KALEIDOSCOPIC

By prncch

683K 58.6K 6.7K

Vina tidak pernah menyangka perkataannya tentang laki-laki idaman semasa remaja benar-benar terjadi padanya... More

(1) BERYL
(1A) BERYL
(1B) BERYL
(2) IGNEOUS
(2A) IGNEOUS
(2B) IGNEOUS
(2C) IGNEOUS
(2D) IGNEOUS
(3) IGNORAMUS
(4) OBLIVIOUS
(5) TYRANT
(6) PLETHORA
(6A) PLETHORA
(6B) PLETHORA
(6C) PLETHORA
(6D) PLETHORA
(6E) PLETHORA
(6G) PLETHORA
(7) My Big Boss
(8) INCARNATE
(8A) INCARNATE
(8B) INCARNATE
(8C) INCARNATE
(9) DAME
(9A) DAME
(9B) DAME
(9C) DAME
(9D) DAME
(10)BERYL - 2
(10A) BERYL-2
(10B) BERYL-2
(10C) BERYL-2
(11) DREAMS
(11A) DREAMS
(11B) DREAMS
(12) GADAISA
(13) RAIN
(13A) RAIN
(13B) RAIN
(13C) RAIN
ATTENTION
THANKYOU
(14) HERE,LOVE
(14A) HERE, LOVE
(15) NECESSITY
(15A) NECESSITY
(15B) NECESSITY
(15C) NECESSITY
(15D) NECESSITY
(15E) NECESSITY
(16) DAY DREAM
(16A) DAY DREAM
(16B) DAY DREAM
(16C) DAY DREAM
(16D) DAY DREAM
(16E) DAY DREAM
(16F) DAY DREAM
(16G) DAY DREAM
INFO LAPAK BARU
(17) Fool Again
(17A) Fool Again
(17B) Fool Again
[ASKING SESSION] FOOL AGAIN
[ANSWERING]
(18) My Boss and Me
(19) STARLIGHT
(19B) STARLIGHT
(19C) STARLIGHT
(19D) STARLIGHT
(19E) STARLIGHT
(19F) STARLIGHT
(20) Be With You
(20A) Be With You
(20B) BE WITH YOU
(20C) BE WITH YOU
(20D) BE WITH YOU
(21) IF
(21A) IF
(21B) IF
(21C) IF
(21D) IF

(6F) PLETHORA

8.2K 812 105
By prncch

****

"Ada sesak yang tertinggal selepas gerimis kemarin, tentang jemariku yang kau lepas kemarin." - Unknown.

***

Joanna menyeka air matanya dengan
kasar ketika Darren telah keluar dari kamar bahkan menguncinya di dalam. Entah apa yang dipikirkan Darren. Mengapa pula Ia menutup pintu kamar? Dikiranyakah Joanna mampu melarikan diri lagi dengan keadaan kakinya seperti ini?

Sialan, gumam Joanna dalam hati dengan dada naik turun.

Kembali teringat dirinya akan sentuhan Darren tadi. Ia pun langsung menyergit jijik. Digosoknya permukaan tangan dan kakinya sambil menarik rambutnya dengan frustasi. Tubuh ini tidak boleh disentuh oleh Darren lagi. Tidak dan tidak akan pernah.

Joanna menatap sekelilingnya dengan kedua mata memerah, mencari cara untuk membersihkan dirinya secepat mungkin. Rasanya Ia sudah gerah dan tidak tahan akan bekas sentuhan Darren yang begitu menjijikkan. Sekujur tubuhnya terasa mendidih akan amarah ketika itu.

Joanna pun menurunkan kakinya, berniat menuju kamar mandi di dalam kamar namun tak mampu. Tubuhnya jatuh ambruk di lantai, menyebabkan bunyi yang cukup keras.

Ketika itu pintu kamar terbuka. Dua pengawal yang senantiasa berjaga di depan pintu langsung berlari, mengendong Joanna kembali berbaring di ranjang. Joanna meronta dengan kuat. Tidak. Tidak. Ia tidak mau digendong oleh pengawal Darren. Ia juga tidak mau berbaring di ranjang ini, ranjang yang mungkin menjadi saksi bisu percintaan Darren dengan Claura. Tidak. Batin Joanna berteriak keras.

Darren yang baru kembali ke kamar pun langsung berlari. Dicampakkannya pakaian dan perlengkapan mandi wanita lainnya di lantai. Ia mendorong dua pengawalnya menjauh, meminta mereka untuk kembali sementara itu dirinya langsung mengambil alih Joanna.

Digendongnya wanita itu dengan lembut namun dibalas Joanna dengan kekerasan. Ia memberontak dalam gendongan Darren, membuat kening Darren menyergit. Pukulan di tangan Darren hingga hampir membuat Joanna jatuh dalam gendongan Darren membuat Darren menggeram marah. Sorot matanya menajam ketika menunduk, menatap Joanna yang membalas tatapannya dengan amarah yang sama.

"Turunkan aku!" teriak Joanna marah

"Kau sadar dengan yang baru kau lakukan tadi? Kau hampir jatuh!" tukas Darren marah. Tak sadar Ia menguncang tubuh Joanna yang masih dalam gendongannya.

"Aku tidak peduli! Sekarang turun! Turunkan aku brengsek!" teriak Joanna dihadapan Darren.

Joanna mengerjap ketika Darren menjatuhkannya di ranjang, tepatnya membanting tubuhnya. Darren memijit pelipis kepalanya sambil menghembuskan napas kuat seolah sedang mencoba bersabar akan sikap Joanna sementara itu Joanna memalingkan wajah, tidak mau peduli.

Sudut hatinya kembali terluka akan sikap Darren namun berusaha Ia samarkan dengan raut wajah dingin. Tidak mau memperdulikan keberadaan Darren, Joanna pun kembali menurunkan kakinya, hendak berjalan ke kamar mandi namun tertahankan akan tangan yang terletak di bahu Joanna. Tangan itu meremas bahu Joanna cukup kuat.

"Kau mau kemana?" Tanya Darren menurunkan sedikit intonasi suaranya, mencoba sebisa mungkin untuk bersabar. Dalam hati Ia mencoba meredam rasa bersalahnya pada Joanna. Bagaimanapun kesakitan Joanna karena perbuatan Daren yang terlalu mengikuti kata hatinya. Dirinya yang tertutupi kabut kecemburuan membutakan segalanya.

"Bukan urusanmu! Minggir!" tukas Joanna ketus. Digerakkan tangannya mengeser tubuh Darren namun tubuh dihadapannya jauh lebih kuat dari kekuatannya. Tubuh Darren bahkan tidak bergeser sesentipun setelah Joanna mendorongnya dengan sekuat tenaga. Diangkatkan kepalanya, menatap Darren dengan marah.

"Aku mau mandi, sialan. Minggir!"

Darren mengangkat sebelah alisnya, berusaha menyamarkan keterkejutannya akan keberanian Joanna yang telah berani bahkan terang terang-an melawannya dengan raut wajah datar. Ia memiringkan kepalanya sambil memajukan tubuhnya, semakin mendekati Joanna. Ia menunduk, menatap lurus ke dalam mata Joanna.

"Kau mau mandi?" Tanya Darren dengan suara yang serak.

Kedua mata yang mulai menyiratkan gairah membuat Joanna bergedik ngeri. Tidak. Tidak. Demi Tuhan. Ia bahkan tak akan berani menjamin hidupnya sendiri jika saja Darren melakukannya lagi pada Joanna. Ia bisa saja mati terkubur akan rasa sakitnya.

Ingatan Darren merampas segala yang dimilikinya tanpa perasaan sedikitpun masih begitu membekas, menanamkan benih kebencian yang kian mendalam.

"Bukan urusanmu!" Tukas Joanna sambil menggerakan kedua matanya, tidak tahan akan tatapan yang begitu dalam dari Darren.

Joanna hendak mendorong Darren kembali namun Darren lebih dahulu berjongkok dihadapan Joanna. Tangan tangan yang besar itu menangkupkan wajahnya, memaksa Joanna menatap Darren.

"Aku salah. Aku tahu. Aku minta maaf. I'm sorry, okay?" ucap Darren lembut. Tangannya tak tinggal diam.

Darren pun mengelus pipi Joanna dengan lembut. Jantungnya berdebar kencang ketika melihat raut terkejut yang terpancar di mata Joanna. Rupanya wanitanya terkejut akan sikap lembutnya, kelembutan yang bahkan tak dapat Darren kenali.

"Kumohon, jangan membenciku. Aku, aku dibutakan akan kecemburuan melihatmu berdansa dengan pria lain. Aku sudah bilang padamu untuk menungguku pulang. Mengapa kau harus kembali kenegaramu?" Tanya lirih Darren

Joanna mengerjap, terkejut, ketika Darren mengengam lembut tangannya. Joanna menunduk, menatap tangannya yang diremas pelan oleh Darren kemudian kembali menatap Darren dengan sorot ketidakpercayaan.

Ada rasa sakit yang menghantam ulu jantungnya. Ada pula kehangatan yang turut menyelimuti dadanya. Bibirnya terbuka, hendak melawan namun tak mampu. Ia terlena ... akan kelembutan yang tak pernah terjamah.

"Aku merindukanmu ... sangat ... sangat. Tolong, tolong jangan membuatku khawatir lagi,Joanna. Kumohon. Tinggalah disisiku sampai selamanya." Bisik lirih Darren mengejutkan Joanna.

Batinnya berteriak keras agar segera menyingkir namun tertahankan kembali akan tangan yang mengengamnya dengan erat seolah gengaman itu adalah janji, pengikat diantara mereka.

Joanna dengan tatapan tidak percayanya dan Darren dengan tatapan lemah tak berdaya. Keduanya saling bertatapan, saling mengengam. Tak ada sedikitpun suara yang terdengar. Tak ada tindakan yang menunjukkan penolakan. Mereka hanya saling memandang, saling mendalami perasaan mereka masing masing.

Tangan Darren bergerak, menyelipkan anak rambut Joanna ke belakang telinga. Ia membasahi bibirnya, terbius akan keindahan mata Joanna kemudian entah dorongan dari mana, Ia pun memajukan tubuhnya, mengecup bibir pucat tersebut dengan lembut.

Kelembutan ini menghancurkan Joanna berkeping keping. Ia tahu Ia harus melakukan sesuatu. Ia tahu ini salah namun Ia tetap saja tak mampu melakukan apapun. Ingin rasanya Ia tuk menolak namun tak mampu. Tubuhnya membeku. Akal sehatnya hilang ketika Ia menggulungkan tangannya di leher Darren.

Ketika merasa Joanna tak menolaknya, ketika itu pula Darren memperdalam ciumannya. Dibaringkannya Joanna di ranjang kemudian menindih Joanna dengan hati hati. Gulungan tangan Joanna di leher Darren semakin membuat Darren linglung. Ia pun menarik dasinya dengan asal. Tangan tangannya pun tidak tinggal diam. Dilepaskannya pakaian Joanna dengan sisa sisa kelembutan yang mampu Ia lakukan ditengah gairahnya yang semakin membuncah.

"Aku mencinta ...." Bisikan Darren terhenti ketika mendengar pintu terbuka.

Tubuh Darren langsung membeku ketika mendengar teriakan Claura. Darren langsung bangkit berdiri sambil mengancing kemejanya. Ia membasahi bibirnya, gugup.

Dihampirinya Claura yang membulatkan kedua matanya, menatap Joanna dan Darren dengan tidak percaya. Kedua matanya langsung meneteskan air mata.

"Cla, aku bisa jelasin, aku ..."

Claura mengibaskan tangannya di udara, meminta Darren berhenti berbicara sementara dirinya langsung berlari menghampiri Joanna. Dilayangkannya sebuah tamparan mengenai pipi Joanna kemudian menarik rambut Joanna dengan marah.

"Dasar pelacur! Apa apaan ini?! Apa apaan?!!" teriak Claura histeris

Darren menahan Claura. Digerakkan tangannya membungkus tubuh Claura, memeluknya sambil menenangkannya. Tangan tangannya bergetar ketika merasakan tangisan Claura di dada. Wanita ini memberontak. Ia ingin memukuli Joanna lagi. Tidak tidak. Darren tidak akan membiarkannya.

"Stop! Hentikan!" teriak Darren ketika Claura berhasil keluar dari pelukannya kemudian kembali mendaratkan satu tamparan di pipi Joanna.

"Kau memintaku berhenti setelah menyaksikanmu bercumbu dengannya? Kau kira aku gila,Ren? Iya?! Dengan menjaga kamarmu dengan 2 pengawal tetap saja tidak mampu membohongiku!" teriak Claura dengan dada naik turun. Air mata yang mengalir terasa menyayat jantung Darren, membuat Darren terdiam.

"Dia ini pelacur sialan. Pelacur ...."

"Ya! Dia pelacur sialan. Oke. Aku khilaf. Jadi tolong hentikan ini." Ucap Darren pasrah. Ia pun mendekap Claura, mengusap lembut kepala Claura sambil mencium puncak kepalanya berkali kali.

Dibiarkannya Claura menangis didadanya sementara itu Joanna terpaku akan kata kata Darren. Jantungnya tertumbuk keras, membuat napas Joanna tersengal. Seharusnya Ia sadar ... seharusnya Ia sadar kalau Darren sedang mempermainkan dirinya.

Joanna membasahi bibirnya sambil merutuki dirinya sendiri, merutuki kebodohannya yang terlampau mudah tenggelam akan kata dan tindakan Darren, yang bahkan tak kan ada artinya dibandingkan sikap manisnya pada Claura.

Bodoh. Apa sih yang ada dipikiranmu,Jo? Bukankah cukup semua kejadian selama ini menjelaskan segala hal?

Merindukan?

Joanna menghembuskan napas kuat, mencoba mengusir rasa sesak dalam dada. Dengan tangan gemetar Ia memakai kembali pakaiannya dan mencoba untuk bangkit namun gagal. Ia kembali terjatuh di lantai dengan keras.

Joanna hendak merintih namun tertahankan ketika melihat kaki Darren yang berada tak jauh darinya. Kaki itu ... sial. Mengapa Joanna harus merasa sesakit hati ini? Sadarlah Jo, sadar. Apa sih yang kamu harapkan dari seorang Darren? Menolongmu lagi kah? Tidak. Tidak. Joanna muak, bahkan telah benar benar muak dan jijik akan Darren.

Menyeka air matanya yang jatuh, Joanna kembali bangkit, mencoba melangkah memasuki kamar mandi. Berkali kali Ia jatuh. Berkali kali itu pula Darren menulikan pendengaran dan membutakan matanya.

"Ayo. Kita pergi, kita pergi." Gumam Claura sambil terisak mengandeng tangan Darren pergi

Ketika pintu tertutup, ketika itu Joanna kembali jatuh. Tubuhnya menjadi lemas tak berdaya. Air mata yang berusaha tuk Ia tahan langsung jatuh membasahi pipi. Ketegaran yang berusaha Ia tampilkan tadi dihadapan Darren berakhir sudah. Ia jatuh meringkuk, terisak dalam kesunyian.

Murahan, murahan kamu,Jo. Terlalu murahkah kamu sampai sampai mau diajak Darren bercumbu? Semudah itu setelah semua ini?

Joanna menggeram. Ia menggerakan tangannya, mengusap seluruh tubuh dan bibir yang terjamah oleh Darren tadi. Ia menyergit jijik sambil meneteskan air mata. Ia berteriak sambil membusungkan dada. Kepalanya terangkat, menatap langit langit kamar dengan wajah memerah.
Aku benci kamu,Darren. Aku membencimu, sangat ... sangat.

Ketika itu pintu kamar kembali terbuka. Sosok Darren kembali muncul dengan raut wajah khawatir. Langkahnya terhenti ketika menemukan Joanna jatuh di lantai. Kakinya melangkah maju, hendak menghampiri Joanna namun tertahankan akan gumaman lirih Joanna.

"Tidak, tolong. Pergi. Kumohon. Pergi. Menjauhlah dariku. Kumohon ...." Gumam lirih Joanna

Darren terhentak seperkian detik. Jantungnya bagai tertumbuk palu dengan keras. Kedua matanya menyiratkan kelemahan yang kian mendalam. Dadanya masih naik turun, akibat dari berlari menuju ke kamar kembali. Tangan tangannya saling terkepal. Ingin rasanya Ia tuk melangkah namun tangis Joanna mengoyahkan keinginannya.

Darren mengerjap sambil menghembuskan napas kuat, mencoba sekuat mungkin mengusir rasa sesaknya kemudian berkata,

"Kau adalah istriku. Aku akan selalu kembali padamu."

Ketika itu Darren memantapkan langkahnya mendekati Joanna. Digendongnya Joanna, membaringkannya di ranjang dengan hati hati. Darren duduk di tepi ranjang, menantikan perkataan yang dilontarkan Joanna namun nihil. Tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir Joanna selain pejaman mata yang disertai dengan aliran air mata.

Ketika itu pula Darren tersadarkan bahwa Ia telah melukai perasaan istrinya. Ia telah mempermainkan Joanna dengan kata katanya. Sial.

****

Updateee.
Voment yaaa (yg banyaaaakkk hahaha *peace*)

Maaf kalau typo

Selamat malam & selamat membaca


Continue Reading

You'll Also Like

639K 57.3K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
165K 10.5K 22
Akankah kisah tragis terulang kembali? °°° 'Hikayat cinta Sang Iblis', lanjutan dari cerita 'Di bawah naungan Sang Iblis' Cover by Pinterest and Me
423K 9.9K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...
3.5M 251K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...