dan Riana dirangkul. Mereka adalah Bryan dan Angga yang langsung menarik kursi untuk duduk di samping kekasih masing-masing.

Kemudian disusul Azka, serta Agra yang langsung mengambil tempat di samping Vela, kekasihnya. Sedangkan Azka memilih duduk di samping Sasa yang memang kosong.

"Ngumpul-ngumpul gak ngajak-ngajak ya" Cetus Azka sembari menarik minuman Sasa dan meminumnya menggunakan sedotan yang sama.

"Ck, minuman gue!" Ketus Sasa segera menarik kembali minumannya dan melirik Azka sinis.

"Aah pelit banget jodoh orang" Balas Azka ikutan kesal.

"Kalian doang? Yang lain mana?" Tanya Vela membuka suara.

"Si Gio gak tau, kalo Fano sama Claretta kan jaga anak" Jawab Angga acuh tak acuh.

"Kak Gio lagi sibuk-sibuknya akhir-akhir ini. Jarang di rumah" Ucap Ghea membuka suara.

"Anak-anak gimana?" Tanya Alexa yang baru sadar jika Ghea sepertinya bebas malam ini.

"Nginap di rumah kak Fano"

"Pasti maunya si Tuyul itu mah! Nginap mulu sama Fano, mau deketin si cebong" Desis Azka menggerutu.

"Oh ya kita juga bareng...."

"Hay!"

Semua yang ada di meja itu serentak menoleh. Kecuali Sasa yang memang posisinya mebelakangi pintu masuk.

Sasa mengenal suara itu, Syela. Sudah pasti jika Syela tidak sendirian kan?

Seketika raut wajah semua perempuan yang ada di meja itu berubah datar. Termasuk Ghea yang biasanya sangat ramah pun ikut mendatarkan ekspresinya.

Sasa menyadari itu. Teman-temannya sepertinya tidak suka dengan keberadaan Syela.

"Eh iya si Rafa datang juga, bareng tunangannya" Ucap Angga di tengah-tengah keheningan.

Riana menginjak kaki Angga dari bawah meja dan melirik tajam calon tunangannya itu. Matanya menyiratkan ancaman seolah ingin membunuh Angga sekarang juga.

Sasa menghela nafas pelan, sebelum berbalik. "Hay Syela!" Sapanya kikuk.

"Sasa!!" Balas Syela semangat.

Tadi saat semua orang mendiaminya, senyumannya langsung hilang. Tapi setelah Sasa menyapanya ia kembali semangat.

Syela segera duduk di samping Sasa, kemudian Rafa ikut duduk di sisi Syela yang lain. Membuat Sasa menggeserkan tempat duduknya ke arah Azka. Jadi posisinya, Syela duduk dengan diapit Sasa dan Rafa.

Sedangkan Azka yang digeser paksa ke samping hanya mendengus jengah.

"Kampret semua!" Ketus Azka sengaja mengeraskan suaranya.

Tentang RaSa |• [TERBIT]Where stories live. Discover now