MY CHILDISH GIRL [END]

By tamarabiliskii

16.9M 1.7M 475K

Cowok galak vs cewek cengeng? PART MASIH LENGKAP | TERSEDIA DI GRAMEDIA Urutan baca kisah Gala Riri : My Chi... More

INFO PENTING!!!
Prolog
1. Gombalan
2. Riri Cemburu
3. Apartemen Gala
4. Baku Hantam
5. Riri vs Risa
6. Penyebab Berantem
7. Ruang BK
8. Riri kenapa?
9. Gala Nyebelin
10. Game Laknat
11. Gala Emosi
12. Bunga Matahari
13. Gara-Gara Bunga Matahari
14. Riri Pingsan
15. Dewa?
16. Baikan
17. Bunda Pulang
18. Flu
19. Get Well Soon
20. Jenguk Riri
21. Antara Gala dan Danis
22. Jangan Egois
23. Gala Ngamuk
24. Pertolongan Dewa
25. Gara-Gara Ketiduran
26. Menyesal
27. Bolos
28. Ini Apa Sih?
29. Buaya Darat
30. Ketahuan Bohong
31. Riri Dihukum
32. Mereka Baikan
33. Gala Ngegombal
34. Perjanjian
Chat
35. Gagal Pergi?
36. Gala sakit
37. Instagram Riri
38. Anak haram
39. Hajar Pandu
40. Kabar Buruk
41. Serangan Dadakan
Chat Malam Minggu
42. Banyak Mau
43. Serangan Misterius
44. Omelan Gala
45. Ditinggal Bunda
46. Takut Masuk Kelas
47. Sakit Perut
48. Menghilang
49. Marah Lagi
50. Rumit
51. Mulai Kecewa?
52. Aulia?
53. Selingkuh?
54. Capek
55. Cemburu
56. Teror Pertama
57. Luka
58. Rencana
59. Mirip Monyet
60. Flashback
Maljum
61. Kecelakaan
62. Alex dan Audrey
Gara-Gara Joko
64. Merasa Bersalah
65. Ternyata...
66. Ngambek
67. Kepikiran
Marah?
68. Kesasar
69. Alasan
70. Berbeda
71. Jangan Lemah!
72. Putus?
73. Saling Menyakiti
74. Perjodohan
75. Bingung
76. Tebak-Tebakan
77. Maaf
Gajelas
OPEN GRUP CHAT WHATSAPP
78. Panas
79. Selamat Tinggal
80. Pentas Seni
81. Balikan?
82. Berakhir
VOTE COVER & GIVEAWAY
INFO PRE-ORDER & LIVE INSTAGRAM
PRE-ORDER
SEQUEL MCG

63. Jadi?

142K 18.5K 6.3K
By tamarabiliskii

Selamat malam minggu, tadinya mau malmingan tapi.....ah sudahlah wkwk.

Malming gini kalian pada ngapain sih?

Alasan kalian suka Wattpad?

Buat yang nanya siapa nama asli yang cast Gala & Riri, ini nama instagramnya : @brentymanalo
@__thuyb

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

"Gue udah bilang jauhi dia!!!!"

"Apa urusannya sama lo?!"

Dewa menghela napas beratnya lalu mengusap wajahnya kasar. Apa memang ini saat yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya ke Danis?

Jika semuanya ia tunda, maka akan menjadi lebih rumit.

Dewa mengikis jarak dengan Danis. Wajahnya dan Danis kini hanya berjarak satu jengkal tangan saja. Tatapan tajam cowok itu menyiratkan segala rahasia yang telah ia simpan sejak beberapa bulan ini.

"Dia...dia adek kita." Dewa bergerak mundur lalu mendudukkan dirinya di pinggir ranjang sembari memijat pangkal hidungnya.

Danis mengernyitkan dahi. Ia masih tidak paham dengan yang Dewa ucapkan barusan.

Adik? Apa dia anak papanya dari istri kedua yang telah ditinggal oleh papanya sejak dalam kandungan itu?

Apa dia anak yang selama ini papanya cari-cari tapi tidak pernah ketemu?

Kalau memang benar. Dunia sempit sekali. Dan Danis tidak habis pikir dengan semua lelucon ini.

Takdir memang sangat lucu.

"Maksud lo dia anak papa dari istri kedua papa yang dulu papa tinggal sejak dalam kandungan itu?"

Dewa mengangguk. "Iya, dia anak papa yang dari dulu papa cari tapi ngga pernah ketemu."

"Kenapa lo baru bilang?" tanya Danis kecewa. "Kenapa lo bisa tahu?"

Dewa berdiri mendekati Danis. "Sori, gue kemaren masih butuh waktu buat cari tahu tentang dia."

*****

"Makasih banyak. Om sama tante hutang budi sama kamu."

Riri menatap Abraham dengan tatapan canggung. Orang yang biasanya selalu menghina dirinya dan menunjukkan ketidaksukaannya secara langsung. Kini mengucapkan kata terima kasih.

Apa ini mimpi?

"Kalo ngga ada kamu, mungkin sekarang tante ngga ada di sini. Makasih ya Riri."

Tersenyum lebar. Riri mengangguk. "Iya om, tante. Riri seneng kok kalo liat tante Anita bisa sehat lagi," ucapnya lembut.

"Om turut berduka cita ya atas meninggalnya bunda kamu. Maaf kemarin om sama tante ngga dateng dan maaf juga selama ini om udah menutup mata dan ngga mau mengenal kamu lebih jauh. Ternyata kamu anak yang baik," ujar Abraham merasa bersalah.

Riri hanya tersenyum sebagai jawaban bahwa ia sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi.

"Pantes ya, Gala cinta banget sama kamu. Kamu baik banget." Anita, wanita yang sekarang masih terbaring di ranjang rumah sakit itu terkekeh pelan sembari melirik sekilas ke arah Gala, yang sejak tadi hanya diam di samping Riri.

Cowok yang sedang bersedekap dada itu berdehem pelan. "Makanya jangan nilai orang dari cover nya aja."

"Kamu juga, jangan nilai mama Anita dari cover nya aja," sindir Abraham. "Ada kalanya kamu juga harus belajar menerima kalo dia sekarang mama kamu."

Gala terdiam sejenak. Entah kenapa rasanya sangat sulit untuk menerima kehadiran Anita di hidupnya. Trauma masa lalu yang begitu menyakitkan. Membuatnya sulit untuk mempercayai keberadaan seorang mama tiri.

"Pulang, yuk. Udah sore," ajak Gala pada Riri tiba-tiba.

Anita yang menyadari bahwa Gala masih belum bisa menerima dirinya sepenuhnya. Mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Wanita itu tersenyum lembut lalu bertanya.

"Loh kok buru-buru?"

"Iya, ih. Jangan buru-buru," kata Riri menatap Gala kesal. Cowok itu membalasnya dengan tatapan datar.

"Gal, maafin semua kesalahan papa selama ini, ya?" Abraham menepuk pundak Gala.

Gala menatap Abraham lalu mengangguk pelan. "Iya."

"Udah ayo pulang," ucap Gala menarik tangan Riri.

"Tap..."

"Joko belom makan, 'kan?" potong Gala cepat membuat Riri teringat bahwa joko memang belum makan sejak pagi tadi. Karena waktu berangkat ke sekolah Gala tidak mau puter balik dengan alasan sudah telat.

"Gala sama Riri pulang dulu ya om, tante," pamit Riri yang diangguki oleh mereka berdua. Mau tidak mau Riri harus pulang cepat.

Ini Demi hidup joko.

Riri memukul lengan Gala saat cowok di sebelahnya itu hanya diam saja. "Pamitan dulu dong!" suruh Riri pada Gala.

"Gala pulang," pamit Gala dengan ekspresi datar.

"Hati-hati ya nak," pesan Anita lembut.

*****

"PIP PIP PIP PIP CALON MANTUUU!!!"

"Minggir-minggir calon mantu idaman mertua di seluruh dunia mau duduk."

Tanpa rasa bersalah. Ilham, cowok yang baru datang ke markas Drax itu menggeser duduk Akbar dan Alan. Ilham kemudian duduk di tengah-tengah mereka berdua dengan muka sok gantengnya.

"Pantes Nenda ngga mau," celetuk Alan. "Rada gila ternyata."

"Woi bang!" Ilham mengelus dadanya dramatis. "Kalo ngomong kagak difilter. Sakit nih hati gue."

"Bodo amat."

Akbar berdecak lalu menoyor kepala Ilham. "Ngga pantes nyanyi lagu kaya tadi!"

"Pantesnya gimana?" nyolot Ilham. "Pip pip pip pip calon pembantu!!!"

"Alah! Gitu kan? Gue udah tau!" dengus Ilham sebal. Ia sudah paham kalau Akbar pasti akan meledeknya dengan mengganti lirik lagu menjadi seperti itu.

"Ngga gitu, kurang cocok."

"Terus?"

"PIP PIP PIP PIP CALON BABUUUU!!!!"

Akbar tertawa keras melihat muka Ilham yang mendadak masam. Dasar Akbar ini memang teman laknat. Paling jago kalau disuruh menghakimi Ilham.

"Kalian berdua sama El buat aja komunitas. Haters Ilham, gitu. Soalnya gue liat-liat kalian berdua itu sama kaya El. Sama-sama suka menghakimi gue!" kesal Ilham.

Akbar menghentikan tawanya. "Udah berapa kali gue bilang. Muka lo emang pantes banget buat dijadiin bahan bulian, Ham."

"Bullyable banget lah," lanjutnya kembali terkekeh."

"Sialan, lo!"

"Ngomong-ngomong soal El. Lo diapain lagi?" tanya Akbar iseng.

Suara decakan muncul dari mulut Ilham. "Kemaren gue dimarahi bokap. Gegara El ngadu kalo gue sering nonton film jorok."

"Lah lo aja yang bego. Kok bisa El tau? Lo nonton sambil mendesah ya?" tebak Akbar terkekeh.

Ilham menoyor kepala Akbar kesal. Akbar ini kalau bicara asal ceplos saja memang. "Mendesah, mendesah pala lo! El pinjem laptop gue buat ngerjain tugas. Laptopnya dia baru rusak. Terus ngga tau gimana ceritanya. Tiba-tiba semua film gituan gue dihapus sama dia."

"Terus terus?"

"Ya gue marahin, dong. Eh malah dia ceramahin gue. Gue disetelin video tujuh siksa kubur paling mengerikan. Habis itu dia lapor ke bokap."

"Bhahahahahaha...."

Alan, cowok yang sedari tadi hanya diam itu akhirnya membuka suara. Alan menatap Ilham datar. "Mampus," cibir Alan.

Ilham yang merasa kembali terhakimi. Hanya bisa mengelus dadanya. Sabar.

"Eh paketu," sapa Akbar melihat Gala datang bersama Riri. "Tumben malam-malam datang ke markas?"

"Bosen," singkat Gala menjawab Akbar.

Riri yang berdiri di samping Gala hanya cuek sambil memakan es krim kesukaannya. Sebenarnya Gala sudah melarang Riri makan es krim malam-malam begini. Tapi karena gadis itu terus merengek, akhirnya dengan terpaksa Gala menuruti kemauan gadis nakalnya itu.

"Bosen kelon, ya?" canda Ilham yang langsung mendapat delikan tajam dari Gala.

"Bosen idup lo?"

"Hehe, ampun paketu! Canda kok!" cengir Ilham kemudian tatapannya beralih pada Riri.

"Ri, sini deh. Gue punya video tikt*k baru! Lucu banget. Lo pasti suka."

Saat Riri hendak maju menghampiri Ilham. Tiba-tiba sebuah tangan besar menarik pergelangan tangannya. "Ngga usah, ngga usah. Gaboleh liat gituan dosa."

"Elah, Gal. Posesif amat."

"Ck! Gue ngga bakal posesif kalo lo ngga ngasih ajaran sesat ke Riri."

"Ngga sesat, Gal. Astaga hina banget diri gue."

"Riri mau liat, ih! Boleh yaaa...boleh...??" rengek Riri menarik-narik ujung kaos Gala.

"Gal, gue mau bicara berdua sama lo." Alan berdiri sembari mengarahkan dagunya ke dalam markas. Sepertinya ada hal penting yang ingin Alan bicarakan berdua dengan Gala.

Gala mengangguk dan menyuruh Alan untuk masuk ke dalam markas lebih dulu. "Lo di sini bentar, ya. Gue mau ngobrol berdua sama Alan. Jangan aneh-aneh!"

"Iyaa," angguk Riri.

"Ck! Belepotan banget," decak Gala mengelap bibir Riri dengan jarinya.

"Uwuphobia gue kambuh, Ham!!!"

"Cekek gue Bar, cekek!!"

"Ck, gila!" cibir Gala melihat tingkah absurd dua sahabatnya.

Sebelum masuk ke dalam. Gala sudah lebih dulu memperingatkan Ilham agar tidak mengajarkan Riri hal-hal yang sesat.

"Iya iya bos! Janji ngga nunjukin yang aneh-aneh," ujar Ilham saat Gala memberinya tatapan tajam.

"Awas lo sampe tuh bocah ngomongnya aneh-aneh lagi!"

*****

"Ilham puter yang tadi lagi dong!" seru Riri semangat.

"Yang mana yang mana?" tanya Ilham mengarahkan ponselnya pada Riri.

Kali ini Ilham dan Akbar lebih cocok terlihat sebagai seorang kakak yang menjaga adiknya. Daripada seorang teman yang sedang nongkrong bersama.

"Yang tadi, yang ada om om nya!"

"Oh ini."

"Om om culik aku dong," tiru Riri pada lagu yang sedang Ilham putar.

"Heh! Mulutnya," tegur Gala yang baru saja keluar bersama Alan. "Ngomong apa tadi?"

Gala mendudukkan diri disebelah Riri. Dengan satu kaki menindih kedua paha Riri yang agak terbuka.

"Riri cuma nyanyi kok."

"Kalo duduk tuh yang cantik bisa ngga sih?!" omel Gala sembari membenarkan dress yang Riri kenakan. Karena sedikit tersingkap.

"Gala berat ih," keluhnya berusaha menyingkirkan satu kaki Gala yang masih nangkring di pahanya.

Seolah tidak peduli, Gala malah mengajak teman-temannya mengobrol. Membiarkan Riri yang masih berusaha menurunkan kakinya. Gala langsung tersenyum tipis saat melihat Riri menyerah dengan membiarkan satu kaki Gala tetap berada di atas pahanya.

"Eh apaan tuh? Kaya konvoi anjir!" seru Ilham terkejut.

Suara deru motor itu mengalihkan atensi keempat cowok yang sedang asyik mengobrol.

"Anjir itu anak-anak Volker?!"

Menyadari ada Riri di sini. Gala langsung memutar otak. Mencari cara agar Riri tetap aman. "Ri, lo masuk ke dalam markas ya. Lo masuk ke ruangan gue. Kunci pintunya! Sekarang!"

"Kenapa?"

Gala mengusap wajahnya kasar. Dalam keadaan seperti ini, gadisnya itu masih sempat-sempatnya bertanya santai.

"Lo anterin ke dalem, Gal! Cepet!" suruh Alan.

Tanpa basa-basi. Gala langsung menarik Riri ke dalam markas dan menyuruh gadis itu tetap di dalam sebelum Gala memintanya keluar. Untung saja tanpa perlu menjelaskan panjang lebar, kali ini Riri mau menurut.

"Ham, lo hubungi semua anak Drax," titah Gala saat sudah kembali ke teras. Ilham mengangguk paham.

Masalahnya sekarang di markas Drax hanya ada beberapa anggota saja. Sementara anak Volker, sepertinya ikut datang semua. Kalau tidak seimbang begini. Kemungkinan besar Volker akan menang.

"Mau apa lo?" tanya Gala saat melihat Leon turun dari motor besarnya diikuti anggota Volker lainnya dari belakang.

Leon tersenyum miring. "Gue cuma mau nanya soal tawaran kemarin. Gimana? Lo takut?"

"Oh atau lo lupa? Oke gue ingetin lagi. Gue nantangin lo balapan. Kalo lo menang gue ngga bakal ganggu cewek lo. Tapi kalo lo kalah, lo harus ninggalin dia. Atau kalo lo ngga menerima tawaran ini, gue bakal celakain Riri."

"Jangan gegabah, Gal," bisik Alan.

"Gue ngga akan pernah setujui apapun tantangan lo yang menyangkut cewek gue. Lo urusannya sama gue, bukan sama Riri, anjing!"

"Lagian kenapa lo bawa-bawa Riri! Dia ngga urusannya sama lo!" geram Gala.

Leon tertawa sinis. "Lo lupa? Lo yang udah buat adek gue sampe meninggal. Lo udah buat gue kehilangan orang yang gue sayang. Jadi nyawa harus dibayar nyawa, 'kan?"

"Lo salah paham, Yon! Gala sama sekali ngga pernah mukul adek lo waktu tawuran itu! Justru anak buah lo sendiri yang mukul!" jawab Ilham ikut kesal dengan tuduhan Leon pada Gala yang tidak berdasar.

Leon meludah ke samping. "Cih!! Kalo pembunuh ngaku. Penjara penuh!"

Sedetik kemudian suara deru motor kembali terdengar. Saat Gala kira itu adalah anak Drax yang datang. Dugaannya salah, ternyata itu adalah suara motor milik Bima dan teman-temannya.

"Bangsat! Dia kerja sama dengan Volker!" umpat Gala masih tidak percaya.

"Halo, apa kabar?" sapa Bima pada Gala. "Kaget ya liat gue di sini?"

Bima ikut berdiri di samping Leon. Dengan muka songongnya, dia bertanya. "Lo ngga lupa sama gue, 'kan? Gue yang dulu lo siram air panas dan gue juga yang lo gebukin di gang kecil kemaren. Ngga lupa, 'kan?"

Bima menyeringai licik. "Seneng bisa liat muka lo lagi Gala Arsenio Abraham. Gue mau puas-puasin, liat muka lo yang mulus itu. Karena setelah ini mungkin muka lo ancur....hahahaha..."

Tawa Bima dan yang lainnya pun menggelegar. Saling bersahutan. Membuat kedua tangan Gala semakin mengepal kuat.

Alan, cowok yang berdiri di belakang Gala memperingati. "Jangan kepancing emosi, Gal. Karena semakin lo kesel, mereka semakin seneng."

Bima mengambil sesuatu di kantong jaketnya lalu menunjukkannya pada Gala. "Gimana kalo cewek yang ada di dalam foto ini mengalami hal yang sama dengan Aulia, adek Leon yang lo bunuh saat tawuran dan Rima, adek gue yang ditabrak anak Drax?"

Sial. Yang Bima tunjukkan saat ini adalah foto Riri.

"Ah, atau lebih seru lagi kalo gue ajak dia main dulu?" kekeh Bima. "Iya ngga, Yon?"

Leon ikut menyahut. "Gue ngga mau sama bekas dia. Udah di ewe berapa kali tuh ceweknya...hahaha.."

"Bangsat!" umpat Gala.

"Oh iya soal tawaran gue tadi, gue anggep hangus karena lo ngga jawab. Jadi jangan salahin gue kalo cewek lo tersayang sebentar lagi bakal nyusul Aulia," ucap Leon dengan seringaian liciknya.

Kali ini Gala sudah tidak bisa menahan emosinya. Ia maju lalu menarik kerah jaket Leon secara kasar. "Bajingan! Berani lo sentuh dia. Mati lo anjing!"

Tanpa banyak basi-basi Gala langsung memberi bogeman pada wajah Leon. Hal itu tentu saja menandakan awal pertempuran ini segera di mulai.

Semua anak Volker yang jumlahnya sangat banyak langsung maju, menyerang anak Drax yang memang jumlahnya sangat sedikit.

Biarlah Gala sudah tidak peduli dengan semua itu. Pikiran dan emosinya menjadi kacau jika sudah menyangkut tentang Riri. Apa pun akan Gala lakukan demi keselamatan Riri.

Jika nyawa sekali pun taruhannya. Gala tetap berani.

"Awas, Gal!" teriak Alan saat melihat Bima yang hendak memukul kepala Gala menggunakan balok yang entah sejak kapan Bima pegang.

Alan meninggalkan tiga anak Volker yang sudah berhasil ia kalahkan. Cowok itu menendang Bima dan memelintir tangannya ke belakang. Lalu menendangnya berkali-kali hingga cowok itu ambruk ke lantai.

Setelah melihat dirinya aman. Gala kembali menghajar Leon yang kali ini sudah berada dalam kungkungan kakinya.

Sementara Ilham, Akbar dan beberapa anak Drax lainnya yang baru datang masih berusaha menjatuhkan anak Volker dan teman-teman yang Bima bawa.

Saat Ilham tidak sengaja melihat ke arah Gala. Ia langsung berteriak memperingati. "Gala, awass!!!"

Gala menoleh ke belakang lalu membogem anak Volker yang juga hendak menghantamnya dengan batu bata.

Melihat fokus Gala sudah teralihkan. Leon yang keadaannya sudah tidak baik-baik saja berusaha berdiri. Cowok itu mengambil sesuatu di sakunya lalu tersenyum licik.

Sial! Umpat Leon dalam hati.

Saat dirinnya baru saja hendak mengarahkan benda tajam itu ke Gala. Gala lebih cepat menghadapnya ke arahnya.

"Belom kapok lo?" sinis Gala mendekati Leon.

Leon mengarahkan satu tangannya ke belakang untuk menyembunyikan sesuatu.

Bugh

Bugh

Bugh

Srettt

Dukk

Dengan kalap Gala menghajar Leon tanpa ampun. Namun saat Gala pikir Leon telah benar-benar berhasil ia jatuhkan. Leon, cowok itu menyeringai. Kemudian tanpa aba-aba Leon langsung mengarahkan benda tajam itu ke arah Gala. Sayangnya meleset karena Riri datang untuk menarik Gala.

"Gala awasss!!!!"

"Lo ngapain keluar?" tanya Gala panik sampai tidak sadar kalau posisi Leon sekarang sudah berdiri.

"Oh bagus kalo lo ada di sini," ucap Leon tersenyum penuh arti pada Riri.

"Jangan macem-macem lo anjing!" Gala menarik Riri agar berlindung di belakangnya.

"Gue kira lo cuma licik aja. Ternyata lo pengecut! Beraninya pake pisau gitu! Cih najis!" ledek Gala membuat amarah Leon semakin memuncak.

"Bangsat!!"

Srettt

Leon berhasil memberi satu sayatan di lengan Gala.

Gala, cowok itu meringis pelan. Memegang lengannya yang berdarah.

Dukk

Bugh

Bugh

"Bangsat!" umpat Gala saat Leon berhasil membogem dan menendangnya hingga tesungkur ke lantai. Gala ingin berdiri tapi sulit karena kakinya terasa sakit.

"Sekarang giliran lo cantik."

Leon mengarahkan pisau kecilnya itu ke wajah Riri. "Mungkin ngasih beberapa sayatan di wajah lo akan terasa meyenangkan."

Leon menyeringai lalu bergerak maju seiring dengan langkah Riri yang terus mundur.

Jangan tanyakan gimana keadaan Riri sekarang. Sudah jelas gadis polos itu sangat ketakutan.

"Ri..." teriak Alan yang baru menyadari kalau Riri sudah keluar dari ruangan Gala yang ada di dalam markas. Dan sekarang sedang berada dalam bahaya.

"Awas Ri!" Teriak Alan dan Gala bersamaan saat melihat Leon mengarahkan pisau kecilnya pada Riri. Kedua cowok itu sama-sama berlari mendekati Riri.

Srettt

"Ahhhhh!!!!" jerit Riri ketakutan.

Brukkk

Tubuh Gala ambruk ke lantai dengan darah yang mengalir deras dari perutnya.

Leon sedikit terkejut dan tidak menyangka kalau tusukan pisaunya akan mengenai perut Gala. Karena niat awalnya memang hanya ingin sedikit melukai Riri. Bukan membunuh Riri atau Gala.

Sayangnya saat Leon hendak menyayatkan pisau ke Riri Alan dan Gala datang bersamaan. Alan berhasil menyeret Riri sementara Gala malah terkena tusukan di bagian perutnya.

"Galaa!!!!"

"Galaaaaa!

"Bos!!"

Semua anak Drax langsung berlarian ke arah Gala.

Samar-samar Gala masih bisa mendengar suara-suara yang meneriakkan namanya.

"Galaa!!!" histeris Riri menghampiri Gala. Gadis itu sangat ketakutan melihat keadaan Gala yang sudah bersimbah darah di bagian perutnya.

"Gala bangun! Gala jangan tinggalin Riri!!!!"

Pikiran Riri sudah berputar ke mana-mana. Ia benar-benar takut Gala akan meninggalkan dirinya secepat ini.

Mata Gala mengerjap pelan. Tangannya terulur untuk menghapus air mata di pipi Riri.

"Gu...gue ngga papa. Jangan nangis..." ucapnya sembari terkekeh pelan. Namun sedetik kemudian semua menjadi gelap dan sunyi. Mata Gala perlahan terpejam. Gala sudah tidak bisa mendengar apa-apa lagi.

"GALAAA....!!!!"

"LEON!"

*****

Udah ya tamat.

Tapi boong haha.

Gimana perasaan kalian setelah membaca part ini?

Pesan buat Leon?

Pesan buat Riri?

Pesan buat Gala?

Pesan buat Alan?

Atau buat siapa?

Vote dan Spam komen yang banyak!!! Biar semangat up!!!

Jangan lupa follow Instagram :

@tamarabiliskii

@galaarsenio
@serinakalila
@alan.aileen
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 290K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
25.3M 1.6M 79
[ PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT ] DON'T COPY MY STORY! [ Highest ranks : Beberapa kali #1 di Teen Fiction ] PROSES RE-PUBLISH SAMUDRA, si bad boy paket...
16.1M 1.6M 72
Galak, posesif, dominan tapi bucin? SEQUEL MY CHILDISH GIRL (Bisa dibaca terpisah) Urutan baca kisah Gala Riri : My Childish Girl, Bucinable, Gala...
1.4M 30.4K 22
[sudah diterbitkan oleh Momentous Publisher tanggal 25 Maret 2021] [Beberapa Part sudah dihapus] Penulis : Ohdaraa (darainbxws) p.s : Cerita ini hany...