KALEIDOSCOPIC

By prncch

682K 58.6K 6.7K

Vina tidak pernah menyangka perkataannya tentang laki-laki idaman semasa remaja benar-benar terjadi padanya... More

(1) BERYL
(1A) BERYL
(1B) BERYL
(2) IGNEOUS
(2A) IGNEOUS
(2B) IGNEOUS
(2C) IGNEOUS
(2D) IGNEOUS
(3) IGNORAMUS
(4) OBLIVIOUS
(5) TYRANT
(6) PLETHORA
(6A) PLETHORA
(6B) PLETHORA
(6C) PLETHORA
(6D) PLETHORA
(6E) PLETHORA
(6F) PLETHORA
(6G) PLETHORA
(7) My Big Boss
(8) INCARNATE
(8A) INCARNATE
(8B) INCARNATE
(8C) INCARNATE
(9) DAME
(9A) DAME
(9B) DAME
(9C) DAME
(9D) DAME
(10)BERYL - 2
(10A) BERYL-2
(10B) BERYL-2
(10C) BERYL-2
(11) DREAMS
(11A) DREAMS
(11B) DREAMS
(12) GADAISA
(13) RAIN
(13A) RAIN
(13B) RAIN
(13C) RAIN
ATTENTION
THANKYOU
(14) HERE,LOVE
(14A) HERE, LOVE
(15) NECESSITY
(15A) NECESSITY
(15B) NECESSITY
(15C) NECESSITY
(15D) NECESSITY
(16) DAY DREAM
(16A) DAY DREAM
(16B) DAY DREAM
(16C) DAY DREAM
(16D) DAY DREAM
(16E) DAY DREAM
(16F) DAY DREAM
(16G) DAY DREAM
INFO LAPAK BARU
(17) Fool Again
(17A) Fool Again
(17B) Fool Again
[ASKING SESSION] FOOL AGAIN
[ANSWERING]
(18) My Boss and Me
(19) STARLIGHT
(19B) STARLIGHT
(19C) STARLIGHT
(19D) STARLIGHT
(19E) STARLIGHT
(19F) STARLIGHT
(20) Be With You
(20A) Be With You
(20B) BE WITH YOU
(20C) BE WITH YOU
(20D) BE WITH YOU
(21) IF
(21A) IF
(21B) IF
(21C) IF
(21D) IF

(15E) NECESSITY

6.4K 734 107
By prncch

****

"I will always love you..." 

***

"Ma... Papa kenapa ngga datang lagi?" tanya William pada suatu sore membuat Dara tersenyum getir tetapi masih mencoba sebisa mungkin agar menenangkan anaknya yang mulai merengek. Dara mengelus kepala William kemudian menciumnya dengan lembut.

"Papa kamu lagi sibuk kerja.... Papa kan bilang mau membelikanmu mainan kan?" Papa kamu bohong. Setelah mempermainkan mama, dia pergi begitu saja. Dia tidak mencintai kita. Seharusnya Dara mengatakan itu tetapi ia tidak sanggup. Bibirnya terasa keluh terutama jantungnya yang terasa begitu sakit bahkan untuk berbicara.

Tolol. Mengapa Dara harus mempercayai perkataan laki-laki brengsek itu? Bahkan sebulan telah berlalu sejak kejadian itu. Pasti kini Eka sedang tertawa di seberang sana akan kebodohan Dara. Damn. Kenapa Dara mau saja disetubuhi laki-laki itu!

"Papa akan kembali kan ma?" tanya William dengan kedua sorot mata penuh harap persis seperti Eka.

Dara bersumpah jika kali itu Dara merasa benar-benar bersalah karena dirinya sendiri karena menganggukan kepala hanya demi melihat anaknya tidak sedih. Padahal nyatanya Dara hanya terus melarikan diri dari kenyataan dan terus berharap jika Eka akan kembali seperti perkataannya sebulan yang lalu tetapi pada kenyataannya adalah Eka tidak mungkin lagi kembali. Eka telah memiliki kehidupan pribadinya dan telah melupakan istri dan anaknya disini.

William tertawa bahagia dan kembali melanjutkan tugas sekolahnya. Sementara itu Dara hanya mengerjapkan kedua matanya tidak percaya sambil meneteskan air mata dengan diam-diam. Maaf,nak. Maafkan mama yang telah membohongimu sayang...

***

Dara mulai membiasakan diri tanpa kehadiran Eka. Walau sudut hatinya masih mempercayai setitik harapan bahwa Eka benar-benar akan kembali tetapi semakin lama titik titik harapan itu kian mengecil dan menjadi sirna begitu Dara menunggu Eka hingga enam bulan lamanya.

Eka tidak mungkin lagi kembali, pikir Dara pada keputusan final untuk melupakan Eka. Hal pertama yang Dara mulai adalah menjadi sosok ayah dan ibu bagi William. Dara juga mulai mencari pekerjaan demi memenuhi kebutuhannya dan anaknya sebab orang tuanya sudah tidak sekaya dulu lagi. Ia tidak bisa terus menerus bergantung dengan orang tuanya. Bagaimanapun Dara harus belajar mandiri.

Walaupun demikian, mencari pengganti Eka belum termasuk dalam agenda Dara. Dara masih mau memfokuskan diri untuk masa depan anaknya.

"Kamu jadi ikut gala dinner perusahaan?" tanya Masmud, teman sekantor Dara.

Dara menggeleng, menolak dengan pasti. Walau kabarnya gala dinner kali ini akan dihadiri oleh artis artis top tanah air, Dara tetap tidak tertarik sama sekali. Dara tidak mau karena gala dinner itu waktunya bersama William menjadi berkurang.

Sesampainya di rumah, Dara bergegas membersihkan diri kemudian bergabung dengan William yang sedang bermain dengan anak tetangga. Langit mulai gelap. Petir mulai menyambar. Kedua anak itu bergegas lari ke dalam pelukan Dara, membuat Dara tertawa sambil mengelus kepala mereka. Kemudian pada saat William memandangnya, dengan mata yang sama persis dengan milik Eka, Dara tersenyum tipis.

Satu tahun.... Satu tahun sudah berlalu. Kami pasti bisa melalui tahun-tahun berikutnya tanpamu,ka...., gumam Dara dalam hati sembari membawa dua anak mungil itu ke dalam rumah untuk menyicipi oreo cheese cake buatannya.

***

Dara terpaksa membatalkan janji makan malam dengan William karena pekerjaan yang harus ia selesaikan berhubung untuk menutup akhir tahun. Tiga gelas kopi pun telah kandas tetapi pekerjaan Dara masih belum selesai. Hari sudah benar-benar larut. Pukul sepuluh malam. Tetapi Dara tidak sedang sendiri. Ada beberapa teman kantornya yang juga sedang lembur karena penutupan akhir tahun.

Mengesalkan, pikir Dara. Dara benar-benar harus mengambil cuti untuk satu minggu ke depan setelah pekerjaannya selesai. Perkara akhir tahun ini membuat Dara harus lembur selama dua minggu berturut-turut.

"Lo ngga makan,Dar?" tanya Leo

Dara menggeleng.

"Ngga deh. Nanggung. Pekerjaan aku udah mau selesai bentar lagi. Kalau makan, bisa-bisa pekerjaan gue makin lambat." balas Dara sambil tersenyum sopan sementara itu teman-temannya hanya menggelengkan kepala akan Dara. Sering sekali mereka heran dengan Dara yang selalu ingin berada di 'rumah'. Wajar saja. Bagi mereka, Dara masih muda dan butuh kebebasan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang tahu jika Dara telah memiliki satu anak yang berusia lima tahun di usianya yang baru menginjak dua puluh tujuh.

Dara akhirnya menyelesaikan pekerjaannya tepat pada pukul setengah dua belas. Bersamaan dengan itu Dara langsung mengisi form cuti untuk dua hari kedepan sebelum tahun baru serta sepuluh hari untuk awal tahun 2017.

Jalanan begitu sepi. Tak sadar Dara mengusap punggung tangannya sendiri. Beruntung ia mengendarai mobil sendiri. Jika tidak maka Dara tidak bisa membayangkan hidupnya karena pulang tengah malam, seorang diri lagi.

Perjalanan yang hampir memakan waktu setengah jam itu membuat Dara beberapa kali menguap. Berkali-kali pula ia memijit lehernya yang terasa sakit akibat lembur setiap hari belakangan ini. Dara menyergit saat menemukan sebuah mobil hitam yang terparkir di rumah orang tuanya.

Siapa yang malam-malam bertamu? Pikir Dara kesal karena mobil itu Dara harus memarkir mobilnya di luar rumah.

"Hai,Dara..."

Dara berhenti melangkah begitu mendengar namanya disebut. Dara menggeleng beberapa kali sambil memukul pipinya berkali-kali. Apa-apaan itu? Dara pasti hanya terlalu merindu. Ah. Gila. Dara benar-benar membutuhkan istirahat yang panjang tetapi suara itu kembali terdengar lagi dan lagi. Dara hampir menggeram ketika melihat wajah itu lagi dihadapannya.

Senyum itu masih sama, hanya saja sorot matanya terlihat begitu lelah sejauh bagaimanapun laki-laki itu mencoba menyembunyikannya. Kedua mata Dara berkaca-kaca. Jantungnya berdegup kencang dan ia sendiri menjadi binggung. Apakah laki-laki dihadapannya kali ini benar-benar merupakan Eka? Bukan hanya khayalannya saja?

"Hei, Dara. Can you give me one hug? I miss you so much.... I feel... I would die now...."

Dara tidak tahu. Walau nyatanya ia memang ingin memeluk laki-laki ini tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Ia hanya terdiam, mungkin terlalu terkejut akan kehadiran Eka setelah satu tahun lamanya. Tak sadar air mata Dara jatuh. Bahunya mulai naik turun, ia mulai terisak. Kemudian tiba-tiba yang Dara rasakan adalah hangatnya pelukan Eka.

"Sorry.... Sorry for take so long time. I'm sorry,baby. I love you.... I love you sayang." Eka memberi kecupan hangat di kening Dara, cukup lama hingga membuat Dara kembali terisak lagi. Dara menggelengkan kepalanya, mencoba untuk memproses satu per satu kejadian yang menimpanya. Tak sadar Dara mendorong dada Eka agar menjauh.

"Jessica ..... dia sudah melahirkan?" tanya Dara dengan nada bergetar. Pertahanan Dara hancur ketika melihat Eka mengangguk tetapi tidak ada penyesalan yang terpancar di kedua mata itu. Sial! Dara tibat-tiba menjadi marah. Ia langsung melangkah mendahului Eka tetapi Eka menahan Dara. Laki-laki itu tersenyum manis, semanis gulali, kemudian kembali membawa Dara ke dalam pelukannya.

Dara kembali menangis dan mencoba menarik dirinya sekuat mungkin tetapi Eka jauh lebih kuat darinya. Tak sadar Dara menggeram sambil melampiaskan kemarahannya dengan menyebut Eka brengsek tidak tahu malu. Dara dibuat semakin geram oleh Eka lantaran laki-laki ini malah tertawa! Oh! Mati saja dirimu!

"Pergi kamu! Aku benci kamu!!" teriak tertahan Dara

"Hei... tenang.." Eka mengunci tubuh Dara dengan melingkari tangannya di pinggang Dara hingga tak menyisakan jarak sedikitpun. Dara merasa bahwa Eka menghirup aromanya dengan rakus seolah Eka telah begitu merindukannya. Tak sadar Dara pun melakukan hal yang sama. Menjijikan. Setelah dikhianati, Dara masih saja merindukan laki-laki ini.

"Many things happened. Aku ngga bisa ceritakan sekarang karena yang aku butuh sekarang itu kamu. Jadi please ... don't move. I really need this...." Kali ini Eka terdengar frustasi dan entah mengapa Dara menuruti Eka kali ini. Entahlah. Mungkin Dara sudah gila tetapi entah mengapa ia juga tidak bisa melepaskan pelukan ini karena sejujurnya Dara juga merindukan pelukan ini hingga hampir mati rasanya membelah jiwa raganya.

Oh.. stupid me....

***

Setelah hampir lima belas menit berpelukan, Dara memutuskan melepas pelukan itu dan menyeduhkan teh hangat untuk Eka. Sementara itu Eka tiada henti menatap Dara sedari tadi mereka selepas pelukan tadi. Dara menjadi risih sendiri dan bergegas ke kamar mandi untuk berkaca.

Apakah aku menjadi semakin jelek? Gendut? Jerawatan?, pikir Dara kesal. But nothing wrong. Dara masih kurus dengan wajah yang memang sedikit lebih tirus. Tak sadar Dara menghembuskan napas kuat sambil memukul pipinya berkali-kali. Wake up,Dar... terakhir kali dia bilang cinta dia malah meninggalkanmu, gumam lirihku dalam hati

"I love you..." gumam Eka begitu Dara keluar dari kamar mandi membuat Dara benar-benar terkejut dan hampir terjatuh tetapi Eka langsung menahan tubuh Dara dengan sigap. Kedua mata Eka bersorot geli melihat kebinggungan Dara.

"Aku ngga tau kenapa kamu lama banget di kamar mandi but I want to tell you that you are beautiful, I always stare on you because you are beautiful. Nothing change. I love you and miss you like crazy to death. So, jangan berpikir yang tidak-tidak." Eka mengatakan itu sambil mengecup bibir Dara, membuat Dara menahan napas dengan tubuh yang melemas seperti jelly. Bagaimana mungkin Eka masih begitu manis dan mengerti Dara sepenuhnya?

"Ka...." Dara merasa wajahnya memanas dan ia mulai greget akan kedekatan mereka. Tak sadar Dara mengigit bibirnya yang langsung dibalas Eka dengan ciuman mendalam di bibir.

"Eka... kita lagi di toilet. Kita butuh ..."

"No. In here please.... I can't handle this anymore." Eka menolak ide Dara dan langsung membawa Dara ke dalam toilet. Tidak lupa Eka menguncinya, membuat Dara yang melihatnya pun terkejut. Eka tidak biasanya begitu. Eka selalu mengutamakan tempat yang nyaman jika mau bercinta tetapi tidak dengan kali ini.

Ya iyalah. Kalian terpisah selama setahun. Akal sehat Dara berteriak keras, membuat Dara mau tidak mau meringis dalam hati kemudian tanpa banyak berkata Dara pun menggulungkan tangannya di leher Eka.

"Then I'll solve you..." balas Dara tersenyum manis

***

Dara terbangun dengan kondisi telanjang dengan selimut membungkus tubuhnya di atas kasur. Dara bergegas mencari-cari keberadaan Eka bahkan tidak sadar ia menahan napas, takut jika Eka kembali meninggalkannya walaupun Eka telah menjelaskan segalanya dengan begitu terperinci kemarin.

Eka mengatakan jika pada hari dimana mereka berpisah, Eka langsung pulang ke rumah orang tuanya. Kebetulan mama dan papanya sedang berada di LA sehingga Eka tidak bisa menahan diri mengejar mereka ke LA untuk meminta penjelasan itu. Dengan penerbangan berjam-jam, Eka langsung menghampiri ke dua orang tuanya. Rupanya papa sedang sakit dan dirawat inap di salah satu rumah sakit terbaik disana.

Eka menjadi bimbang sendiri. Ia ingin marah, protes bahkan kalau bisa bertemu Dara dan William tetapi disisi lain Eka tahu jika kedua orang tuanya membutuhkannya. Selama tiga bulan lamanya Eka dengan sabar menjaga papanya. Sialnya Eka tidak bisa menghubungi Dara saat itu karena begitu banyak hambatan. Disisi lain Eka mengakui kesalahannya yang hampir tergoda dengan Jessica. Mereka memang benar melakukan itu sekali tetapi bukan Eka yang menghamili Jessica. Eka mengakui bahwa dirinya benar-benar menyesal bahkan memohon maaf di gereja sampai berbulan-bulan lamanya sewaktu ia menetap di gereja.

Setelah memastikan situasi yang sudah benar-benar aman, Eka pun meluruskan masalahnya dengan mama dan mengancam akan mengeluarkan dirinya sendiri dari daftar nama keluarga jika mama mencoba memisahkannya dengan Dara. Pada bagian ini Dara merasa kehangatan menyelimutinya. Tak sadar Dara tersenyum senyum sendiri saat Eka menceritakan ini.

Eka juga menceritakan betapa kacaunya dirinya memikirkan anak dan istrinya seperti apa mereka sudah makan? Apakah mereka baik-baik saja? Apakah mereka merindukanku? Apa mereka membenciku? Dan masih banyak lagi.

"Hei." Eka mengejutkan Dara dengan kehadirannya tiba-tiba di dalam kamar. Dara yang menyadari ketelanjangan dirinya itu pun bergegas mencari selimut yang ia jatuhkan tadi untuk menutupi dirinya tetapi Eka langsung mendorong selimut itu menjauh sambil memainkan alisnya.

"One session again?" tanya Eka sambil tersenyum menggoda, membuat Dara menunduk malu dengan wajah memerah

"Are you crazy? We just have spent five session and ...."

"I guess it is okay from you. I love you baby..." kemudian Eka kembali menyerang Dara dengan ganas. Bedanya Dara tidak terluka. Dara hanya terlalu menikmatinya hingga tidak sadar hari berlalu begitu cepat dengan adanya Eka disisinya.

William sendiri bahagia bukan main dengan adanya Eka kembali. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Eka sendiri meminra Dara segera resign dari tempat Dara bekerja dan berniat membawa Dara kembali ke mansion-nya.

Semula Dara agak ragu. Bukannya ia tidak bisa mempercayai Eka. Hanya saja ... Dara masih merasa seperti mimpi. Sedikitnya Dara juga masih paranoid akan masa lalunya. Tetapi namanya Eka Yaraya Putra, laki-laki itu selalu bisa menyakinkan Dara dengan sepuluh ribu cara.

Dara kembali ke mansion itu dengan hidup yang baru. Bukan. Sesungguhnya hidup yang baru mulai dimulai saat itu. Kini Dara menjadi lebih mencintai Eka bahkan cintanya kian membesar setiap hari. Kehadiran baby O, di rahim Dara melengkapi kebahagiaan mereka.

"Thankyou,baby... thankyou for everything." Ucap Eka menutup kisah necessity dengan begitu sempurna. Inilah mereka, setiap kekurangan dan kelebihan, kesalahan maupun kesempurnaan melengkapi mereka. Mereka membutuhkan satu sama lain, sejauh manapun mereka berpisah dan dilukai. Takdir menyatukan mereka kembali dengan satu alasan yang jelas Dara ketahui. Yaitu ... Necessity.

Dengan ini berakhirlah kisah menyedihkan Dara dan Eka yang berganti menjadi kisah manis yang semakin manis saja setiap hari hingga membuat siapapun yang melihatnya pun bisa diabetes. []

****

ENDING...

SO.. BAGAIMANA PENDAPAT KALIAN?

HAPPY ENDING YA HEHE

INI DIBUAT SUPER SUPER CEPAT. HOPE U ENJOY.

VOMENT DON'T FORGET.

LOVE YOU GUYS...

HV A NICE DAY!

Continue Reading

You'll Also Like

1M 42.8K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
1M 1.9K 17
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
7.2M 351K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
1M 103K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...