Life Together.

By Naoki_biaza

104K 14.2K 995

"ibu mengenalnya?" tanya namo "hm ibu mengenalnya, dia cinta pertama ibu, dia ayah mu" ucap becky melirik sek... More

Mother and Child
Pertemanan
Aneh
bapak tua
Kakak
kompak
wow
awal dari semuanya
kakek problematik
badut
mencegah
kali kedua?
takut anak
namo dengan lukanya
always beside
hm 1699
bapak anak
black pink
hujan
demam
perihal hotwheels
ada aja
ada ada aja
gwenchana
ayah
derita lajang
taramakjreng
yakan
loh heh
iya
yailah
cucu
cucu part dua
dunia namo
pertemuan adalah kabar
menarik
namanya juga hidup
bom waktu
putus asa
gwenchana part dua
mood berenang
bapak-bapak prik
terserah reza
otw nikah
hari-hari bingung
jadi nikah ini mah
The Wedding
dikira maling
ngambek
awikwok banget ni ayah
serba serbi
nah loh
gara-gara tiktok
cewe emang gitu
Kim Nam Gil katanya
Drama
adegan dewasa
apel bentuk naga
jangan selingkuh
ayah ikut
cowok semua
di usir
kesayangan kok di lawan
pingsan
rugi dong
gambar
rasa bersalah
ras terkuat
solid
kala itu
senyum aja terus
suami takut istri
Today is namo day
keluarga cemana
Today is namo day part II
20 tahun
Ironman
RUMAH.
Epilog
Terserah
info A1

heboh memang

1.2K 184 17
By Naoki_biaza

"apa yang sedang kamu lakukan" ucap dion tiba-tiba mengambil ponsel dari tangan freen

"yon" ucap freen reflek bangun dari duduknya melihat dion

"kenapa kalian tiba-tiba ada di sini" ucap freen melihat ketiga temannya yang tiba-tiba ada di apartemennya

"kembalikan" ucap freen mencoba merampas ponselnya dari tangan dion

"heng ambil" ucap dion melemparkan ponsel freen pada heng saat freen mencoba mengambilnya, di tangkap dengan sempurna oleh temannya.

"heng kembalikan ponselku" ucap freen melihat heng

"tidak mau" ucap heng

"apa yang sedang kamu lakukan? sendirian di apartemen, senyum-senyum sendiri sambil melihat foto becky?" ucap heng saat melihat foto becky di ponsel freen

"kamu sedang membayangkan hal jorok?" ucap heng melihat freen

"wah" ucap dion menggelengkan kepalanya melihat freen

"apa yang kalian katakan? hal jorok apa? aku tidak membayangkan apapun" ucap freen tidak terima di tuduh seperti itu

"kembalikan ponselku" ucap freen mengambil ponselnya dari heng

"lalu apa yang kamu lakukan? sendirian melihat foto becky sambil senyum-senyum? apa lagi jika bukan membayangkan hal jorok" ucap dion

"apa-apaan si yon, stop ya, tidak ada yang membayangkan hal seperti itu" ucap freen

"kamu itu jangan membayangkan hal jorok dulu sebelum kamu sah menikah" ucap heng

"apa sih heng, siapa juga yang membayangkan hal jorok" ucap freen

"jangan dengerin dion sama heng, pikiran mereka memang kadang kiding" ucap reza melihat freen, sedari tadi dia hanya menyimak.

"emang reza doang yang paling bener di antara kalian berdua" ucap freen melihat dion dan heng

"freen" ucap reza

"kamu pasti ingin segera menikah ya?" ucap reza dengan tawanya

"kamu pasti tidak sabar buat besok" ucap reza

"kok tau za?" ucap freen

pasalnya memang benar tadi dia sedang membayangkan bagaimana hari pernikahannya besok, tapi teman-temannya malah menuduh yang tidak-tidak.

"aku sudah pernah" ucap reza dengan tawanya

"ck" gumam freen

"ngomong-ngomong kenapa kalian tiba-tiba ada di apartemenku?" ucap freen

"aku tidak meminta kalian datang kesini" ucap freen

"kita mau mengajak kamu pergi sebelum kamu menikah" ucap dion

"mau kemana?" ucap freen

"mau kemana heng?" ucap freen melihat heng

"tidak tau, dion yang mempunyai rencana" ucap heng

"za, mau kemana za?" ucap freen melihat reza

"tidak tau, aku juga di ajak dion" ucap reza

"ikut saja" ucap dion dengan tawanya

"tidak mau, untuk apa aku ikut? lebih baik aku menemui becky" ucap freen

"untuk apa kamu menemuinya? lagipula besok kalian menikah" ucap dion

"sekarang ikut saja bersama kita" ucap dion

"Kita have fun sebelum kamu menikah" ucap dion

"tidak mau" ucap freen

"ayolah freen ikut saja, kapan lagi kan" ucap heng

"kalian pergi saja bertiga, aku mau menemui becky" ucap freen

"ck dia benar-benar" gumam dion melihat freen terus menolak ajakannya

"heng, za" ucap dion melihat kedua temannya bergantian seolah memberi kode, di angguki keduanya.

"apa yang kalian lakukan" ucap freen melihat reza dan heng menarik kedua tangannya, sedangkan dion mendorongnya dari belakang.

"tutup mulutmu ikut saja" ucap dion

"aku bilang tidak mau, ini penculikan" ucap freen mencoba menahan dirinya

"penculikan apanya" ucap heng

"mana ada penculik langsung datang menemuimu seperti ini" ucap dion

"berhenti" ucap freen menghempaskan tangan reza dan heng yang sedari tadi menariknya

"sebenarnya kalian mau membawaku kemana?" ucap freen

"sudah aku bilang ikut saja" ucap dion

"kita hanya akan pergi nongkrong itu saja" ucap dion

"sebentar, biarkan aku mengambil kunci mobil dan dompetku" ucap freen

"tidak perlu membawa mobil, ambil dompet saja, kita pergi menggunakan mobil dion" ucap reza

"baiklah, kalian keluar saja duluan, nanti aku menyusul" ucap freen

"tidak mau, cepat ambil dompetmu kita menunggu di sini" ucap dion

"ck, yang benar saja" gumam freen sebelum beranjak mengambil dompetnya

"cepat ambil" ucap heng

"iya" ucap freen menatap malas ketiga temannya sebelum beranjak mengambil dompet

---------------------------------------------------------------------------

"ayo kita pergi" ucap dion ingin menyalakan mobilnya namun terhenti saat mendengar suara freen

"aku ingatkan jangan membawaku ketempat aneh-aneh, besok aku akan menikah" ucap freen melihat dion yang duduk di sebelahnya

"baiklah, berhenti berbicara aku tau besok kamu akan menikah" ucap dion

"jika kamu tau kenapa kamu mengajakku pergi seperti ini?" ucap freen

"apa yang aku lakukan ini baik, daripada kamu sendirian di apartemenmu membayangkan hal jorok dengan becky" ucap dion

"ya! tutup mulutmu, siapa juga yang membayangkan hal jorok" ucap freen

"kamu sangat menyebalkan" ucap freen

"jika kalian terus beradu mulut kita tidak akan pergi pergi" ucap reza, dia dan heng sedari tadi hanya menyimak keduanya.

"baik tuan reza, kita akan segera pergi" ucap dion

"awas ya yon kalau kita pergi ke tempat aneh-aneh" ucap freen

"iya tuan freen yang terhormat, yang besok akan menikah kita tidak akan pergi ke tempat aneh-aneh" ucap dion

"sudah selesai berbicara? kamu benar-benar seperti perempuan" ucap dion melirik freen

"lagian kita mau kemana sih sore-sore gini" ucap freen

"freen tutup mulutmu, kita tidak akan pergi jika kamu terus mengajak dion berbicara" ucap heng

"apa sih heng? dia kan bisa berbicara sambil menyetir" ucap freen

"tutup mulutmu" ucap dion melihat freen

"kamu yang tutup mulut" ucap freen

"yon cepat jalan yon, jangan pedulikan freen" ucap reza

"iya, tuan reza" ucap dion

"sebentar" ucap freen

"apa lagi?" ucap ketiganya menatap kesal freen

"jangan dulu pergi, aku mau menelpon becky dulu sebentar" ucap freen

"untuk apa? kenapa kamu harus menelponnya?" ucap heng

"aku hanya ingin memberitahunya bahwa aku akan pergi dengan kalian" ucap freen

"diam saja, tunggu sebentar" ucap freen

"aku tidak peduli" ucap dion langsung membawa mobilnya keluar dari area apartemen freen

"ck, dia benar-benar" gumam freen, langsung mengambil ponselnya untuk menelpon becky.

Telpon pov.

"sayang" ucap freen saat melihat wajah becky di ponselnya, video call.

"kakak" ucap becky

"ada apa?" ucap becky melihat freen di layar ponselnya

"tidak ada apa-apa kakak hanya ingin memberitahu sesuatu" ucap freen

"memberitahu apa?" ucap becky

freen mengerutkan keningnya saat melihat di belakang gadisnya banyak orang lewat, apa dia sedang berpergian pikirnya.

"sayang kamu tidak lagi di rumah?" ucap freen

"iya engga, aku lagi di luar" ucap becky

"kamu lagi di luar? dimana? kamu lagi di mana?" ucap freen

"aku di mall" ucap becky

"sedang apa? kenapa kamu tidak memberitahu kakak?" ucap freen

"kamu sama siapa?" ucap freen

"kakak sendiri lagi dimana?" ucap becky pasalnya dia melihat freen seperti ada di dalam mobil

"kakak mau pergi" ucap freen

"kemana?" ucap becky

"kakak juga tidak tau, dion yang mengajaknya, dia sangat tidak jelas tiba-tiba mengajak kakak pergi" ucap freen

"oh kakak lagi sama dion?" ucap becky

"iya" ucap freen

"kalian mau kemana?" ucap becky

"jangan aneh-aneh loh ya" ucap becky

"awas aja" ucap becky, mengingat besok hari pernikahannya.

"ya ampun sayang kamu tenang aja kakak tidak akan aneh-aneh" ucap freen

"kalau terjadi sesuatu sama kakak salahin saja mereka nih" ucap freen melihatkan ponselnya ke arah wajah ketiga temannya

"hallo bec" ucap ketiganya saat freen mengarahkan ponselnya ke mereka

"hai" ucap becky saat melihat ketiga teman freen

"tenang aja, kita tidak akan aneh-aneh" ucap reza

"hm, reza benar" ucap heng mengangguk

"loh ada kalian berdua juga?" ucap becky

"iya" ucap freen

"udah sayang kamu jangan pedulikan mereka" ucap freen

"kamu belum jawab pertanyaan kakak, kamu lagi sama siapa?" ucap freen

"udah kali telponnya, biarin becky sama kita dulu hari ini" ucap wilo mengambil ponsel becky, melihat freen.

"tau ya, lagian besok kalian menikah masih aja telponan" ucap irin melihat freen di layar ponsel becky

"loh wilo irin" ucap freen saat melihat istri temannya di layar ponselnya

"jadi becky lagi sama kalian?" ucap freen

"iya, kita mengajak becky shopping sebelum dia menikah besok" ucap wilo

"ada irin?" ucap heng melihat freen

"ada" ucap freen melihat heng

"sama istriku juga?" ucap reza

"iya za, wilo sama lagi becky irin" ucap freen

"sayang" ucap freen melihat kembali layar ponselnya

"iya?" ucap becky

"kamu di mall mana? kakak kesitu aja ya, kakak mau ketemu kamu aja" ucap freen, namun tiba-tiba ponselnya di ambil dion.

"aku tutup telponnya ya bec, jangan dengarkan freen, kalian have fun aja bertiga, freen sama kita aja" ucap dion melihat becky dari layar ponsel freen

"oke" ucap becky

"yon" ucap freen

"syut, diam" ucap dion melihat freen

"bye bec" ucap dion sebelum mematikan teleponnya

Ending telpon pov.

"apa-apaan si yon" ucap freen kesal melihat dion mematikan teleponnya

"kalau kayak gini kita ngapain nongkrong? mending kita ikut sama becky aja" ucap freen

"iya tidak za?" ucap freen melihat reza

"setuju, istriku juga ada di sana" ucap reza

"nah, puter balik aja yon cepet" ucap freen

"kamu tidak bisa sabar? sabar aja kenapa, besok kan mau nikah, masa sekarang mau ketemu becky juga" ucap dion

"biarin becky sama wilo irin aja" ucap dion

"kamu sama kita aja" ucap dion

"iya tidak za, heng?" ucap dion

"setuju" ucap heng

"iya" ucap reza

"za gimana sih? tadi katanya setuju ketemu becky aja" ucap freen melihat reza

"netral aja freen, kemana aja ayo" ucap reza

"tidak punya pendirian banget sih za" ucap freen menggelengkan kepalanya melihat reza

"udah sih, diam aja freen" ucap heng

"ck" gumam freen

"dari pada dengerin suara dia mending dengerin musik" ucap dion menyalakan musik di mobilnya

"fokus nyetir aja si yon" ucap freen

"orang dari tadi juga fokus nyetir" ucap dion

"iya tuan dion, tutup mulutmu" ucap freen

"yon berhenti bentar yon" ucap reza tiba-tiba

"ada apa?" ucap dion menepikan mobilnya

"apalagi sih za?" ucap freen melihat reza

"bukannya itu namo?" ucap reza melihat ke arah luar

"mana?" ucap heng

"namo?" ucap freen

"iya, itu" ucap dion menunjuk ke arah namo

freen langsung melihat ke arah tunjuk reza, benar, dia melihat anaknya di sana dengan tiga laki-laki. apa yang sedang anaknya lakukan pikirnya.

"sedang apa mereka?" ucap dion

"bukankah dua anak laki-laki yang berdiri di hadapan namo terlihat seperti berandal sekolah?" ucap reza

"kamu benar, lihat saja dari penampilannya" ucap heng, dua orang itu memakai baju sekolah, sedangkan yang satunya tidak.

"namo" teriak keempatnya saat melihat namo terjatuh di dorong salah satu murid laki-laki itu

"sialan" gumam freen langsung keluar dari mobil, menghampiri namo diikuti ketiga temannya.

"ya!! berandal sialan" teriak freen berlari menghampiri namo, melihat murid laki-laki yang tadi mendorong anaknya.

"ayah" gumam namo melihat freen berjalan ke arahnya

dua murid laki-laki yang mendorong namo tadi langsung melihat satu sama lain, saat melihat freen dan ketiga temannya berlari ke arahnya, di tambah mendengar namo menyebut freen ayah, mereka berdua langsung sepakat berlari meninggalkan namo, takut.

"ck, sialan" gumam freen melihat orang yang mendorong anaknya kabur

"kamu tidak apa-apa?" ucap freen memegang pundak namo, mematikan anaknya baik-baik saja.

"aku tidak apa-apa" ucap namo

"kenapa kalian ada di sini?" ucap namo melihat freen dan teman-temannya

"kita tidak sengaja melihatmu" ucap reza

"berandal itu, seharunya aku mengejarnya" ucap freen

"haruskah kita mengejarnya?" ucap heng melihat freen

"setidaknya kita harus memberinya pelajaran bukan?" ucap dion

"kamu benar, ayo kejar mereka" ucap freen

"ayo" ucap dion dan heng bersamaan

"tidak perlu" ucap namo

"untuk apa kalian mengejarnya" ucap namo

"kenapa? dia sudah berani mendorong mu" ucap freen

"kita harus memberinya pelajaran" ucap freen

"ayahmu benar" ucap dion mengangguk

"tidak perlu, untuk apa melakukan hal yang tidak penting" ucap namo

"biarkan saja mereka pergi" ucap namo

setelah mengatakan itu namo langsung membalikkan badannya melihat satu orang yang sedari tadi melihatnya, yaitu laki-laki yang ia tolong.

"kamu tidak apa-apa?" ucap namo namun tidak mendapatkan jawaban dari laki-laki itu

"hei" ucap namo, bukannya menjawab ucapannya, laki-laki itu malah mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu, entah apa yang dia lakukan.

setelah selesai mengetik laki-laki itu memperlihatkan ponselnya pada namo

"aku tidak apa-apa" gumam namo membaca hasil ketikan orang itu

namo mengerutkan keningnya, kenapa dia tidak menjawabnya langsung, kenapa harus di tulis di ponsel segala pikirnya, apa dia tidak bisa bicara pikirnya lagi.

sedangkan freen dan teman temannya hanya memperhatikan namo dengan anak laki-laki itu

"maaf aku tidak bisa bicara, terimakasih sudah menolongku" gumam namo membaca tulisan yang di perlihatkan laki-laki itu lagi

"pantas saja" gumam namo mengetahui orang yang ada di depannya tidak bisa bicara maupun mendengar

namo tersenyum tipis saat mengingat dia sedikit bisa bahasa isyarat, dia langsung menggunakan bahasa isyarat untuk berbicara dengan anak laki-laki itu.

"syukurlah kamu tidak apa-apa" ucap namo menggunakan bahasa isyarat

laki-laki itu terlihat kaget saat melihat namo menggunakan bahasa isyarat, dia langsung menyimpan ponselnya, dan menjawab ucapan namo dengan bahasa isyarat juga.

"wah, kamu bisa menggunakan bahasa isyarat?" ucapnya

"iya, sedikit" ucap namo dengan senyumnya

"kamu keren, jarang sekali aku menemukan orang bisa menggunakan bahasa isyarat" ucap laki-laki itu dengan senyumnya

"terimakasih, tapi aku hanya bisa sedikit" ucap namo

"lain kali jika ada yang mengganggumu lagi, kamu harus meminta bantuan orang-orang" ucap namo

"jangan mengalah pada mereka, jika mereka meminta sesuatu padamu jangan berikan apapun" ucap namo

"aku tidak bisa bicara, saat ada yang menggangguku aku tidak bisa berteriak untuk meminta tolong" ucap laki-laki itu

"tidak ada jalan lain selain mengalah dan membiarkan mereka menggangguku" ucapnya lagi dengan wajah sedih

"itu tidak boleh, meskipun kamu tidak bisa bicara, kamu masih memiliki kaki untuk berlari" ucap namo

"jika ada yang mengganggumu lagi, kamu lari saja dari mereka, pergi ke tempat yang ramai agar ada yang menolong mu" ucap namo

"kamu juga punya ponsel, kamu bisa mengirim pesan teks pada seseorang yang menurut kamu bisa membantumu" ucap namo

"jangan pernah mengalah pada brandal seperti mereka, jika kamu selalu mengalah dan terlihat lemah, maka mereka akan selalu mengganggu mu" ucap namo

"iya, lain kali aku akan seperti itu, aku akan mencoba tidak mengalah pada mereka" ucap laki-laki itu

"itu bagus" ucap namo dengan senyumnya

"sekarang kamu boleh pergi, hati-hati di jalan" ucap namo

"iya, terimakasih sudah menolongku, aku pergi duluan" ucap laki-laki itu

"iya" ucap namo mengangguk

"apa itu bahasa isyarat?" bisik freen melihat teman-temannya

pasalnya sedari tadi namo dan laki-laki itu berbicara menggunakan bahasa isyarat

"sepertinya begitu" bisik dion

"apa laki-laki itu tidak bisa bicara?" bisik heng

"jika dia bisa bicara kenapa harus menggunakan bahasa isyarat, kamu aneh" bisik reza

"aku hanya bertanya" bisik heng

"tapi freen" bisik reza melihat freen

"kenapa?" bisik freen

"namo keren, dia bisa menggunakan bahasa isyarat" bisik reza

"kamu benar juga, aku juga tidak menyangka dia bisa bahasa isyarat" bisik heng

"ngomong-ngomong apa kalian mengerti apa yang namo dan laki-laki itu bicarakan?" bisik dion mendapatkan gelengan kepala dari temannya

"ck, kalian bodoh" bisik dion

"memangnya kamu mengerti?" bisik freen melihat dion

"sedikit" bisik dion

"benarkah?" bisik reza dan heng bersamaan

"lalu apa yang mereka bicarakan? beritahu kita" bisik freen

"entahlah aku juga tidak tau" bisik dion

"aku hanya mengerti bagian namo melambaikan tangan pada laki-laki itu sebelum dia pergi, itu artinya namo mengatakan sampai jumpa" bisik dion

"bego" bisik freen, heng dan reza bersamaan melihat dion.

"kalau itu kita juga tau" bisik freen

"aku kira kamu benar-benar mengerti, taunya lebih bodoh dari kita" bisik reza menggelengkan kepalanya melihat dion

"jangan berharap padanya" bisik heng

"apa yang kalian lakukan?" ucap namo melihat freen dan teman-temannya

"kita tidak melakukan apapun" ucap heng

"ngomong-ngomong kenapa kalian berbicara menggunakan bahasa isyarat? apa dia tidak bisa berbicara" ucap freen

"iya, dia tidak bisa bicara" ucap namo mengangguk

"ah seperti itu" ucap freen

"sayang sekali padahal wajahnya tampan" ucap dion

"kamu juga sayang sekali" ucap reza melihat dion

"aku? kenapa aku?" ucap dion

"kamu tampan tapi bodoh" ucap reza dengan tawanya

"bisa bahasa isyarat hanya bagian melambaikan tangan, itu mah anak TK juga tau yon" ucap reza mendapatkan tawaan dari freen dan heng

"ngomong-ngomong kenapa kamu berurusan dengan laki-laki itu dan dua anak sekolah tadi?" ucap heng melihat namo

"ah itu, dua anak sekolah itu mengganggu laki-laki yang tidak bisa bicara tadi, aku hanya sedikit membantunya" ucap namo

namo paling tidak bisa mengabaikan jika melihat ada seseorang di ganggu di depan matanya, dia tidak suka melihat seseorang merasa terintimidasi.

"apa yang mereka lakukan padanya?" ucap reza melihat namo

"merundung, mereka juga meminta uang pada laki-laki tadi" ucap namo

"ck, brandal brandal kecil itu" gumam freen kesal

"seharunya tadi kita mengejarnya dan memberinya pelajaran" ucap freen

"kamu benar" ucap dion

"tapi kamu keren, kamu membantu laki-laki itu, dan kamu juga berbicara dengannya menggunakan bahasa isyarat" ucap reza melihat namo

"ngomong-ngomong bagaimana bisa kamu bisa bahasa isyarat?" ucap freen melihat anaknya

"aku hanya bisa sedikit, dulu aku pernah mempelajarinya" ucap namo

"kamu keren, sama sepertiku" ucap freen dengan senyumnya

"anakmu saja yang keren, kamu tidak keren sama sekali" ucap dion

"syut, tutup mulutmu" ucap freen melihat dion

"siku mu" teriak reza melihat siku namo tergores dan sedikit mengeluarkan darah

"sikunya terluka" teriak reza memegang siku namo

"apa? dia terluka" teriak ketiga temannya langsung mendekati namo, melihat sikunya.

"astaga, bagaimana ini?" ucap heng

"seharunya kamu berhati-hati" ucap freen menatap khawatir anaknya

"apa ini sakit?" ucap dion melihat namo

"ada apa dengan kalian?" ucap namo melihat empat laki-laki yang menatapnya penuh khawatir

"kenapa kalian menghawtirkan ku tanpa alasan?" ucap namo

"tanpa alasan apanya? siku mu terluka, ini bahaya" ucap freen

"cepat panggil dokter dan ambulan" ucap dion

"bagaimana dengan UGD?" ucap reza

"terlalu lama jika kita panggil ambulan" ucap heng

"itu benar, lebih baik kita langsung kerumah sakit saja" ucap freen

namo tidak habis pikir melihat freen dan teman-temannya, sikunya hanya mengeluarkan setetes darah, tapi empat laki-laki ini sangat heboh sampai ingin memanggil ambulan.

Terimakasih<3
jangan lupa vote dan komen ya
maaf kalau tidak nyambung atau banyak kurangnya🙏🏻
Kritik dan saran di persilahkan

Continue Reading

You'll Also Like

84K 10K 40
(Misgendering⚠️) Bumi itu luas, Ia tidak akan membuatmu kesepian.
3K 66 44
Setelah Becky menjadi laki-laki dan menikahi Freen Sarocha (Aucha), Becky harus beradaptasi dengan jenis kelamin barunya sebagai seorang laki-laki da...
41.5K 4.2K 38
Daniela adalah seorang mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas ternama di Thailand, dia gadis yang periang, cantik dan cerdas. Suatu hari dia terl...
3M 150K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞