TAWS (1) - Anstia

By Dasyalily

2M 294K 10.2K

The Another World Series (1) - Anstia Cerita berdiri sendiri. Dia terbangun dengan tangan mungil dan badan... More

Prolog
1. Putri Terbuang
2. Pangeran
3. Putri Bodoh
4. Raja Iblis
5. Semakin Dekat
6. Benci
7. Penyerangan
8. Titah Raja
9. Putri Ceroboh
10. Kepergian Raja
11. Pangeran Pembenci
12. Anastia
13. Benda Berkilau
14. Luka dan Luka
15. Pembuktian Pertama
16. Raja dan Amarah
17. Pandangan Pertama
18. Jalan
19. Pangeran Pertama
20. Putri yang Ditolak
21. Sepuluh Tahun
22. Putri Janesita
23. Orang Aneh
24. Terjebak
25. Patah
27. Teman Baru
28. Aku Berbeda
29. Hati yang Beku
30. Cinta Yang Kembali
31. Acara Menginap
32. Petak Umpet
33. Penghuni Baru
34. Rambut Emas
35. Mermaid
36. Sihir
37. Dunia Baru
38. Pertemuan
39. Manis
40. Penjaga
41. Sihir
42. Bertemu Lagi
43. Kembali Bertemu
44. Perjanjian
45. Ikatan
46. Kembali
47. Satu Persatu
48. Petunjuk
49. Perpisahan dan Awal Baru
50. Keingintahuan
51. Perubahan
52. Kejujuran
53. Rahasia
54. Pengakuan
55. Permintaan
56. Mulai Berakhir
57. Semakin Parah
58. Semua Yang Nyata
59. Kertas
60. Terlepas
61. Mereka
62. Dunia Berbeda
63. Keputusan Berat
64. Mulai Berubah
65. Tanda Balik
66. Sudut Pandang
67. Beberapa Hal Yang Tersembunyi
68. Perlajanan
69. Kastil
70. Buku Jalan
71. Halaman Akhir
72. Kemenangan
73. Hubungan Yang Diperbaiki
74. Ketenangan Setelah Badai
75. Akhir Paling Indah
Epilog

26. Kemah Putri

26.1K 4K 145
By Dasyalily

Bagi sebagian besar Putri--kebanyakan--membawa beberapa tas besar pakaian serta perhiasan adalah hal wajar, tapi bagi Anstia adalah hal yang merepotkan. Dia sudah dilatih menjadi tomboi, jadi jangan salahkan dia agak tidak menyukai ide membawa tiga koper, empat tepatnya.

"Ini berlebihan." Anstia menggeleng saat para pelayan selesai memasukkan pakaian ke dalam tas--koper.

"Yang Mulia, ini semua adalah barang penting. Anda harus membawa semua." Salah satu pelayan senior menjawab, membuat Anstia mendengkus kesal. "Para Pangeran juga membawa hal yang sama dulu."

"Apa sebanyak ini?" Anstia menatap pelayan itu. Anggukan sang pelayan membuat Anstia menghela nafas. "Ini berlebihan!"

"Bahkan sebenarnya masih kurang." Anstia melotot. "Tapi, saya rasa ini cukup." Pelayan itu mengangguk saat wajah Anstia terlihat tidak terima.

Anstia duduk di sofa, membiarkan para pelayan melakukan pekerjaan mereka, membereskan kekacauan yang ada.

Suara ketukan pintu membuat Anstia menoleh, dia mengangguk saat wajah pengawal setia sang Ayah yang muncul.

"Yang Mulia Raja Ambertia, memanggil Anda Putri." Pengawal itu menunduk.

Anstia bangkit dan berjalan menuju ruang kerja Raja. Mengetuk pintu, Anstia membuka pintu ruangan Raja, mendapati Pangeran kedua dan kelima ada di dalam ruangan.

Putri dengan rambut emas bercampur perak itu menatap sang Ayah, mengabaikan tatapan sinis Pangeran kedua.

"Ada apa, Ayah?"

Astevia meraih sesuatu dari laci, sebuah kotak kecil. Dia meletakkan kotak itu di atas meja, matanya menatap Anstia. "Ini kalung yang akan melindungimu."

"Aku bisa melindungi diriku, Ayah."

Raja Astevia menatap Anstia yang berjalan mendekat, meraih kotak beludru itu.

"Penyerangan dan pemberontakan yang terjadi, semua akibat pengaruh sihir hitam." Anstia menoleh, kaget. "Itu akan menjagamu, sihir hitam terlalu kuat." Astevia menunjuk kotak di tangan Anstia.

"Apa sihir hitam akan jadi ancaman baru bagi Kerajaan?" Anstia menatap sang Raja yang mengangguk pelan.

"Aku akan memperketat penjagaan, juga memanggil para penyihir baru yang memiliki kemampuan. Pangeran kedua akan jadi pemimpin para penyihir itu."

Kekuatan Pangeran kedua yang selalu menggambar terletak pada sihirnya yang kuat, hampir setara dengan sang Raja. Walau Anstia malas mengakui kalau Pangeran Phil walau hanya melukis, dia bisa merasakan apa yang terjadi di sekitar Kerajaan.

"Pangeran kedua akan mengantarmu besok." Anstia melirik Pangeran kedua yang hanya mengiyakan ucapan sang Raja. Anstia jadi curiga kalau Pangeran kedua akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.

Anstia menghela nafas, sepertinya dia akan mengalah kali ini. Putri Ambertia itu memberikan salam sebelum berjalan keluar dari ruangan Raja.

"Tumben Anstia tidak menolak." Pangeran kelima menatap pintu yang tertutup, lalu melirik Pangeran kedua. "Jangan terlalu kasar pada Anstia."

"Aku tidak pernah kasar." Pangeran Phil berdiri, memberikan salam pada Raja lalu berjalan keluar.

Astevia melirik pintu.

***

Sembilan tahun, waktu yang lama untuk menunggu. Anstia sedang duduk di gazebo istana, para penjaga berada beberapa meter di belakangnya.

Padahal dia ingin mencuri kue di dapur, tapi pasti akan ketahuan karena para penjaga ini.

Andai saja ada Yasa.

Penyihir kecil itu entah berada dimana sekarang, ia hanya merasa kesepian. Dulu Yasa akan ada dan membawanya ke tempat yang Anstia mau. Para Pangeran juga selalu sibuk, Anstia juga tidak pernah ikut acara Kerajaan. Membuat ia tidak memiliki teman.

Anstia menggoyangkan kakinya, Putri itu menoleh saat melihat siluet Pangeran kedua yang berjalan ke arahnya.

"Kau terlihat murung." Anstia membuang muka. "Tapi itu bagus, aku suka melihatmu menderita." Pangeran Phil menarik ujung bibirnya.

"Aku sedang malas berdebat." Anstia tidak melihat ke arah Pangeran. "Pergi sana."

"Aku ingin sekali membuatmu hancur."

"Kau sering mengatakan itu, aku tidak lagi kaget." Anstia memutar bola matanya, dia melirik Pangeran kedua yang tersenyum.

Pangeran Phil mengangguk beberapa kali. "Saat hari itu datang, aku akan jadi orang paling babagia."

Anstia menatap Pangeran Phil malas. "Pangeran, lebih baik anda pergi. Aku tau kau akan jadi yang paling bahagia hari itu, tapi karena sekarang belum saatnya kau bahagia. Maka pergi."

"Kau tidak sopan."

"Sopan santunku hilang kalau di depanmu." Anstia melompat turun dari gazebo. "Sejak kau membuka mulut, udara di sekitar sini tercemar dan itu tidak baik untuk kesehatanku. Aku mau pergi saja." Anstia berbalik dan berjalan menjauh dari Pangeran kedua yang menatap punggung Anstia.

"Kau akan hancur, dan aku akan bahagia."

***

Hari ini Anstia harus berangkat menuju Kerajaan Umber. Perjalanan yang di lakukan dengan menggunakan portal khusus, karena jika menggunakan portal biasa akan memiliki risiko untuk yang membuat karena memerlukan tenaga yang banyak, mengingat jarak Kerajaan Ambertia dan Umber lumayan jauh.

Anstia sudah didandani, rambutnya dibuat membentuk sanggulan rapi, gaun dengan dasar putih bercorak bunga menjadi pakaian yang ia kenakan, dengan sepatu berwarna putih. Coba dia membuat sneakers ada di dunia ini.

Pangeran kelima menjemputnya di kamar, sedangkan para Pangeran lain serta sang Raja sudah menunggu di taman ruang singgasana. Di mana di letakkan sebuah cermin besar dengan bingkai berwarna emas berbentuk bunga mawar yang di tengahnya terdapat berlian.

Anstia takjub, dia ingin memiliki cermin itu. Cermin itu sangat cantik dan berkilau.

Raja Astevia mendekat, memegang kedua bahu Anstia membuat gadis itu tersentak. "Aku akan berikan benda berkilau yang banyak setelah kau kembali."

Anstia menyengir, tau saja Ayahnya ini jika dia hampir menjatuhkan liur saat melihat cermin berkilau itu.

"Masuklah."

Anstia melambaikan tangannya, lalu berjalan masuk ke dalam cermin besar yang baru ia sadari tidak menampilkan refleksi dirinya.

Awalnya aneh, namun Anstia tercengang, dia tiba-tiba sampai di halaman sebuah istana berukuran besar dengan banyak orang yang tampak datang dari cermin yang sama dengan yang ia gunakan.

"Ayo." Anstia mengikut Pangeran Brandon yang berjalan duluan, banyak Putri yang membawa koper besar dan berjumlah tidak sedikit. Anstia bahkan hampir membuka lebar mulutnya melihat seorang Putri yang membawa lebih dari sepuluh koper yang semua di bawa secara terususun dengan sihir.

Mungkin hanya dia yang membawa dua koper di tempat ini. Anstia menatap sekitar, begitu banyak Putri dengan pakaian beragam warna.

Seorang pria dengan seragam pelayan menunduk. "Selamat datang, anda pasti Putri Anstia Anastia Ambertia."

Anstia meringis, dia masih merasa aneh dengan namanya yang baru itu. Gadis itu mengangguk pelan.

"Salam, Pangeran Philapine Hildian Ambertia. Salam Pangeran Abrandon Edwind Ambertia." Pelayan itu memberikan salam. "Silahkan."

Pelayan berambut hitam itu membawa Anstia dan para Pangeran masuk. Megah dan luas, kesan pertama yang Anstia dapat saat melihat istama megah itu.

Ada tangga besar dengan warna emas, ada pula gantungan dengan bahan kristal yang menggantung di tengah ruangan.

Kamar Anstia berada di lantai dua, ruangan yang sama besarnya dengan kamar miliknya sendiri.

Anstia sangat senang saat sang Raja mengizinkan Ester ikut sebagai pelayan yang akan menangani pakaian dan segala keperluan Anstia.

Duduk di ujung kasur, Anstia memperhatikan Ester yang langsung merapikan barang-barang Anstia.

"Aku rasa kami harus segera kembali." Brandon mengusap rambut Anstia. Putri bungsu Raja Ambertia itu mengangguk. "Jangan nakal."

Anstia tersenyum, mengangguk. "Aku akan jadi Putri yang baik."

Brandon mengangguk, kedua Pangeran itu pergi setelah memberikan sebuah surat pada pelayan istana yang masih setia berada di depan pintu.

Sepertinya akan seru.

. . .

Emang sih ini cerita terinspirasi dari Who Made Me A Princess, kalo nggak salah judul inggrisnya begitu, tapi cuma diawal, selebihnya adalah pemikiran sendiri, aku sebenarnya mau ganti, tapi aku lagi nunggu adegan klimaksnya, makanya part-part awal itu mirip banget, karena awalnya ini cerita cuma iseng doang di buat, eh malah aku yang nulis jadi seru sendiri jadilah berlanjut.

Ini bukan plagiat ya, emang yang di webtoon punya Kakak? Ini juga 'kan Anstia sendiri yang nulis ceritanya. Bukan masuk dalam cerita orang lain. Kalo dalam cerita isekai menurut aku kayak masuk dalam sebuah cerita itu hal yang biasa sih. Soalnya webtoon, anime, manga begitu banyak yang dasar ceritanya kayak gitu. Biar seru. Apalagi manhwa itu banyak banget sekarang yang ceritanya dunia isekai. Bahkan ada cerita webtoon yang masuk ke dalam webtoon.

Bahkan kemarin ada yang bilang plagiat, syedih aku tuh...

Padahal mah, awalnya doang. Makin kesini emang mirip?

Aku nggak marah kok, cuma gemes aja. Tapi ya, kalo mau baca silahkan kalo enggak juga nggak pa-pa, yang mana-mana aja aku mah terima ae...

Jangan lupa komen, oh ini cerita kayanya partnya banyak. Dan makin fantasi, ya emang genrenya fantasi sih. Sekali-sekali aku mau coba buat cerita fantasi, cerita-ceritaku yang lain ada sedikit genre fantasi aku masukkan, tapi yang ini real fantasi. Jadi kalo nggak masuk akal maklum aja, kan fantasi. Emang gitu.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 136K 55
'Only one can take the emperor heart' Aku hanyalah seorang mahasiswi tingkat akhir biasa, keseharianku benar benar membosankan. Namun semua itu berub...
6.4K 660 15
ׅ ۫ ◌ ̸ ࣭ ࣪ ⏳ ˑ ֢ ʿʿ ﹢ ࣪ ִ ֺ ݂ ּ 🪶 ִ ֺ ˓˓ ♡̶ 𓈒 ꒱ ㅤ ⏜ ּ ۫ ˑ ִ ˑ ּ 𖥔 ࣪ ִ ּ ֗ ִ ...
2M 204K 46
❝𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚-𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐮𝐤𝐚, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚.❞ [Follow sebelum membaca] 1 in #pangeran...
197K 16.7K 59
[SEASON 1 & 2] [AWAS PENASARAN!!! SEKALI BACA SULIT BERHENTI] #1 - PRINCESS (25/11/2023) #1 - KING (31/05/2022) #1 - POLITIK (17/07/2022) #1 - DONGEN...